My Second Love Part 34

855 63 2
                                    

"Nyonya,,,? " ucap mala menggantung membuat radhika membulat kan bola matanya. Seakan tau apa arti tatapan mala radhika segera berkata.

"Ti tidak,, maksudku,, shakti,, ya shakti,, aku tidak melihat nya saat ini,, ta tadi aku pergi mengunjungi mertua eh maksudku bibi reenu,, jadi aku tidak tau Dimana dirinya sekarang,, bisa saja dia sedang tertidur dan aku mengganggunya kan bisa kasihan jika dia harus terbangun saat itu juga,, " tukas nya gelagapan membulat mala tertawa melihat nya.

"Mala,,, kumohon,, jangan mengolok ku,, " rengek radhika membuat mala mengangguk sembari tertawa cekikikan.

"Haha,, baiklah,, baiklah,  tuan shakti masih berada dikamar,, " ucap mala

"Terimakasih mala,, " ucap radhika tersenyum malu kemudian mala kembali mengerjakan pekerjaan yang harus dikerjakannya.

Radhika mengambil makanan didapur. Ia sudah memisahkan makanan untuk shakti didalam lemari piring teratas. This is special!.

"Berikan tidak Berikan tidak Berikan tidak Berikan tidak Berikan tidak,, Berikann,," untuk menghantarkan sarapan kepada shakti pun ia harus memikir kan seribu kali. Mungkin karena takut shakti bersikap seperti biasanya.

Tokk!! Tok!! Tok!!

Pintu kamar shakti terdengar. Si pemilik kamar segera bangkit dari tidur nya dan membukakan pintu.

'Ada apa dengan gadis ini? ' batinnya setelah mendapati radhika yang menutup matanya dengan nampan yang bergoyang karena tangan gadis itu bergetar hebat.

Gadis itu Benar-benar ketakutan!.

"hellooww!! " panggil shakti dengan kepala yang dekat sekali didepan wajah radhika sementara bandannya masih berada jauh dari sana hanya saja dada dan kepalanya condong kedepan dengan tangan yang berpegangan ke pintu dan dinding.

"Hai Aaaa!! " teriak radhika ketika membuka matanya mendapati shakti yang dekat sekali dengan wajah nya. Bahkan jika wajah dari salah satu dari mereka tersentak maka tak bisa dipungkiri adanya bibir itu akan bersatu.

"Ssssssttt,,, " shakti menempelkan tangannya untuk membekap mulut radhika agar berhenti berteriak. Teriakan nya itu sangat menggegerkan bagi dirinya.

Pria itu membawa radhika masuk dengan tangan yang masih terbekap sempurna dibibir cherry radhika. Shakti menggiring radhika kesofa. Membuat pantat itu tersentak diatas sofa.

Shakti turut duduk tetapi masih dengan tangan yang membungkam bibir itu. Sementara kedua tangan radhika masih setia memegang nampan sarapan itu.

"Mmm,, mm" racau nya tak jelas karena terbekap. Baru menyadari itu shakti kemudian melepas bekapannya. Terlihat betul gadis ini sedang mengatur nafas nya yang tak beraturan.

"Kau hahh hahh hahh,, sudah hahh gilahh,, " ucap nya sembari memegangi dada karena sesak nya ruang untuk bernafas.

"Itu salah mu! Kenapa berteriak? kau tau jika suara mu itu melebihi oktaf!! Untung aku tidak tuli!,, aku tuli? Hhh yang benar saja! " dumel nya panjang lebar.

Manik mata indah itu tak pernah lepas dari pandangan nya. Ia rasa dirinya sangatlah nafsu jika melihat shakti berbicara dengan terus bercrocos. Bibir nya sangat menggemaskan dimata radhika.

"Maaf,,, " lirih nya hampir tak terdengar, mungkin saking takut nya terhadap shakti dirinya menjadi kaku seperti ini.

"Maaf maaf maaf saja! Pasti hanya itu yang bisa kau katakan!! "

ketus shakti. Matanya memicing melihat nampan berisi makanan. Ia tidak keluar rumah sedari tadi jadi pantas saja jika dirinya kelaparan.

"Itu apa? " tanya shakti dengan mata memicing nya. Radhika menengok sekilas dan membuka tutup makanan itu.

"Kau bisa lihat ini apa?! "

Radhika ketus saat ini. Mungkin dia lelah.

"Huhh sinis sekali kau ini,, kemari kemari,, ya tadikan aku tidak melihat nya,, karena makanan ini ditutup,, kau ini bagaimana sih! Membedakan saja tidak becus!! "

sinis nya mengatakan bahwa radhika sinis terhadap nya padahal dirinya lah pemenang nominasi tersinis didunia. Hhh Lupakan!

"Yasudah ambil ini! Dan makanlah! " ucap radhika dengan nada yang sedikit tinggi mengingat si jago merah telah datang di bulan ini untuk memenuhi intim nya.

"Begitu saja marah,,! " grutu shakti yang tak didengar oleh radhika.

Shakti memakan sarapan itu dengan lahap. 'Sedap' batinnya memuji masakan radhika. Memang benar,, makanan gadis yang satu ini selalu saja sedap.

"Apa masih banyak orang diluar? " tanya nya tidak jelas di telinga radhika karena sedang mengunyah makanan.

Gadis itu hanya mengumbar seutas senyuman.

'Hihh aku bertanya apa dia menjawab apa!' batin nya berhenti mengunyah saat itu pula.

Setelah selesai makan shakti memberikan piring kosong nya dengan santai dipaha radhika. Dasar tidak sopan!. Memang sejak tadi keduanya duduk disofa.

"Kau bertanya apa tadi? " tanya radhika kepada shakti yang terlihat sedang menatap dirinya.

"Kau ini! APA MASIH BANYAK ORANG DISANA??" teriak shakti membuat radhika menutup kedua telinga nya dengan kedua tangannya. Begitu juga shakti. Dia yang berteriak kencang dia pula yang menutup telinga nya sendiri.

******

My Second LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang