Jejak Jean dari Arc

157 15 3
                                    

Sang Pangeran terdiam setelah mendengar jawaban Taehyungie, apa yang Sang Seniman itu katakan sudah cukup untuk membuat detak jantungnya terhenti, tatapannya makin dalam, Ia lalu bergumam pelan, "Kau ingin pergi?" tanyanya lembut

Taehyungie berkerut, Sang Pangeran semakin aneh, wajah yang baru saja berubah menjadi iblis kini tiba-tiba berubah kembali seperti malaikat seolah tak ada niatan buruk dari Sang Pangeran padanya. Taehyungie menjawab, "Aku ingin pulang"

Sang Pangeran berkedip sedih, Ia mendesah, "ah sayang sekali"

"..."

"Sir Kim.. jangan takut padaku" desah Sang Pangeran mencoba tenang dan normal seolah tak terjadi apa-apa, "Biarkan aku melihat wajahmu untuk terakhir kali" lanjutnya, Ia berjalan mendekat kepada Taehyungie, matanya berkaca-kaca menatap lekat, sekali lagi diusapnya pipi Sang Seniman itu lembut lalu tanpa ada sedikitpun kekuatan dan niat untuk menyerang, Sebastian mencium pipi kiri Sang Seniman. Nafasnya hangat berdesir menyebarkan aroma manis dan segar dari kayu-kayuan basah di hutan, aroma itu seolah membawa siapapun yang menciumnya membayangkan dirinya di tengah hutan belantara yang indah dengan burung berwarna warni dan rusa putih bertanduk cabang yang sempurna, Ialah Sang Pangeran.

"Pergilah" gumam Sang Pangeran di telinga Taehyungie dengan lembut lalu menarik wajahnya dan berdiri seperti semula, "Terimakasih telah datang" lanjut Sang Pangeran itu sopan menundukkan wajahnya setengah seolah sedang meghormati sesuatu yang Ia anggap sama dengannya.

Taehyungie tak menjawab, Ia terdiam sejenak memahami apa yang mungkin Pangeran Sebastian rasakan sebenarnya, Sebastian bukanlah penguasa yang begitu buruk meskipun tawarannya cukup kejam dan tamak, Taehyungie merasa mungkin Ia hanya beruntung malam ini Sebastian melepaskannya.

Sesaat kemudian Taehyungie membalas Sebastian, menundukkan setengah wajahnya, membungkukkan setengah punggungnya untuk terakhir kali.

Hingga akhirnya, tiba-tiba pintu besar itu terbuka dengan sendirinya, tak ada penjaga yang menghadangnya, sama sekali tampak normal.

Sang Seniman itu hanya menoleh sebentar memastikan tak ada sesuatu atau hal lain yang mungkin mengancamnya.

Taehyungie akhirnya melangkahkan kakinya keluar dari dalam ruangan itu meninggalkan Sebastian di belakang, menyusuri lorong demi lorong dan semakin jauh tanpa menoleh. Pergi dari dunia berbahaya yang tak pernah Ia bayangkan sebelumnya di balik wajah teduh Sang Pangeran.

Sementara itu, Sebastian hanya menatap punggung Sang Seniman yang makin jauh itu dengan datar, seolah menatap kapal yang baru berlayar pergi ke lautan dan tak akan pernah kembali. Hatinya kecewa dan tersadar, mungkin Ia tak seharusnya berkata seperti itu pada Tuan Kim.

"Kenapa anda melepaskannya, Yang Mulia" seseorang berbisik pelan di samping Sang Pangeran

Sebastian tak langsung menjawab, Ia mengambil jeda beberapa detik lalu berkedip tanpa menjawab. Hingga saat punggung Sang Seniman itu tak terlihat lagi, Pangeran Sebastian berbalik masuk kembali ke ruangan kamarnya dengan perasaan kecewa, meski wajahnya dingin tapi matanya tak bisa berbohong. 

"Pergilah, Renault" kata Sang Pangeran lemah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Pergilah, Renault" kata Sang Pangeran lemah

"Yang Mulia, apa anda baik-baik saja?"

Sang Pangeran belum menjawab, sebelum pintu raksasa itu kembali ditutup, Ia menjawab sekali lagi, "Aku tak bisa menyakiti jejak Jean sedikitpun" lalu melangkah pergi menghilang di dalam ruangan itu

Sementara pelayan setia, Renault tak lagi menjawab, matanya bekedip sayu seolah telah banyak mengerti apa yang dicari oleh Pangeran Sebastian selama ini. Renault mengangguk mengerti, memberikan hormat terakhir pada Sang Pangeran sebelum pintu raksasa itu memisahkan Tuan-nya dari dunia luar.

"Apa penari itu benar-benar mirip?" gumam Renault.

---

Pelarian Taehyungie benar-benar berhasil, setelah susah payah mencari jalan yang tadi Ia susuri bersama Sebastian, akhirnya Ia menemukan aula utama tempat pertama kali Ia masuk dan meninggalkan Nicole dan Manajer-nim.

Tapi mereka sama sekali tak terlihat, hanya ada aula kosong dengan penjaga yang tak juga bergerak. Pelarian Taehyungie melambat hingga akhirnya berhenti, Ia sendirian, ditolehnya jalan di belakangnya, Sang Pangeran benar-benar membiarkannya pergi dengan aman tanpa kejaran pengawal-pengawalnya.

Sejenak terlintas dipikirannya apa yang membuat Pangeran Sebastian berlaku begitu mudah padanya, jika saja Ia tidak beruntung, mungkin Pangeran Sebastian dengan bengis menidurinya.

"Kim Taehyung!" tiba-tiba sebuah suara memekik memecahkan sejenak lamunannya dan pikirannya pada Sang Pangeran, Ia menoleh ke sumber suara yang memanggilnya. 

Itu adalah Nicole yang terus berusaha memanggilnya dari luar wilayah Istana bersama Manager-nim disampingnya. Orang-orang kerajaan Luxemburg itu benar-benar mengusir tim HYBE keluar, betapa berbahayanya situasi beberapa waktu yang lalu dengan Taehyungie yang berada di dalam sendirian.

"Manager-nim, Nicole?" gumamnya, tanpa ragu lagi sebelum pintu istana itu tertutup, Taehyungie melangkah keluar, setengah berlari cepat-cepat berlindung pada seluruh tim HYBE yang menunggunya di depan.

"Taehyung-sshi apa kau baik-baik saja?" tanya Manager-nim pertama langsung menangkap bahu Sang Seniman yang gugup setengah mati

"Apa.. apa yang terjadi?" tanyanya dengan nafas pendek terengah-engah.

"Cepatlah masuk ke mobil dan kembali" jawab Manager-nim memburu, cepat-cepat membawa tim dan Taehyungie pergi dari wilayah bangsawan Luxemburg itu.

Mereka segera menjauh, melewati pintu gerbang raksasa dan meluncur ke jalanan menuju tempat yang lebih aman.

Situasi ini jelas-jelas bukan hal yang menguntungkan bagi siapapun, tapi apakah Sang Pangeran benar-benar akan membiarkan ini begitu saja, atau Ia sedang merencanakan hal lain?

Dalam helaan nafas pendek-pendek dan upaya untuk mengatur nafasnya, Taehyungie masih memikirkan Sang Pangeran, bukan karena menyukai Pangeran berwajah teduh itu, tapi.. kenapa dia melepaskannya disaat Ia bisa melakukan apapun pada Taehyungie?

"Taehyung-sshi, minumlah, kau benar-benar kelelahan" kata Nicole sambil menyodorkan sebotol air minum dari sampingnya.

Taehyungie tak menjawab, Ia hanya menerima botol itu di tangannya, menelan setegak demi setegak air untuk menenangkan perasaanya yang kacau dan memahami apa yang sedang terjadi.

"Kami telah diusir Mr. Renault sejak kau dan Pangeran pergi dan menghilang, Taehyung-sshi" kata Nicole lagi

Taehyungie berkerut, "diusir?"

Nicole, "Mereka bilang kami mengganggu dan tak punya undangann untuk masuk"

Taehyungie, "..."

Nicole, "Apa yang terjadi padamu? Apa Sebastian melakukan hal buruk padamu?"

Taehyungie, "hampir"

Nicole, "Hampir?! Taehyung-sshi?! Katakan?"

Taehyungie, "Sebastian hampir memaksaku menerima tawarannya"

Nicole, "tawaran apa?"

Taehyungie, "hal ini.." Ia mendesah, "biarkan aku mengatakannya pada Hitman Bang langsung, Nicole"

Nicole berkerut tak tahu apa yang Taehyungie tahu dan apa yang akan dilakukannya setelah bertemu Sang Pangeran.

--

My YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang