Min Yoongi : 9 - Mataku

142 15 4
                                    

Yoongi terduduk di pojok ruangan, di sofa restroom tempat para member dan staff bersiap-siap pergi dari studio Jimmy Fallon, pekerjaannya sudah selesai dan barang-barangnya juga sudah dikemas. Sambil menegak air di dalam botol mineral, matanya mencuri pada Jimin dan Taehyung yang tengah berbincang, mereka tampak sangat dekat hingga Jimin memeluk Taehyungie, mengelus punggung sahabatnya dengan lembut.

Tapi ekspresi si kucing itu tidak nampak senang, dibalik wajah datarnya, Ia berkerut kesal, sejak kemarin, sejak Jimin dan Ia berpisah kamar gara-gara perkataanya pada Jimin, Jimin sama sekali tak kembali, Ia bahkan tak banyak mengajaknya mengobrol. Ia juga tak bisa mengesankan Jimin untuk melindunginya dari Jimmy seperti yang Taehyungie lakukan. Merasa seperti tak berguna, Suga mendengus kesal. Ia beranjak dan berjalan pertama keluar dari restroom mengikuti Nicole yang sudah menunggu mereka di mulut pintu, bodyguard berbadan besar juga ikut menuntunnya dengan aman sampai ke pintu mobil van.

Tak memperdulikan member lain yang akan segera masuk, Suga memejamkan matanya, mencoba tertidur sejenak menghilangkan lelahnya sementara, kedua tangannya terlipat di dada seperti biasa.

Hingga akhirnya beberapa menit kemudian, pintu mobil Van terbuka lagi, suara jok mobil disampingnya terlipat disusul dengan langkah hati-hati beberapa orang yang masuk ke dalam mobil secara bergantian.

"Suga hyung" panggil sebuah suara paling muda yang sangat dikenalnya, Jungkookie.

Suga tak membuka matanya, Ia dengar tapi tak mau mendengar apa yang anak itu akan katakan, Suga bahkan tak bergeming, melanjutkan tidur sementaranya lagi sampai mobil Van tertutup.

"Apa Suga hyung tidur?" tambah seseorang yang duduk disampingnya, tentu saja itu bukan suara Taehyungie yang seharusnya semobil dengannya dan Jungkookie, itu adalah suara Jimin yang duduk disampingnya.

Mendengar suara Jimin, kelopak matanya perlahan terbuka lembut, bayangan samar itu semakin jelas, wajah manis dengan rambut cokelat dan mata sipit yang indah sedang memandangi ponselnya, tentu saja itu adalah Jimin. 

"Kenapa kau disini?" tanyanya pada Jimin bernada dingin hingga membuat Jungkookie tertegun

Jimin tersenyum getir, "Taehyungie bilang mau bertukar mobil, Ia dan Hobi hyung harus pergi ke studio lain setelah ini" jawabnya lengkap.

Suga, "Hm" jawabnya tanpa kalimat, Suga tak bersuara lagi.

"Jimin hyung dan Suga hyung, bukankah kalian pasangan sekamar?" tanya Jungkookie tiba-tiba pada dua orang yang sedang canggung itu.

Suga tak menjawab, tapi telinganya siap mendengar apa yang akan Jimin katakan pada anak kelinci kecil itu.

Sementara itu dengan ragu-ragu Jimin menjawab, Ia terkekeh tipis, "Oh itu" katanya terputus, "Hyung pindah kamar dan tidur bersama Hobi hyung" jawabnya

Jungkookie, "Jimin hyung pindah kamar? Wae?" tanyanya penasaran, "bukankah Hobi hyung sekamar dengan Jin hyung?"

Jimin berdecih tipis, "Ya, Jin hyung pindah ke kamar Namjoon hyung, itu sebabnya aku juga pindah"

Jungkookie berkerut, Ia tak menemukan alasan kenapa Jimin hyung pindah ke kamar Hobi hyung dan meninggalkan Suga hyung dikamarnya sendirian, "tapi-" 

Jimin, "Jungkook-ah, jadi bagaimana denganmu? apa kau senang karena sudah bertukar kamar?"

Jungkookie tersipu tak menjawab pertanyaan Jimin lagi, Ia tak ingin Jimin bertanya pertanyaan yang sama dengan Suga hyung seperti sebelum mereka sampai ke studio Jimmy.

Jimin, "jadi kalian bersenang-senang?"

Jungkook, "hyung jangan katakan itu" jawab anak itu

Jimin, "wae?"

Jungkook berdecih, "hajima" rengeknya yang membuat Jimin terkekeh.

Jawaban Jimin yang didengar Suga membuat Suga tak berpikir banyak, Jimin menyembunyikan masalah antara mereka dari Jungkookie. Jimin biasanya tidak menyembunyikan masalahnya sendiri, tapi jika dia berlaku sebaliknya, mungkin ada sesuatu lain yang salah dalam hatinya.

Kehadiran Jimin yang duduk disampingnya benar-benar membuat Suga tak bisa tenang, Jimin terus berputar dalam kepalanya dan perasaannya terus menguat. Bahkan setelah suasana menjadi senyap, Suga masih bisa mendengar suara nafas Jimin yang ditarik lembut, setengah wajah Jimin tertutup masker berwarna hitam hanya menyisakan matanya yang terhalang poni panjang rambutnya. Ia memejamkan mata tertidur sepanjang jalan.

Melihat Jimin yang begitu tenang, Suga memandanginya sekilas, mengingat kembali ketidakmampuannya mengatakan pada Jimin bahwa Ia sangat menyukai Jimin, juga ketidakmampuannya melindungi Jimin dari orang-orang yang ingin melecehkannya. Tatapan mata si kucing putih itu jadi sayu, Ia mengalihkan pandangnya dari Jimin dengan wajah kecewa pada dirinya sendiri.

Dilihatnya perkotaan dan tumpukan salju putih di pinggir jalan seolah menggambarkan hatinya yang begitu dingin dengan Jimin yang terus mengelilingi lintas jalan pikirannya.

Sekali waktu, pernah Ia membayangkan dapat memandang wajah Jimin kesayangannya, membayangkan Jimin juga mencintainya dan tersenyum seperti matahari yang dapat menghangatkan hatinya tanpa ada siapapun yang menjadi bayang-bayang penghalang. 

Namun itu semua seolah pecah menjadi kepingan-kepingan kaca saat melihat Jimin tampak begitu senang dan tulus bersama orang yang disukainya sejak lama. Melihat Jimin dan orang itu, hati si kucing putih itu seolah sangat yakin bahwa Jimin.. mungkin tak akan pernah melihatnya dengan tatapan seperti itu.

Apa yang terbaik yang bisa Suga lakukan sekarang selain hanya terus berusaha menjadi hyung yang baik bagi Jimin dan orang baik bagi dirinya sendiri.

Satu hal yang sangat disesali Suga adalah bahwa Ia mengingkari janjinya sendiri, Ia berjanji untuk tidak menggali perasaanya lebih dalam, Ia berusaha agar bisa membuat dirinya mengabaikan Jimin dan berusaha agar Jimin tidak tampak mempesona baginya.

Sama sekali tak ada yang berhasil, dibalik sifat angkuh yang dia keluarkan, tapi kepalanya selalu memikirkan Jimin dan semakin parah saat melihat Jimin setiap hari, pesona raja filter itu benar-benar membuat Suga tak bisa melupakannya, mengabaikan rasa jijik pada dirinya sendiri dan menyerah, Ia menyukai Jimin. Itulah faktanya.

Mereka berjalan kembali ke lorong hotel, hanya mereka bertiga, Jungkookie, Suga dan Jimin. 4 orang lain masih pergi ke studio lain dan akan pulang sedikit lebih terlambat. 

Jungkookie, si kelinci itu sudah masuk ke dalam kamarnya dan hanya tersisa Jimin dan Suga yang berjalan ke kamar mereka masing-masing. Sama sekali tak ada kalimat, Jimin juga demikian.

Hingga akhirnya tiba di depan kamar mereka masing-masing, Jimin sudah menekan pin kamarnya dan pintu sudah terbuka, Ia bahkan sama sekali tidak menoleh pada Suga hyung yang berdiri di belakangnya menekan pin pintu kamarnya juga.

"Kau langsung tidur?" tiba-tiba suara Suga mengejutkan Jimin.

Jimin menoleh, "hm" jawabnya mengiyakan Suga, Ia melangkahkan kakinya ke kamar

Suga, "selamat malam" katanya ragu-ragu pada Jimin, dengan sisa tatapan yang masih setengah berharap

Jimin, "selamat istirahat Suga hyung" jawab Jimin lalu menutup pintu kamarnya, menghilang dibalik pintu dan menghilang dari tatapan Suga.

Hati si kucing putih itu perih dengan sendirinya, melihat Jimin yang begitu dingin, Ia nampak sangat asing, seolah sedang menghindarinya. Namun tak ada yang bisa  Suga lakukan lagi selain.. "Selamat istirahat, Jimin-ah"

---



My YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang