"Baiklah, kalau begitu sampai jumpa di kelas vokal" kata Taehyungie sebelum akhirnya beranjak pergi ke studionya dengan berat hati, tak ada yang bisa dilakukannya selain hanya tersenyum kepada Jungkookie.
"Sampai jumpa hyung" jawab Jungkookie yang hanya tetap duduk diam di kursi panjang dekat vending mechine itu.
Sementara Taehyungie berbalik, menggigit bibirnya dengan kecewa tak kembali menoleh lagi pada Jungkookie. Beruang musim dingin itu selalu pandai menyembunyikan ekspresinya dari siapapun. Sangat mudah baginya menahan wajahnya tetap bersinar cerah atau datar, sesuai keinginannya untuk menyembunyikan apa yang sebenarnya dia rasakan.
Taehyungie menghela nafas sambil menyeka keringat yang menetes dari dahinya, Ia terus berjalan hingga akhirnya sampai di depan pintu studionya. Taehyung berdiri mematung beberapa saat lalu memejamkan matanya, menyandarkan dahinya sambil mendesah lelah. Ia tak berkata apapun, hanya sunyi dalam diamnya.
Perlahan tangannya menekan gagang pintu studio hingga pintu itu bergeser, terbuka, mempersilahkan pemiliknya masuk.
Tanpa berkata apapun, Taehyungie duduk di sofa cokelatnya, Ia hanya tertunduk dengan tatapan kosong, tak tahu apa yang sedang dipikirkannya, hanya suara nafasnya yang terdengar samar-samar.
Kedua tangannya menarik tas yang diletakkannya di atas sofa, Ia menarik resleting pengunci tas lalu mengeluarkan sebuah kotak kertas yang cukup kokoh. Taehyungie mendesah lagi sambil membuka kotak kertas itu perlahan. Gimbab yang dibuatnya masih utuh, meskipun agak berantakan dengan beberapa lembar kertas rumput laut yang terlepas satu sama lain.
Taehyungie tidak pandai memasak, juga tidak tidak begitu pandai membuat gimbab sederhana isi tuna dan sayur. Wajahnya kecewa lagi, melihat dua gulung gimbab di depannnya. Ia seharusnya sudah tau ini tidak akan mungkin berhasil.
Dengan tangan yang berat, Ia mengambil segulung gimbab itu dengan tangan kanannya, memperbaiki sisi kertas rumput laut yang terlepas dengan sisa uap dari nasi yang digulung. Perlahan Ia mengangkat gimbab itu, memasukannya ke mulutnya dan mengigitnya sebisanya.
Tenggorokannya tercekat saat Ia memakan gimbab itu, tanpa sadar, air mata menetes di pipi kirinya, tapi itu tak terlihat karena Taehyungie terus menunduk melihati gulungan gimbab yang dia buat untuk seseorang, berharap orang itu akan makan bersamanya, tapi tidak
Beruang musim dingin itu tak bersuara, dia hanya terus mengunyah gimbab yang sudah hampir hancur itu perlahan-lahan, menahan angin sesak di dadanya. Ia seolah tak bisa berbuat apapun dan tak bisa menyalahkan siapapun atas yang sudah terjadi padanya akhir-akhir ini. Meskipun langit dan orang-orang disekitarnya mendung seperti awan hujan, Ia harus tetap makan, Ia harus tetap mengisi perutnya, walaupun sedih.
Taehyungie banyak berfikir, masalah yang belum selesai dari beberapa tahun lalu, orang-orang yang membencinya, kisah cintanya dengan Jungkookie, ketakutannya dan.. jati dirinya yang mungkin akan hilang. Tak ada seorangpun yang benar-benar bisa menjadi tempatnya bersandar selain dirinya sendiri.
Taehyungie menangis lagi menelan gimbab itu. Teringat masa kecilnya saat tinggal di rumah nenek. Ia ingat benar bagaimana Ia bisa hidup seperti manusia biasa, anak kecil yang normal, bermain dengan bebasnya, makan dengan senang hati, tanpa ada seorangpun yang benar-benar memperhatikan setiap perbuatannya, tak ada pembenci kecuali anak nakal yang tinggal di sebelah rumahnya.
Juga ibunya yang suka membuatkan gimbab isi tuna dan stik kepiting, juga sayuran dan daging babi. Ia ingat, bagaimana Ibunya memeluknya saat Taehyungie dijahili anak-anak seusianya saat kecil.
Dalam dunia yang begitu berkilau ini, anak kecil dalam tubuh Taehyungie sudah sekarat, hampir mati menahan beban dunia yang harus dipikulnya demi sebuah impian yang sebenarnya tidak benar-benar dia inginkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My You
RomanceKeputusan apa yang akan diambil Taehyung dan Jungkookie setelah mengalami badai besar pada 2017-2018? Mengingat banyak hal telah menentang cinta mereka, Taehyung tak bisa membiarkan orang-orang membenci dirinya dan Jungkookie, maka berpisah adalah k...