186. Si Cimoy

11 2 0
                                    

"Seberengseknya gua, gak bakal tuh biarin cewek gua tebar pesona dinikmatin orang lain!"

"Iya, udah lama gak ketemu, ya!" Seseorang yang bernama Loli itu menyalami Acha dan Devid.

"Mau ke mana? Kucingnya gak kenapa-kenpa kan? kemaren kita yang urus," jelas Acha, takutnya kucingnya jadi sakit.

Loli mengibaskan tangannya. "Enggak, ihh, malahan mau aku kasih ke tempat penyimpanan kucing! Oma di rumah sakit," lirihnya.

Ah, ya, kucing manis yang kemarin menemani Acha itu memang menemani nenek tua, yaitu oma Loli tepat berada di samping apartemn Acha dan devid.

"Karena gada yang ngurus kas-"

"Kita yang bakal urus!" sela Devid dan Acha langsung setuju. "Tadinya kita mau beli, kebetulan kan yang gratis aja!"

"Haha, ya ampun! Makasih, ya, mungkin ini pertemuan terakhir juga!" pamit Loli, sekarang keranjang kucing sudah berpindah tangan. "Makanannya udah abis, maaf, ya ...."

"Hust! Dikasih kucing ini aja udah seneng, Mbak!" seru Acha.

Setelah kepergian Loli, Acha dan Devid pun masuk ke dalam apartemen. Acha segera menuangkan air putih untuknya dan untuk suamianya itu.

"Akhirnya! Jam berapa nih? Devit belum pulang juga?" tanya Devid seraya mengeluarkan kucing dari rumahnya, membiarkan berjalan bebas.

Acha melirik jam dinding. "Jam lima, mungkin lepas magrib pulangnya?" tebaknya.

Hampir menghabiskan waktu sepuluh menit Acha dan Devid bergantian ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Benar saja, sebelum kumandang azan magrib Devit baru pulang ke apartemen. Acha memilih memendam pertanyaan dan kenyataan bahwa ia dan Devid pula sudah menghabiskan waktu bersenang-senang.

Di sela makan malam Acha akhirnya bertanya, "Apa kabar Gita?"

Devit menoleh cepat. "Baik, tapi ... semester ini dia paralel tiga. Ada anak pindahan yang rebut posisi kedua," jelasnya.

"Pasti cewek!" tebak Devid. "Siapa namanya?"

"Angel," balas Devit sedikit malas.

"Waduh, berarti dia lebih pinter dari Gita, ya? Nilai kamu aman, kan?" tanya Acha lagi.

"Kata wakel, sih, selisihnya gak jauh bangget," lirih Devit mengingat pesan dari Bu Yasmin setelah pengumuman juara paralel.

Devid menepuk sebelah bahu anaknya itu. "Kamu tetap juara! Kamu bisa melampaui cewek baru itu!"

Acha tersenyum lebar. "Jadi inget masa itu, jangan sampai pertemanan kamu berantakan, ya, sama Gita gara-gara anak baru!" pesannya.

Mengingatkan kenangan lama, Devid melempar senyum. "Kamu jadi cowok harus peka, Dev! Kalo kamu suka sama Gita, bilang! Kalo kamu suka sama Angel! Jujur aja!" serunya bersemangat.

"Apaan, sih, Pa ... lagi ngomongin nilai malah melenceng topiknya!" gerutu Devit mulai tidak suka akan pembahasan soal percintaan!

"HAHA! Cha, asli, Devit beda banget ama gua!" seru Devid, diakhiri mendapat cubitan panas dari Acha.

"Udah, ih, Devit harus fokus belajar! Emang kamu pacaran mulu dalem otaknya!" maki Acha.

Selesai merapikan meja makan, Devid menghabiskan waktu di depan TV bersama anaknya. Tak lupa Devit berkenalan dengan kucing yang mendapat nama Cimoy.

"Kenapa namanya Cimoy?" tanya Devit aneh

"Gatauu tuhhh, Papa kamu yang ngasih nama!" jawab Acha.

Devid hanya tertawa, lucu saja jika dipanggil Cimoy asal jangan menjadi Cimoy tiktokers itu? Ah, ya, mereka mulai membahas jadwal liburan keluarga! Devit sendiri dibuat bingung karena ia jarang keluar. Kedatangan papa yang ditunggu saja sangat cukup baginya dan sekarang akan pergi berlibur? Ke mana, ya?

CINTA SEGI EMPAT 3 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang