"RADHIKA! RADHIKA!" Teriak Shakti memanggil Radhika
Radhika yang mendengar teriakan suaminya itu terkejut kaget. Ia menaruh mangkuk sarapan Irsyad di meja. Lalu menggendong bayi nya menghampiri Shakti
"Ada apa shakti? Kenapa kau berteriak?" Tanya Radhika
"KENAPA KAU TIDAK MEMBANGUNKAN KU?" Tanya Shakti sedikit berteriak. Itu sangat membuat Radhika kaget. Terutama Irsyad, ia sudah merengek pelan
Radhika berusaha tenang, ia menepuk nepuk pelan bawahan tubuh Irsyad. Mencoba menenangkan bayi itu disaat dia sedang cemas sekalipun.
"Aku tidak tahu, aku pikir kau akan bangun siang karena ini hari libur" Ucap Radhika lembut mencoba menenangkan emosi suaminya itu
"Serharusnya kau bertanya terlebih dahulu. Aku ini punya urusan juga!" Ucap Shakti masih terdengar keras
"Maafkan aku" Lirih Radhika. Ia benar-benar ketakutan saat ini
"Dasar bodoh!" Umpat Shakti namun masih terdengar jelas di telinga Radhika
Shakti bergegas pergi ke atas. Ia buru-buru membersihkan dirinya lalu mengatur kembali jadwal penerbangannya.
***
Terlihat seorang pria tengah berlari - lari disebuah tempat luas nan padat masyarakat ini. Ya Shakti, dia sangat mengejar tiket pesawat untuk terbang ke America secepatnya.
Setelah mengurus semuanya, ternyata masih ada penerbangan 10 menit lagi. Setidaknya Shakti bisa menyusul, tiket pun masih bisa dibeli sebelum 5 menit penerbangan akan dilakukan.
S.K.I.P
Pesawat yang ditumpangi shakti telah melandas di permukaan bandara America . Dengan cepat, ia bergerak untuk mencari Zaskia. Shakti pikir gadis itu baru saja dioprasi, tapi sudah pergi keluar rumah sakit sendiri.
Shakti bingung ia harus mencari Zaskia kemana. Hingga akhirnya dia memutuskan untuk membeli roti disebuah toko roti, karena perutnya itu sudah meronta ingin diisi.
Shakti duduk dikursi yang menempel di tembok - tembok yang menghadap ke arah jalan. Iya menikmati roti kejunya dengan suasana angin yang kebetulan cukup dingin.
Tunggu, bibirnya berhenti mengunyah. Ia menangkap sosok yang sangat ia kenal, ia mengenal sosok tersebut.
"Zaskia" Gumamnya segera beranjak pergi dan sedikit berlari menghampiri Zaskia yang tengah menyebrang tak jauh dari shakti
"Zaskia! Zess!" Teriaknya mencoba untuk menghentikan Zaskia. Tak lama kemudian Zaskia berhenti, ia nampak diam sejenak. Pirasatnya ada yang memanggil namanya, ah tapi siapa. Ini Amerika, paman bibinya itu tidak lahir di daerah ini lagi pula
"Shakti" Gumamnya ketika melihat pria yang sedari tadi memanggil namanya. Dengan girang, Zaskia memeluk Shakti dengan erat dan bahagia tiada Tara
"Shakti! Aku takut shakti. Ahh untung saja kau datang tau huh!" Ucap Zaskia senang
"Heyy,, tenang lah. Aku tidak akan membiarkan kau terasing disini" Ucap Shakti menenangkan
"Ihh kau ini. Tapi itu lama tau, aku sudah menunggu mu sejak semalam" Dumel Zaskia
"Istriku tidak membangunkan ku, ia tidak tahu jika aku akan ke amric sekarang" Ucap Shakti
"Memang dasar dia saja yang menghalangi kita" Ucap Zaskia memutar malas bola matanya
"Loh memangnya kau pikir Radhika tau aku akan menemui mu? Tidak." Tegas Shakti
"Iyaiya terserah" tembal Zaskia pasrah
Skip.
Shakti tidak mau menunda - nunda kepulangannya. Tujuannya kesini adalah menjemput Zaskia, bukan berlibur dengannya disini.
Sisi lain...
"Mmm, Irsyad ngantuk ya sayang? Mau tidur? Atau minum susu dulu sayang?" Ucap Radhika sembari menenangkan baby nya yang tak henti henti merengek
"Sabar ya sayang, ayahmu tengah bekerja. Nanti kan Irsyad mau beli susu ya kann" Ucap Radhika tersenyum
Sementara didalam pesawat, Zaskia selalu saja menyenderkan kepalanya di bahu Shakti. Zaskia bilang ia mengantuk, yasudah. Shakti pun tak tega untuk menolaknya.
Skip pukul 23.00 malam. Shakti sudah tiba didepan halaman rumahnya. Ia memang sudah tiba sejak tadi, namun membereskan keperluan Zaskia terlebih dahulu.
Ting nong.. Ting nong..
Shakti menekan tombol bel, ia harap istrinya itu belum tidur. Karena pintu dikunci, ia pun tidak memegang kunci duplikat.
Clekk..
Pintu terbuka. Radhika belum tertidur rupanya. Senyuman hangat tercetak jelas di sudut bibir wanita ini. Ntah hatinya terbuat dari apa, yang jelas ia tidak pernah memasang wajah masam ketika suaminya pulang dilarut malam dengan keadaan bertengkar dipagi hari.
Shakti tersenyum, ia segera mendekap wanitanya dengan sangat lembut, sesekali ia mengecup pucuk rambutnya. Radhika tersenyum membalas pelukan Shakti
Namun saat Shakti akan melepas pelukan Radhika justru menahannya erat. Shakti tersenyum, sementara wajah Radhika nampak bingung. Dahinya mengernyit heran dengan sorot mata seperti tak biasanya
"Apa kau sangat merindukan ku hingga tidak mau melepaskan dekapan ku?" Tanya suaminya itu dengan senyuman hangat
Radhika terdiam. Ia tidak menjawab sepatah katapun
"Sayaang" Panggil Shakti lembut karena istrinya itu tidak menggubris ucapannya.
"Siapa wanita yang kau dekap sebelum aku?" Tanya Radhika setelah melepas pelukannya
"Ak aku? Apa? Gadis mana yang aku dekati memangnya. Tidak, tidak ada" Ucap Shakti tegas
"Parfum wanita sangat tercium di jass yang kau kenakan" Lirih Radhika
"Tidak, aku tidak mendekati wanita manapun" Ucap Shakti tetap mengelak
"Shakti, aku bertanya sekali lagi. Siapa wanita yang bersama mu tadi?" Tanya Radhika menatap suaminya itu
"Baby please stop it. Jangan bertanya seperti itu, seharian aku dikantor bukan? Banyak client wanita ku" Ucap Shakti mencoba menjelaskan
"Tidak, ini dekat dengan pakaian mu. Tidak mungkin kalian tidak bersentuhan" Ucap Radhika tetap kekeh dengan pikirannya
Shakti nampak terdiam sejenak. Ia menghembuskan nafas beratnya

KAMU SEDANG MEMBACA
My Second Love
RomanceShakti arora,,, pria tampan yang mencintai gadis bernama zaskia,,, walaupun ia akan segera menikahi seorang gadis cantik bernama radhika madan tapi ia sama sekali tidak meninggalkan kekasihnya zaskia,,, melainkan hanya menduakan radhika,,, Tidak ti...