99. Pacaran?

109 23 7
                                    

"Berjuang bersama itu seolah harapan di depan dipastikan akan mudah tergapai. Jadi, berjanjilah, akan selalu menemani meski sepi menyelimuti."

Sarapan sebelum meninggalkan puncak sangatlah berarti bagi Acha. Detik itu pula, Devid yang dicarinya sudah kembali. Meskipun sekarang mereka sudah berstatuskan berpacaran, tetapi dalam pembicaraan dan panggilan akan tetap sama seperti persahabatan yang dulu terjalin. Dari saling menggelitiki, berkomentar soal penampilan, sampai kondisi badan Acha yang tidak memiliki perubahan.

Masih terlihat mungil, apalagi sekarang memakai kupluk berwarna putih memanjang, menghangatkan pula tidak membuat rambut terurainya berantakan tertiup angin pegunungan. Devid juga sama, ia membawanya dan langsung dipakaikam oleh Acha dengan gemas. Sesekali mereka mengabadikan momen, kadang Devid yang memotret Acha dalam keadaan belum siap difoto atau sebaliknya. Rasa kaku yang mengawali pendakian sudah sirna, terganti tawa yang sulit ditahan.

Selesai melipat dan memasukkan tenda, mereka langsung memungut sisa sampah yang tercecer dari kereseknya. Karena hanya berdua, lagi-lagi mengabadikan momen menjadi waktu luang yang bisa mereka nikmati hanya berdua. Tentunya di puncak saja, mengingat setelah turun ke bawah akan ada banyak manusia yang menanti mereka datang, bertanya dari mana atau bahkan mencaci.

Namun, biarkan perjalanan pulang jangan biarkan memikirkan apa yang akan terjadi nanti. Jadikan, semua rintangan turun menjadi kenangan yang sulit untuk dilupakan. Hari mulai beranjak siang, hamparan sabana benar-benar sangat hijau dan indah dipandang. Acha dengan berlarian menghampiri rerumputan itu dan tanpa sadar, Devid berhasil mengabadikan momen lewat kamera DSLR miliknya.

"Nanti di depan ada edelweis, loh, Cha," ucap Devid mengingatkan.

Anaphalis Javanica, yang dikenal secara populer sebagai Edelweiss jawa atau Bunga Senduro, adalah tumbuhan endemik zona alpina/montana di berbagai pegunungan tinggi Nusantara. Tumbuhan ini dapat mencapai ketinggian 8 meter dan dapat memiliki batang sebesar kaki manusia walaupun umumnya tidak melebihi 1 meter.

Tumbuhan yang bunganya sering dianggap sebagai perlambang cinta, ketulusan, pengorbanan, dan keabadian dikategorikan sebagai tanaman langka. Keberadaan bunga Edelweis sudah ada sejak 200 tahun yang lalu. Bunga itu pertama kali ditemukan oleh naturalis Jerman bernama Georg Carl Reinwardt. Oleh sebab itulah, bunga Edelweis dijuluki sebagai bunga abadi karena bisa mekar hingga 10 tahun.

Edelweiss memiliki kandungan antioksidan tinggi sehingga menjadi agen anti aging (penuaan) yang baik untuk kulit. Antioksidan dapat melawan radikal bebas, yang merupakan senyawa berbahaya yang merusak sel-sel penting bagi fungsi tubuh, menyebabkan masalah kesehatan, bintik-bintik penuaan, kulit kendur, dan keriput.

Tidak lama apa yang Devid katakan benar-benar ada. Seolah tumbuh di taman dengan cantiknya, berwarna kekuningan cerah dengan tangkai berwarna hijau muda. Secepat mungkin Acha melakukan pose paling cantinya, Devid pun kembali membidikkan lensa kamera menuju jelmaan bidadari yang detik lalu membuat harinya menjadi berharga.

Tidak lagi menganggap kehidupannya tidak memiliki tujuan. Hari ini dan seterusnya akan sama. Sama, memperjuangkan cinta mereka, melewati semua rintangan di depan, dari kedua orang tua dan teman yang menganggap kebaikan dan kasih sayang yang diberikan mengartikan dengan salah, atau biasa dibilang terjebak  friendzone. Itu yang dulu Devid rasakan. Jangan sampai terulang.

"Lo mau gua foto, gak?" tanya Acha nenawarkan, perasaan dari tadi hanya dirinya saja yang memerintah Devid, sedangkan pemilik kameranya sendiri hanya bisa menuruti.

Devid menggeleng. "Bawa lo liat edelweis juga udah seneng," balasnya, membuat rona merah di kedua pipi Acha terlihat jelas.

"Dulu, waktu di Ciremai juga ada, tapi rasanya kek hambar. Walaupun di atap Jawa Barat, dengan perasaan kacau gak berasa spesial," jelas Acha, lalu tangan yang terbalut sarung tangan itu menarik Devid, untuk mendekati kumpulan bunga keabadian itu. "Katanya melambangkan cinta, sayang gua gak bisa petik setangkai pun," lanjut Acha.

CINTA SEGI EMPAT 3 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang