Suga berbaring di matras rumah sakit, matanya terpaku pada langit-langit kamar yang putih dan steril. Di luar jendela, salju turun dengan lembut, menambahkan lapisan putih yang tenang di jalanan kota. Namun, meskipun pemandangan itu begitu indah, Suga tidak bisa merasakan dinginnya salju yang membasahi tanah. Baginya, salju hanya bisa dinikmati dari kejauhan, hanya bisa dilihat namun tidak dirasakan.
Bahunya masih terasa nyeri, mengingatkan Suga akan pertarungan berbahaya beberapa hari lalu. Pertarungan itu terjadi ketika ia berusaha melindungi Jimin dari bahaya, dan sejak saat itu, Suga harus terbaring di rumah sakit untuk memulihkan bahunya yang retak. Meskipun tubuhnya sembuh perlahan, rasa sakit fisik bukanlah yang membuatnya merasa sunyi dan kesepian di malam itu.
Kesunyian kamar rumah sakit hanya terganggu oleh suara mesin medis yang sesekali berbunyi. Suga merenung dalam-dalam, hatinya merasa hampa. Ia terdiam dalam keheningan, membiarkan pikirannya melayang ke masa lalu yang penuh dengan perasaan yang telah lama ia simpan.
Tak sekali dua kali sejak merasa kesepian di ruang inap sialan itu, malam ini setelah Namjoon berkata bahwa Jimin pulang ke Busan selama 3 hari, kucing putih itu tau ada yang tidak biasa dengan Jimin, mungkin trauma itu atau hal lain sedang mengganggunya. Terakhir kali bertemu Jimin sebelum anak itu kembali ke Seoul, dia terlihat tak begitu bahagia, sudah pasti Ia menyimpan lukanya dalam-dalam.
Suga menghela nafas, Ia merogoh ponselnya dan membuka room chat Jimin, mengetik beberapa pesan untuk sekedar memastikan apakah Jimin baik-baik saja.
Tapi.. sesaat sebelum pesan itu terkirim Suga mengurungkan niatnya, mungkin.. Jimin perlu waktu, mungkin dia sedang tak ingin bicara, "mungkin dia perlu waktu" gumam Suga lemah
Kucing putih itu segera ingin membuang pikirannya jauh-jauh, hampir menarik selimut putih untuk segera tidur, tapi suara dalam kepalanya amat berisik memintanya untuk melakukan apa yang alam bawah sadarnya inginkan.
Ia begitu lama tak mendengar suara Jimin atau melihat Jimin, hatinya haus, ingin bicara walau hanya dalam teks singkat.
Hingga akhirnya setelah tak tahan dengan kerinduan yang telah disangkalnya, Suga menyambar kembali ponsel di atas nakas tempat tidurnya, Ia membuka menu kontak lalu segera menelpon Jimin.
Dari seberang, hanya terdengar suara pesawat telpon yang menunggu tersambung dengan seseorang yang dituju, tapi belum ada jawaban hingga sambungan itu terputus.
Namun Suga tak menyerah, Ia kembali mencoba sekali lagi sampai akhirnya telepon itu tersambung.
"Hm, Suga hyung" suara itu parau setengah mendesah dan serak, seperti suara orang yang sedang sakit atau terguncang membuat hati si kucing putih menjadi lebih cemas, dahinya berkerut.
"Jimin-ah" panggilnya, "kau dimana?"
Jimin tak langsung menjawab, Ia menjeda perkataanya sampai telepon itu hening lalu mendengus pelan dan menjawab, "di tepi pantai"
"Hm, berlibur?"
"ne"
"..."
"Bagaimana keadaan hyung? Apa hyung merasa lebih baik?"
"ya"
"maaf aku tak bisa menemani hyung, padahal aku berhutang banyak"
"Aku baik-baik saja, aku akan pulang sebentar lagi"
"Syukurlah"
"Namjoon bilang kau pergi ke Busan"
"Ya, aku pulang ke rumah orangtuaku"
"Wae?"
"Kenapa apa?"
"Itu tidak biasanya"
"Tidak ada aktifitas beberapa hari ini, aku mau pulang"
KAMU SEDANG MEMBACA
My You
RomanceKeputusan apa yang akan diambil Taehyung dan Jungkookie setelah mengalami badai besar pada 2017-2018? Mengingat banyak hal telah menentang cinta mereka, Taehyung tak bisa membiarkan orang-orang membenci dirinya dan Jungkookie, maka berpisah adalah k...