Fumbling memories

164 14 2
                                    

Sejak pergi meninggalkan Sydney dan setelah malam itu, Jungkookie tak pernah lagi memberikan kabar. Ia bagai hilang seperti debu, wajahnya ada dimana-mana, tapi seolah tak pernah ada, seolah tak pernah mengalami memori itu bersama dengannya.

Pria bertubuh besar dengan kulit penuh tato itu menyesap rokoknya sekali lagi, dilihatnya layar ponselnya, memastikan kapan terakhir Ia mengirim pesan. Baru 3 hari yang lalu.

Ian mendengus lemah, agak kecewa, tak ada yang bisa dilakukanya lagi selain hanya menerima dan berfikir positif bahwa mungkin Jungkookie dalam masa yang amat sibuk, sebelum pulang ke Seoul, Ia bilang lagu-lagu grup nya masuk ke dalam nominasi grammy, dan dalam beberapa hari ini grammy sudah digelar, penghargaan musik tertinggi bagi seluruh musisi di dunia.

Ia sama sekali tak iri pada kelinci kecil itu, hanya.. menyesali dirinya sendiri karena Ia hanya bisa melihat Jungkookie dari bawah sini sambil mendongah, menyadari betapa tingginya Ia. 

Kadang, pria besar itu menyesal, mengkhianati dirinya sendiri, menjilat ludahnya sendiri atas perkataan-perkataan baik yang Ia katakan pada semua penggemarnya, juga pada teman-teman dan juga Jungkookie.

Ia tak bisa berbohong bahwa Ia juga merasa sedih, kadang juga Ia merasa tak diterima, yang hanya bisa Ia kendalikan setiap waktu adalah dirinya sendiri, seolah tak memberi sedikit kesempatan untuk bernafas lega.

Ia tak bisa berbohong bahwa Ia juga merasa sedih, kadang juga Ia merasa tak diterima, yang hanya bisa Ia kendalikan setiap waktu adalah dirinya sendiri, seolah tak memberi sedikit kesempatan untuk bernafas lega

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku melihatmu di wawancara billboard, chagi, semoga sukses"

"lihat wajahku yang lelah dan merindukanmu?"

"Jagiya, apa kau mengabaikanku" ketiknya, Ian ragu-ragu sampai harus berpikir beberapa saat untuk tidak mengirimnya, Ian menghapus kalimat itu.

Mungkin Jungkookie akan membalas pesannya atau mungkin juga tidak, tapi sudah berbulan-bulan sejak Ia pergi.. kemana Jungkookie pergi,  Ia asing.

di ulangtahunnya tahun lalu, Jungkookie juga nampak berbeda, entah apakah Ia berubah karena kecewa karena Ian menolaknya atau karena kehidupannya yang teramat sibuk.

"Apakah seharusnya aku tak menolaknya dulu" gumam Ian pelan, menyesap lagi rokoknya lalu mengebulkan asapnya ke udara. Ian tak bisa berbohong bahwa dia agak menyesal, mungkin saja jika Ia tak melepaskan anak itu, atau mungkin saja jika Ia tak menyebut nama mantan kekasihnya, mengungkitnya sampai membuat Jungkookie berpikir lagi, mungkin... mungkin Jungkookie bermata jernih itu sudah kekasihnya.

Ceklek! Brak!!

Suara pintu studio dibuka, seseorang masuk ke dalam studio dengan tergesa-gesa mengejutkan harimau bertaring besar dengan filtrum tajam dan dalam di wajahnya. Ian agak terkejut, sontak menoleh pada siapa yang baru saja datang.

"Christian hyung!" panggil orang itu setengah heboh buru-buru menyodorkan ponselnya membuka platform twitter dengan hastag tak biasa

"Whats?" tanya Ian dengan sisa kejutnya, Ia meletakkan rokoknya di tepi asbak melihat apa yang ingin John tunjukkan padanya

My YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang