5001 - Menjemput Luka

129 14 2
                                    

Musim dingin hampir beranjak pergi. Salju terakhir Seoul tak lagi menyelimuti, dan langit mulai menampakkan biru yang cerah, seolah perlahan dunia membuka dirinya untuk kembali indah. Sudah pukul 10 pagi, namun dormitory masih terbungkus sunyi. Tak ada yang berniat bangun; lelah mereka dari hari-hari panjang dan malam yang berat begitu terasa. Tak ada pesta perayaan semalam, tapi tubuh-tubuh mereka tetap jatuh kelelahan.

Di dapur yang hening, hanya satu sosok yang berdiri di tepi meja, tangan lembutnya mengambil beberapa sendok serbuk cokelat dari toples. Uap hangat membumbung saat air panas dituangkan ke dalam mug, menyebarkan aroma cokelat khas Belgia yang manis. Taehyungie, seperti biasa, dia yang paling menikmati cokelat, Ia ingin setidaknya hari ini ada hal yang Ia syukuri setelah semua kenyataan pahit yang datang padanya bertubi-tubi.

"Taehyung-ah" sebuah suara berat mengejutkannya diikuti langkah kaki dari belakang, membuat Taehyungie seketika menoleh

"Oh, Suga hyung, kau sudah bangun?"

"Hm" desah Suga tak menjawab, Ia langsung berdiri di depan mesin kopi, mengambil satu cup biji kopi berukuran 17 gram lalu memasukannya ke dalam grinder, "kau bangun pagi"

"Ya"

"Kapan kau dan Jungkookie tiba?"

Taehyungie menggeleng kecil, "aku tidak melihat jam" jawabnya lalu duduk di meja makan sambil melihat pemandangan kebun dormitory dari jendela kecil.

Tak lama kemudian, Suga menyusul, duduk berdekatan dengan segelas kopi di tangannya, bergabung bersama Taehyungie melihat pemandangan taman mereka dari jendela kecil yang agak mengembun.

"Semalam.. berakhir baik?"

"..." 

"Kau dan Jungkookie"

Taehyungie tak menjawab, Ia mengangguk lemah

"Kenapa? tak berakhir baik? dia marah padamu?"

"Aniyo hyung.."

"..."

"..." Taehyungie tak melanjutkan kalimatnya, Ia terdiam, menatap genangan cokelat yang masih mengepul di depan matanya

"Taehyung-ah"

"..."

"Kau-"

"Aku masih memikirkan member" potong Taehyungie sebelum Suga menyelesaikan kalimatnya

Suga menyeruput kopinya kembali, "wae?"

"Aku tahu ini tidak adil bagi mereka, seharusnya aku memang mengatakannya lebih awal"

"..."

"Atau mungkin seharusnya aku tak mengecewakan impian kita bertujuh"

"..."

"..."

"Ini masih pagi, berhentilah bicara begitu" ujar Suga sinis, bukan karena Ia tak suka mendengar keluh kesah adiknya, tapi Ia tahu, Taehyungie hanya akan terus merasa sedih jika Ia terus  menyesal. "Kita semua bukan tak tahu, Taehyung-ah, semua orang juga tahu bagaimana busuknya perusahaan"

Taehyungie mengatupkan bibirnya

Suga mengangguk tipis, "kau tidak mengecewakan siapapun, kau.. berhak atas hidupmu"

"..."

"Rapat kontrak akan dilanjutkan pertengahan musim panas kan? setidaknya, ayo selesaikan apa yang sudah dimulai sebelum benar-benar pergi"

"ne"

"..."

"..."

"..."

My YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang