Topeng hati

156 14 4
                                    

Setelah perdebatan sengit yang terjadi, satu per satu member BTS meninggalkan ruangan itu. Wajah mereka masih dipenuhi emosi, kecewa, marah, dan kesedihan yang bercampur aduk. Suara langkah kaki terdengar menghilang di koridor, menyisakan keheningan yang berat di dalam ruangan.

Taehyung tetap berdiri di tempatnya, tangannya sedikit gemetar. Dia tidak mengatakan apapun saat melihat Jungkookie kekasihnya menjadi yang terakhir keluar menutup pintu tanpa melihat ke belakang. Begitu pintu tertutup, suasana terasa semakin sunyi. Taehyung merasa seperti terperangkap dalam keheningan yang ia ciptakan sendiri.

Kini dalam ruangan itu hanya Ia sendirian, tak ada satupun yang bertahan dengannya. Meskipun begitu Ia tak menyalahkan semua orang dan Jungkookie, pertimbangannya untuk meninggalkan grup dan HYBE adalah pukulan besar, wajar jika semua member kecewa.

Sejenak Taehyungie menghela nafas, mengendalikan dirinya sebisa mungkin, meski air mata tak terbendung, Ia tetap harus berhenti secepatnya. Hingga beberapa saat kemudian, setelah dirasa cukup energi baginya untuk bangkit, Taehyungie melangkah keluar, memenuhi tanggung jawabnya untuk tampil.

Ketika melangkah keluar dari ruang tunggu, riuh rendah di ruang rias masih terasa hidup, seolah tak ada yang berubah. Namun, hawa dingin yang tak kasat mata menelusup, merayap di antara napas yang tersisa. Wajah-wajah yang dulu memancarkan kehangatan kini tampak sendu, tak lagi menawarkan dukungan yang menguatkan. Hanya ada kesunyian yang pekat dalam kekecewaan, dibungkus rapi oleh topeng profesionalisme yang tak bisa ditembus.

"Taehyung-sshi, silahkan duduk" kata stylishnya sopan

Taehyung tak menjawab, hanya memberi anggukan singkat lalu duduk di kursi rias. Disana, Ia hanya bisa melihat dirinya sendiri yang menyedihkan, tak ada kalimat lain untuk menggambarkan wajahnya saat ini selain hanya.. menyedihkan.

"Oh, Taehyung-sshi, apa kau barusan menangis?" tanya stylishtnya

Taehyungie tak menjawab, Ia hanya menghela nafas tanpa bisa menyembunyikan kepahitannya. Ia lalu melihat ke cermin, melihat pantulan bayangan Jungkookie yang berdiri disampingnya memasang microphone di telinga, matanya masih kecewa, kadang melirik samar ke wajah kekasihnya yang tak jauh.

"Jungkook-ah" panggilnya lemah

Jungkookie tak menjawab meskipun Ia dengar, Ia masih marah, tanpa sepatah katapun, Ia segera berlalu membawa microphonenya pergi dari tempat itu.

Sementara Jimin sahabatnya yang belakangan nampak jauh, kini kian jauh, Ia bahkan tak melihat bayangannya dimanapun, seolah lenyap dalam suasana mendung hitam, di ruangan itu selain Jungkookie dan dirinya, yang terlihat hanya Seokjin hyung, Namjoon hyung dan Hobi hyung. Semuanya sibuk dengan urusan mereka masing-masing.

"Hei" sebuah suara yang tenang menyapanya lembut dengan sentuhan di pundaknya membuat Taehyungie langsung menoleh, siapa orang yang barusan menyapa. Dari pantulan cermin, Ia melihat wajah yang dingin, namun teduh, Suga hyung.

"Oh, Suga hyung.. aku.." ucapnya lemah pada Suga yang berdiri disampingnya

"Kau baik-baik saja?" tanya Suga

Taehyung tak menjawab

"Semua orang sedang bekerja keras, jangan berpikir berlebihan"

Taehyungie tak langsung menjawab, Ia menjeda kalimatnya, "Suga hyung tidak marah padaku?"

Suga berkedip lembut tanpa ekspresi, Ia lalu menggeleng sekali, "Tidak"

"Kenapa? Bukankah aku sudah membuat keputusan buruk?"

"Tidak"

"..."

"Siapapun berhak.. menentukan apa yang terbaik untuk hidupnya"

My YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang