Min Yoongi 13 : Jimin lagi

143 11 0
                                    


Min Yoongi 13 : Jimin lagi

Suasana begitu sunyi ketika si kucing putih itu membuka mata, pandangannya kabur dan matanya perih, seperti sudah lama tidur, bahkan lampu redup cahaya di ruang rawat inapnya pun membuat matanya tersiksa, perlahan pandangannya menjadi jelas, meski dalam beberapa detik saat Ia terkejut, tubuhnya bergerak mengundang kembali rasa sakit yang menyebar di bahu kirinya

"Ssssh" Ia meringis, menarik udara di sela-sela giginya menahan sakit, dilihatnya kembali bahu kirinya yang kini telah terbungkus gips dan penjepit bahu, diganjal dengan bantal imobilisasi dan pad pendingin yang mengurangi rasa sakit. Tapi bahunya tetap nyeri dan sakit.

Ada yang berbeda saat Ia melihat kondisi tubuhnya yang iba, seseorang telah tidur di samping matras dengan tangan terus menggenggamnya di sebelah kanan, wajahnya tenggelam dalam mimpi indah tertutup poni rambut berwarna cokelat tua, matanya terpejam indah dengan bulu mata yang berjajar rapi

"Jimin" Suga mendesah, suaranya berat dan kasar karena tenggorokannya yang kering, tak berhasil membangunkan Jimin yang tertidur pulas, telapak tangan kanannya mulai kesemutan tak dapat lepas dari cengkraman tangan kecil Jimin, sementara tangan kirinya tak bisa bergerak karena gips dan penjepit itu.

Namun perlahan Jimin juga mulai bergerak, entah karena mendengar panggilan Suga atau gerak telapak tangannya yang membangunkannya dari tidur. Jimin membuka matanya dan berkedip-kedip, sesaat kemudian melepas genggaman tangan itu dan menyeka kedua matanya yang lengket, Jimin mendengus.

"Kau bangun?" tanya Suga lagi memaksakan suaranya.

"Oh, Suga hyung" desahnya

"Apa aku membangunkanmu?"

Jimin terkekeh tak menjawab, Ia beranjak dari tempat duduknya, mengambil segelas air dari samping matras rumah sakit itu, air minum itu bukan untuk dirinya, tapi untuk orang yang terbaring dengan penjepit di bahu kiri, Suga.

"Minumlah" kata Jimin sambil menyodorkan sedotan lengkung berwarna putih ke bibir hyungnya

Suga tak menjawab, Ia hanya menerima sedotan itu dan minum beberapa teguk air, hatinya terenyuh saat menyadari apa yang telah dilakukan Jimin kepadanya, hal-hal kecil semacam ini, kepekaan dan perhatian yang Ia berikan, oh betapa beruntungnya.

"Suaramu serak, tenggorokanmu pasti sakit" kata Jimin datar penuh perhatian

"Terimakasih"

Jimin kembali ke tempat duduknya sambil meletakkan gelas air minum itu ke tempatnya, "Kau tidur sejak kemarin" katanya mengawali

"Sejak kemarin?"

"Ya, setelah selesai operasi"

"hm"

"Bagaimana perasaanmu? apa kau merasa tidak nyaman? apa bahumu masih sakit?"

Suga tak langsung menjawab, Ia menatap mata Jimin, memperhatikan kilau matanya yang indah dan hangat lalu tenggelam dalam pesona perhatiannya, Ia tersenyum, "aku merasa lebih baik" jawabnya, "Apa kau menungguku semalaman?"

"Tidak, aku baru melihatmu hari ini"

"Benarkah? tapi kau bilang-"

"Nicole mengatakannya padaku" tukasnya memotong perkataan sang hyung

"oh.."

"..."

"..."

"Kau butuh sesuatu, Suga hyung?"

Suga mengambil jeda sejenak, lalu bertanya, "Kau apakah merasa lebih baik dari kemarin?"

Jimin tak langsung menjawab, Ia kembali terdiam, trauma yang mungkin bisa sembuh itu tidak mungkin selesai dalam 3 hari, tapi Ia berbohong, kepalanya mengangguk mengiyakan Suga hyungnya lalu menjawab, "ya"

"itu bagus" jawab si kucing putih itu, bahkan dalam keadaan paling buruknya Ia masih memikirkan oranglain, memikirkan Jimin padahal dirinya sendiri lebih kasihan.

"Ya" jawab Jimin lagi tak tahu apa yang ingin Ia katakan lagi

"..."

Mereka terdiam lama, tak mengerti apa yang harus dikatakan, setelah obrolan mereka kemarin, Jimin tak banyak bicara lagi, tapi perhatiannya tak berubah, entah dia berlaku seperti itu kepada Suga hyungnya saja, atau pada semua member.

Merasa tak dibutuhkan, Jimin lalu menghela nafas, "Kau ingin istirahat?" tanyanya

Suga belum menjawab, dahinya berkerut khawatir seolah berkata apa yang ingin kau lakukan?

"Beristirahatlah, Suga hyung agar kau cepat sembuh juga" katanya

"Kau mau kemana?"

"Ke ruang inapku"

Suga terjeda, kerutan di dahinya makin tegas, "aku sudah beristirahat sejak kemarin" jawabnya, Ia resah dan tak tenang, tubuhnya bergerak sampai membuat bahunya juga ikut bergerak, "ahh.. ssshh" desisnya menahan sakit

"Apa yang kau lakukan?" tanya Jimin terkejut, segera menahan penjepit dan gips yang bergerak dari tubuh hyungnya

"Oh.. aku sudah banyak beristirahat" jawab Suga sekali lagi

"Baiklah, lalu apa yang kau inginkan sekarang?"

Suga kembali menjeda, Ia tak menjawab, tapi tatapannya terpaku pada wajah seseorang di depannya, berkedip lembut seolah Jiminlah yang paling dia inginkan, ingin sekali rasanya berkata pada Jimin bahwa Ia ingin ditemani sedikit lebih lama olehnya, tapi bibirnya begitu kaku, egonya terlalu tinggi uintuk meminta Jimin tetap tinggal.

"Jangan pergi" tanpa sadar bibirnya bergumam meminta Jimin untuk tetap tinggal dengan suara yang tipis dan rendah

"Apa? Kau bilang apa, Suga hyung?" jawab Jimin mendekatkan telinganya sedikit ke wajah Suga

Suga menggigit bibirnya, Ia menghela nafas kesal karena perkataan itu lolos dari mulutnya, kini Ia mulai menimbang di kepalanya, apakah Ia benar-benar ingin Jimin tetap disini atau membiarkannya pergi meninggalkannya.. lagi

"Hyung?"

"Disini saja" gumamnya sedikit lebih keras

"Kau ingin aku tetap tinggal?"

Suga mengangguk tipis, tatapannya teralih, Ia tak tahan untuk tidak merona

"Baiklah" jawab Jimin, "apa yang ingin kau dan aku lakukan disini sekarang?"

"tidak tahu"

Ceklek!
Suara pintu ruang rawatnya terbuka, seorang perawat darang dengan papan klip dan kertas di tangannya, senyumnya merekah begitu melihat pasien yang berbaring di matras itu sudah membuka matanya, "Good evening sir" sapa perawat itu

"Halo" jawab Suga tipis

"Glad to see you getting better sir, how you feeling?" tanya sang perawat dengan lembut sebelum akhirnya mengatur kembali kantung pompa dari infus yang terpasang di nadi tangannya, mengecek beberapa prosedur sebelum akhirnya memberikan keterangan.

"Allright, Sir, you need to see your doctor" tambah perawat itu sekali lagi tanpa menunggu jawaban Suga

"Okay" jawab kucing putih itu tipis

--


My YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang