Tinggal Suga sendirian di kamar itu sementara Jimin pergi mandi. Suga masih terdiam, matanya menatap pada tulisan di buku yang dibacanya, tapi pikirannya melayang masih memikirkan Jimin.
Ponsel yang ditinggalkan Jimin di atas meja sofa itu memancingnya, seketika dalam hati Suga, Ia ingin beranjak dan membuka ponsel itu, memeriksa apa yang mungkin bisa diketahuinya dari sana, mungkin juga sedikit tentang perasaan Jimin padanya.
Tapi Ia mengurungkan niatnya, Ia tak beranjak untuk memeriksa ponsel Jimin yang menggoda, sebaliknya berputar arah, mengambil selembar handuk putih untuk diberikan kepada Jimin.
langkahnya hati-hati, mencoba agar tidak membuat Jimin salah berpikir tentangnya lagi. Di depan pintu kamar mandi, Suga terdiam sejenak, berpikir ulang untuk memanggil Jimin, Ia hanya sedikit takut jika mengajaknya bicara lagi, bukan memperbaiki keadaan tapi malah akan memperburuknya, jadi.. Suga meninggalkan handuk itu di rak handuk samping kamar mandinya, Jimin pasti akan mengambilnya sendiri, lalu Suga berlalu pergi kembali ke ranjang tempat istirahatnya, Ia mematikan sakelar lampu danmmenyalakan redup lampu di nakas samping tempat tidurnya. Bergeser ke tepi ranjang supaya Jimin bisa tidur disampingnya, jika mau.
Hidupnya cukup lelah belakangan, Ia tak ingin membuat perasaannya ikut lelah, bukankah sedari awal, saat Ia mengakui bahwa dirinya menyukai Jimin, cintanya saja cukup untuk mereka berdua? Bukankah Ia bertekad untuk tidak menunjukkan apa-apa pada Jimin?
Tapi saat ini Jimin begitu dekat
Hingga beberapa saat kemudian, Suga benar-benar terlelap dalam tidurnya. Meninggalkan kenyataan dunia yang tidak begitu disukainya.
Sementara Jimin yang barusan selesai mandi dan bersiap tidur, duduk di meja rias, memakai perawatan kulit rutinnya tanpa berkata apa-apa. Di belakang cermin, Ia bisa melihat bayangan Suga hyungnya, mata kucing putih itu runcing, tertutup dengan damai, kantung mata tipis sedikit menghiasinya, wajahnya lelah namun juga damai.
Jimin sama sekali tak bereaksi melihat wajah manis dengan kulit seputih salju itu. Wajahnya sama sekali tak terkesan. Hanya beberapa detik, Ia langsung mengalihkan pandangannya, tak tertarik untuk memandangi Suga hyung seperti Ia menatap nanar Taehyungie saat tidur di dorm.
Jimin lalu beranjak, setelah mengoleskan krim wajah, bersiap tidur. Di atas ranjang, dilihatnya Suga bergeser jauh seakan memberikan ruang untuk orang yang akan tidur di sebelahnya, Jimin bergumam tipis, "orang itu benar-benar mengizinkanku tidur dikasurnya malam ini?"
dengan sepasang bantal dan selimut putih yang terlipat rapi, sepertinya Suga telah mempersiapkannya untuk Jimin, secara tidak langsung, mempersilahkan Jimin tidur disampingnya.
"Hyung sudah tidur?" tanya Jimin lembut dengan nada datar.
Suara itu langsung membangunkan Suga dari tidurnya, matanya bergerak dan terbuka tipis, samar-samar melihat Jimin yang berdiri di tepi ranjang
"Tidurlah disampingku" desah Suga setengah sadar, nada suaranya dalam dan lembut, setengah mengharap, tak lama matanya terpejam sekali lagi, gunung es runcing itu benar-benar, Ia tidak terlihat seperti orang sadar.
Jimin tak menjawab, "geure" lalu merebahkan tubuhnya di sisi lain, berjauhan dengan Suga yang berbaring di sisi lainnya.
Tentu saja ini bukan pertama kalinya mereka tidur bersama, tapi begitulah Suga sejak awal mereka debut, Suga adalah orang yang paling angkuh karena selain Namjoon dan Jhope, Ia sangat andal dalam membuat musik. Tak ada yang lebih diperlakukannya dengan baik selain Namjoon dan Jhope.
Jimin menghela nafas, mengingat apakah benar hanya dirinya yang paling tidak diperlakukan baik oleh Suga hyung? Taehyung bilang Suga menyukainya, tapi selama ini Ia sama sekali tak merasa demikian, justru Suga sangat kasar padanya, kadang.
KAMU SEDANG MEMBACA
My You
RomanceKeputusan apa yang akan diambil Taehyung dan Jungkookie setelah mengalami badai besar pada 2017-2018? Mengingat banyak hal telah menentang cinta mereka, Taehyung tak bisa membiarkan orang-orang membenci dirinya dan Jungkookie, maka berpisah adalah k...