Jimin (Friend) : Cahaya matahari di laut yang dalam

251 23 13
                                    

Waktu sudah menunjukkan sore hari, tapi dormitory BTS tetap sepi, selain Jimin yang sudah pulang beberapa jam yang lalu, yang lainnya masih berada di studio mereka masing-masing.

Jimin duduk di depan komputernya menonton sebuah film sambil memakan ramyeont di tangan kanannya, Ia menatap layar komputer itu dengan serius mendalami cerita yang disampaikan di film itu.

Ceklek!

Tiba-tiba suara pintu kamarnya terdengar nyaring membuat Jimin seketika terkejut dan menoleh, dilihatnya orang yang barusan masuk adalah Taehyungie dengan mantel tebal, memakai masker tebal, kacamata dan topi baret pelukis berwarna cokelat, wajahnya hampir tak terlihat

Jimin berbalik dengan kursi putarnya sambil tersenyum meletakkan ramyeont di tangannya ke atas meja, "Chinguya!" panggil Jimin senang, "kau sudah pulang?" lanjutnya

Taehyung menjawab, "ne~" dengan nada bergetar dan tenggorokan tercekat. Ia tak menatap Jimin, hanya terus melanjutkan melepas masker hitam dan topinya, lalu melepas mantel cokelatnya menggantungnya di tiang gantungan di kamar mereka.

Jimin berkerut, nada suara Taehyung membuatnya curiga, "Taehyung-ah... kau kenapa?" tanya Jimin penasaran, Ia mulai berdiri mencoba menghampiri Taehyungie yang masih melepas mantelnya, memunggungi Jimin.

Taehyung tak menjawab, Ia berhenti setelah mantel itu menggantung, tangan kirinya menyentuh wajahnya mencoba menahan suara tangisan yang terdengar

Jimin, "kau baik-baik saja?"

Taehyung mengangguk, menyeka air mata yang membasahi pipinya, Ia lalu melepas kemeja cokelatnya melemparnya ke dalam keranjang laundry.

Betapa terkejutnya Jimin saat melihat kulit punggung Taehyung terdapat banyak bercak kemerahan dengan sedikit bengkak kecil di tiap titik merah itu, "Taehyung-ah! Punggungmu? Apa kau benar-benar baik-baik saja?"

Taehyung berbalik, menyentuh punggunnya, namun saat Ia berbalik, perut dan dadanya juga terdapat bercak kemerahan membuat Jimin lebih terkejut lagi, "Taehyung-ah!" pekik Jimin

Jimin langsung berlari menghampiri Taehyungie dan memastikan seberapa parah ruam merah itu

Taehyung menjawab, "Jimin-ah, aku baik-baik saja, aku akan mengoleskan salep setelah mandi" kata Taehyung mencoba menenangkan sahabatnya

Jimin menatap Taehyungie penuh curiga, Ia berkerut, "Apa yang sudah kau lakukan sampai kau dapat ruam-ruam merah seperti ini?"

Taehyung, "Ini karena aku terkena matahari, kemarin matahari bersinar terik" kata Taehyung mencoba membuat alasan

Jimin mendesah, "bersinar terik apanya, jelas-jelas, di Seoul dan Ilsan kemarin cuaca sedang dingin.. " Jimin menghentikan kalimatnya, "tunggu.. " 

Taehyung tak menjawab Jimin, Ia melepaskan tangan Jimin dan mencoba kabur dari apa yang mau ditanyakan Jimin padanya

Jimin menahan Taehyungie lalu melanjutkan kalimatnya, ".. Kau tidak pergi ke Ilsan?" 

Taehyungie, "Jimin-ah, aku ingin pergi mandi"

Jimin tambah kesal melihat tingkah sahabatnya yang selalu ingin kabur, "Taehyung-ah, ruam seperti ini selalu kau peroleh saat kau berada di bawah sinar matahari terik, kau tahu seluruh korea sekarang sedang musim dingin?..."

Taehyungie tak menjawab, Ia pasrah dengan tebakan Jimin yang hampir benar,

Jimin bertanya lagi dengan curiga, ".... Kau tidak pergi ke Australia kan?"

Taehyungie tak bisa mengelak lagi, Ia lelah lalu menjawab Jimin apa adanya, "Jimin-ah.. aku hanya"

Jimin, "Taehyung-ah, kau bisa menipu seluruh alam semesta, tapi kau tidak akan pernah bisa menipuku"

My YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang