Hati dingin Jimin

171 13 6
                                    

Taehyungie membuka matanya perlahan, dengan berat dan kedipan yang agak lengket karena lem bulu mata dan maskaranya yang tebal. Entah bagaimana malam ini riasanya terlihat lebih sempurna daripada hari-hari lain, seolah-olah Ia akan datang ke sebuah acara penghargaan besar.

Rambutnya ditata rapi, dengan kilau dan gemerlap, wajahnya dibuat lembut dengan lensa mata berwarna emas, setelannya juga dibuat amat formal dan rapi. Ia benar-benar terlihat sempurna seperti seorang pangeran yang siap dengan kuda putihnya. Sementara stylish telah mengatur style pakaiannya menjadi setengah formal gaya eropa yang membuatnya terlihat lebih mirip pangeran daripada seorang selebriti.

 Sementara stylish telah mengatur style pakaiannya menjadi setengah formal gaya eropa yang membuatnya terlihat lebih mirip pangeran daripada seorang selebriti

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sempurna" gumam seseorang dengan suara besar di belakangnya dengan tawa puas penuh kemenangan

Taehyungie melirik dan melihat orang bertubuh gempal itu melalui cermin di depannya, "Kenapa harus setebal ini, PD-nim?" 

"Ini harus dibuat pantas untuk apa yang akan kita dapatkan, Taehyung-sshi" jawab PD-nim

"Kita?"

PD-nim setengah berkerut, "Taehyung-sshi" gumamnya

"Apa ini artinya masih ada 7 tahun lagi?"

PD-nim mulai mengerti, kerutannya makin tebal saat mendengar pertanyaan Taehyungie yang membuatnya hampir kesal, tubuhnya membungkuk, sementara tangan kanannya merangkul seluruh bahu Taehyungie seolah sedang mengajaknya bekerjasama, "Apa yang kau inginkan, Taehyung-sshi? bukankah kau ingin membuat musik atau berakting seperti yang kau inginkan sebelumnya?"

Taehyungie terkekeh tak menjawab

"Jika kau bisa mengambil hati sang pangeran.. bisa kau bayangkan berapa nilai uang itu, 900 milyar won, Taehyung-sshi, bahkan hanya dengan 1-2 milyar won saja kita sudah bisa mendebutkan grup baru, bagaimana dengan 900 milyar? kita bisa memberi 5 agensi baru"

Taehyungie, "lalu apa yang kudapatkan"

PD-nim tersenyum menyeringai, "kebebasan"

"Kau selalu menjanjikan seperti itu tapi aku bahkan tak pernah benar-benar merasakannya"

"Apa yang tidak kau rasakan?"

"..."

"Apa kau masih marah karena rumor itu? karena aku meminta kau dan Jungkookie putus?"

"PD-nim" jawab Taehyungie gusar

PD-nim terkekeh tipis, "Taehyung-sshi, apa kau pikir aku tidak tahu apa yang telah kau dan Jungkookie lakukan? rumor itu? siapa yang membuatnya?" tanyanya sekali lagi, tawa itu sedikit makin keras, ".. bukankah harusnya kau berterimakasih padaku? Aku membiarkanmu dan Jungkookie dan aku telah membayar seluruh kekacauanmu"

Taehyungie tak lagi menjawab, bibirnya terkatup dengan tatapan telah kalah, kejadian 4-5 tahun yang lalu itu muncul karena Ia dan Jungkookie, itu salah mereka dan perusahaan harus menanggung semua akibatnya. Seolah masalah itu adalah belenggu yang menahannya di penjara. Seluruh perjanjian dan kesepakatan yang telah dibuatnya, semuanya, Ia harus tahan meminum getahnya.

PD-nim tersenyum puas melihat Taehyungie tak bicara lagi, Ia tahu anak itu sudah kalah dan tak akan sanggup melawannya lagi. Si rubah tua bertopeng malaikat itu lalu berdiri menepuk punggung Taehyungie sekali lagi sambil berkata, "Lakukanlah yang terbaik"  lalu berlalu meninggalkan anak itu di ruang riasnya.

Taehyungie tak menjawab.

Suasana hatinya jadi amat dingin, Ia sangat marah pada rubah tua itu, tapi memang tak ada yang bisa Ia lakukan selain melakukan apapun yang rubah tua itu inginkan. Memenangkan tender investasi dari jalur rayuan seperti ini, ah.. itu benar-benar ada di dunia, ini bukan pertama kalinya Ia melakukannya kan?

Taehyungie mendesah berat.

Beberapa saat setelah PD-nim meninggalkan aula rias, pintu ruangan itu terbuka lagi, seseorang masuk dengan banyak penjaga dan juga Nicole. Dengan sisa riasan dan pakaian senada yang dikenakan member saat pemotretan kemarin, itu adalah Jimin. Ia masuk dengan wajah datarnya tanpa mengatakan apapun, lalu langsung duduk di sebelah Taehyungie yang riasannya hampir selesai.

Sampai saat ini Ia dan Jimin sama sekali tak bicara, mungkin Jimin masih trauma dan marah, keadaannya mungkin belum begitu stabil seperti sebelumnya, setidaknya itulah yang dikatakan Taehyungie pada dirinya sendiri. Mata si beruang musim dingin itu mencuri pandang sekali-kali melihat apakah Jimin memperhatikannya. Tapi Nihil, Jimin sama sekali tak menoleh yang membuat Taehyungie merasa bagaikan lalat yang tak digubrisnya.

"Jimin-ah" panggilnya tipis dengan suara yang keluar begitu saja

Jimin tak menjawab, Ia masih sibuk dengan kapas dan air mawar penghapus make-up nya.

Taehyungie mencoba sekali lagi, "apa pemotretanmu-" kalimatnya terpotong.

"Aku lelah sekali" kata Jimin tipis, agak ketus dan tanpa melihat wajah sahabat disampingnya, seolah tak ingin bicara lebih banyak.

Taehyungie tak bisa melakukan apapun lagi, ia terdiam seketika saat Jimin berkata seperti itu, perkataan itu terdengar amat kasar di hatinya, Jimin benar-benar tak tertarik untuk mengobrol apapun.

Taehyungie berkedip-kedip, mencari cara untuk membuat Jimin bicara lagi dengannya, tangannya menyambal sebotol air mineral dingin dari kotak es disamping kursi riasnya, lalu kembali menoleh pada Jimin sambil berkata, "minumlah"

Jimin tak bereaksi, Ia hanya melihat botol mineral itu diletakkan di atas meja riasnya, tak menyentuhnya sama sekali, wajah dinginnya menoleh dan menatap mata sang sahabat dengan acuh, "gomawoyo" jawabnya singkat.

Taehyungie membalas dengan senyum tipis, tapi sebelum Ia mulai melengkungkan bibirnya, Jimin telah terlanjur menoleh lagi ke cermin rias membuat sang beruang musim dingin itu berhati sedih sekali lagi.

Taehyungie menghela nafas sekali lagi, Jimin begitu dingin dan mengabaikannya, tidak tahu apa yang sebenarnya Jimin pikirkan, akhir-akhir ini raja filter itu jadi agak tempramen.

"Taehyung-sshi" seseorang memanggilnya, suara lembut penuh rasa hormat Nicole yang tiba-tiba sudah berdiri di belakangnya, mengemas beberapa barang dalam tak kecilnya lalu memperbaiki riasannya sendiri, tak ada waktu untuk melakukan make up artist, Nicole melanjutkan kalimatnya setelah Ia selesai, "baiklah ayo berangkat"

Taehyung mengerti tanpa menjawab. Sekali lagi Ia menoleh pada Jimin, Ia berdiri menghampiri sahabatnya, berjalan pelan sampai akhirnya tiba di bahu kiri Jimin, Ia menatap Jimin dari bayangan cermin di depannya dengan mata indah, agak sayu, bertanya-tanya apa yang Jimin rasakan sampai Ia begitu dingin, "Jimin-ah" panggilnya lembut, "Kau mau kemana setelah ini?"

Jimin masih berwajah datar, Ia menghela nafas lelah tak ingin menggubris anak aneh itu, "pergilah" katanya tipis

"Mianhaehyo Jimin-ah.. aku benar-benar tidak ingin bertengkar denganmu"

Jimin tak menjawab, Ia mengalihkan pandangnya, berlalu pergi ke ruang ganti untuk melepas pakaiannnya, meninggalkan Taehyungie dengan bayangannya.

"Taehyung-sshi, kita harus pergi"

Taehyungie mengangguk, "ne" jawabnya.

My YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang