My Second Love Part 152

503 40 4
                                        

"Shakti" Panggil Radhika ketika melihat suaminya berjalan kearah nya

"Sayang" Ucap shakti tak karuan sedikit berlari menghampiri radhika

"Apa ada yang terasa sakit lagi? Keram? Apa yang keram? Perut? Apa kau baik - baik saja?" Shakti panik

"Shakti, tidak.. aku tidak apa - apa, sungguh" Lembut Radhika mencoba untuk menenangkan

"Aku tidak bisa berfikir jika aku tidak ada disampingmu" Ucap shakti cemas

"Memangnya kau mau kemana?" Tanya Radhika otomatis

"Tidak aku tidak akan kemana - mana." Ucap Shakti tersenyum membuat istrinya juga tersenyum

Drettt drettt drettt drettt!

'Dokter suresh' Batinnya ketika melihat nama yang tertera

"Mau kemana?" Tanya Radhika ketika Shakti beranjak pergi

"Sebentar sayang sebentar" Ucap shakti yang sudah hampir menutup pintu ruangan

"Halo tuan shakti?"

"Ya halo ada apa dokter?"

"Oprasi Nyonya Zaskia akan dilaksanakan besok, saya harap anda bisa datang kesini. Jika tidak oprasi tidak bisa di laksanakan"

'Astaga. Ketakutanku terjadi saat ini, bagaimana ini? Berpikir shakti berpikir' Batin Shakti lama membuat dokter Suresh menunggu

"Halo tuan? Jadi bagaimana?"

"Aku akan melakukan penerbangan malam ini"

"Baiklah, saya akan menunggu anda di america"

"Ya, terimakasih dokter"

"Mari tuan"

Tut.

Sambungan telpon terputus. Shakti duduk di kursi yang tunggu. Ia melamun sesaat. Ia mengingat kembali ucapan dokter shila kemarin.

"Bagaimana dokter? Istriku baik - baik saja bukan? Bagaimana keadaannya?" Panik Shakti

"Tenang tuan, Istri anda sekarang baik - baik saja. Ia mengalami keram di perutnya, dan tentu saja itu sangat sakit" Ucap dokter itu

"Kira - kira kelahiran Radhika kapan?" Tanya shakti

"Sepertinya besok tuan, kami tidak tahu pasti karena Nyonya Radhika mengalami keram tingkat tinggi" Jelas dokter tersebut

"Apa aku bisa menemui istriku sekarang?"

"Bisa tuan, Nyonya Radhika sedang beristirahat. Mari" Ucap dokter tersebut lalu pergi dari hadapan Shakti

Itulah hal yang membuat Shakti sedikit leluasa untuk pergi besok. Dokter shila mengatakan bahwa perkiraan Radhika akan melahirkan lusa.

Ia kembali masuk keruang rawat istrinya itu. Dengan wajah tak karuannya shakti duduk dikursi yang berada disamping Radhika.

"Kau dari mana?" Tany Radhika lembut

"Emm, aku sedang mencari sedikit angin tadi" Alibi Shakti dengan senyuman yang terpaksa

"Disini berAC , kau masih merasa gerah?" Tanya Radhika. Shakti menggeleng dengan senyuman paksa

"Jika kau merasa gerah, tidak apa - apa. Kau bisa menunggu di luar" Ucap Radhika

"Eh tidak, tidak apa - apa. Aku bisa menunggu" Lembut shakti

"Yasudah jika kau maunya begitu" Tembal Radhika tersenyum

**

"Kau mau kemana Shakti?" Tanya Radhika ketika melihat suaminya pagi pagi seperti ini sudah bersiap siap ingin berangkat.

Radhika masih di rumah sakit. Karena dokter bilang kehamilannya sudah mendekati kelahiran.

"Kau tau kemarin siang ponsel ku berbunyi?" Radhika mengangguk

"Kolega dari america ingin bekerja sama dengan kantor ku, ini sangat penting, maaf kan aku jika hari ini harus pergi kesana" Ucap Shakti dengan hati berdebar

Radhika nampak diam sesaat. Ia tidak menyangka saja di detik - detik kelahirannya, suaminya itu masih sibuk bekerja.

Dengan hati berat. Radhika mengangguk tersenyum. Shakti semakin bersalah ketika menatap wajah Radhika yang sangat percaya terhadapnya.

"Kau mengizinkannya?" Radhika mengangguk

"Kau memiliki 2 tanggung jawab, untuk ku dan kantor mu. Hari ini biar aku saja yang mengalah untuk kantor mu" Shakti tersenyum mendengar Radhika mengatakan itu

Ia semakin bingung harus mengatakan sejujurnya atau harus berbohong untuk sementara bahkan selamanya.


*******

My Second LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang