Namjoon dan Jin : 3

115 12 4
                                    

Sebelum Talkshow

"Namjoon tidak terlihat baik sejak dia keluar dari bandara" kata Seokjin kepada Jhope bahkan belum sempat membuka mantelnya.

Jhope menoleh, sambil membuka mantel dan meletakkannya di rak mantel kamar mereka, "benarkah?" Jawabnya

Seokjin, "iya, aku menyadarinya" katanya lagi, "Hobi-ah, haruskah aku menghiburnya?"

Hobi, "Apa yang terjadi padanya, hyung?"

Seokjin menggeleng lembut, "belum tau, tapi bukankah kau tadi melihat juga, dia dan Nicole bertengkar dengan resepsionis hotel?"

Hobi, "ya, kau benar" jawabnya

Seokjin berkedip lalu berdiri, "Aku sudah memutuskan" katanya

Hobi tak bergeming, masih menunggu kelanjutan kalimat Seokjin padanya

Seokjin, "aku akan mendatanginya, Hobi-ah"

Hobi, "Apa hyung mau menginap di kamar Namjoonie?"

Seokjin mengangguk, "iya" jawabnya

Hobi, "Baiklah kalau begitu"

Seokjin, "oke Hobi, aku pergi dulu, selamat malam"

Hobi, "ne Hyungie"

Tidak ada yang paling dipikirkannya selain Namjoonie sejak mendarat di Los Angles, juga tak ada yang lebih mengerti bahwa ada yang tidak beres pada sang leader selain dirinya, bahkan Hobi juga tidak menyadarinya. Hati hyung paling tua itu gatal tak bisa membiarkan Namjoonie menyimpan lukanya begitu saja.

Namun kepalanya tetap menyangkal, berkali-kali Ia berkata pada dirinya sendiri bahwa apa yang dia lakukan untuk Namjoon adalah sebagai kakak yang setia pada adiknya, layaknya sahabat dan saudara itulah yang sedang dia lakukan, itulah yang dia yakini meskipun kenyataannya, Ia tak tahu pasti.

--

Ding Dong!
Bel kamar hotel Namjoon berbunyi saat Ia sedang duduk menarik nafas di atas kasur, hampir saja emosinya meledak dan menghancurkan reputasinya saat Ia bertengkar dengan resepsionis di hotel tadi.

Hari ini adalah hari pertama tiba di Amerika tapi sudah banyak hal yang terjadi ketika mereka baru saja mendarat. Di bandara tadi, Ia melihat sekelompok orang-orang kulit putih berusia 25-an, mereka berteriak kepadanya dan kepada member, bukan teriakan Army yang mengatakan mereka mencintai BTS, tapi sumpah serapah dengan kalimat kasar dan tak menyenangkan yang hanya bisa dia dengar dan dia pahami artinya. Masih beruntung karena ada para penjaga di bandara dan juga army yang menghalangi pergerakan beberapa orang itu, sehingga tidak terjadi penyerangan fisik apapun.

Ding Dong!
Bel pintunya berbunyi lagi membangunkan lamunan Namjoonie dan kekesalannya. Ia menurnkan tas ransel dari atas ranjangnya lalu dengan gontai berdiri berjalan menuju pintu untuk melihat siapa yang datang melihatnya.

Ceklek!
Pintu kamar terbuka. Dari balik pintu kamarnya, terlihat sesosok manusia dengan wajah paling tampan, matanya indah dengan binar penuh harap, senyumnya merekah dengan pipi merona lembut, "Namjoon-ah" panggil orang di depannya riang membuat hati sang leader menghangat.

"Jin hyung?" jawabnya, "Apa Jin hyung perlu sesuatu?" tanyanya dingin penuh hormat pada orang yang telah bertahun-tahun dianggap kakak baginya, tak lebih dari sekedar sahabat dan kakak.

Jin hyung tertawa ringan, wajahnya setengah gengsi dan tidak secara langsung mengatakan apa yang Ia mau, tapi tas ransel yang digendongnya dan koper yang berdiri disampingnya, "ahah, aniyo.. eum.. Namjoon-ah" jawabnya gugup

"Apa Hobi hyung belum datang ke kamarmu? kau tidak bisa masuk kamarmu?" tanya Namjoon polos, Ia bahkan tak sedikitpun berpikir bahwa Jin hyung ingin menginap sekamar dengannya

My YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang