My Second Love Part 65

1K 75 2
                                        

"Ceritakan kepada ibu,, apa yang terjadi? "

Shakti kemudian menceritakan semuanya kepada ibunya itu. Sedangkan Ny Arora, wanita paruh baya ini hanya bisa manggut-manggut dibuatnya hingga satu kalimat yang terlontar dari mulut shakti membuat dirinya diam dengan bola mata yang besar.

"Apa kau sudah tidak waras?! "

ucap Ny Arora dengan tatapan tajam nya, sementara shakti, pria ini hanya bisa mengernyit heran. Ia tidak tahu harus bagaimana. Dirinya sendiri saja keheranan.

"Tadi radhika, sekarang ibu,, apa malam ini aku harus mendapat omelan dari kalian? " tanyanya lirih

"Memang harus! Berpikir lah shakti! Berpikirlah!,, pikirkan perkataanmu dan balasan dari perkataan istrimu,, hhh kau ini!,, "

"Apa yang harus aku pikirkan ibu? Aku hanya berkata jika makanan yang dibuat radhika akan dibuang jika tidak habis,, apa salah nya? " tanya shakti heran

"Kau ini terlalu bodoh nak! Kau tahu?! Sejak awal kau bercerita ibu masih menghargai nya,, karena tidak ada hal yang perlu diherani,, tapi setelah kau bercerita diakhir tadi jika kau mengatakan bahwa buang saja makanan itu jika tidak habis dan balasan dari radhika ketika kau tidak menghabiskan nya,, dan kau menyuruh untuk dibuang lagi,, lalu balasan dari itu adalah yasudah,, "

"Ibu,,, sebenarnya apa yang kau Katakan? Aku sama sekali tidak mengerti, kau terlalu berbelit bu,, " heran shakti

"Ya karena jika kau menyuruh radhika agar membuang makanannya jika tidak habis maka sama saja kau men--"

"Intinya saja ibu,, ibu terlalu lama berbicara,,, radhika akan semakin kesal nanti,,, " kesal shakti menyela ucapan Ny Arora

"Istrimu marah karena kau tidak menghargai hasil masakannya! " ucap Ny Arora cepat ketika seusai menghela nafas berat nya

"Dia marah?! "

"Iya shakti,,, wanita memang selalu marah akan hal itu,, seorang istri menyiapkan untuk makan malam nya nanti bersama suami,, tetapi suaminya itu malah menyuruh istrinya untuk membuang makanan yang dibuat dengan cinta oleh istrinya,  "

"Lalu,,, aku harus apa bu? "

"Bujuk dia dengan kasih sayangmu,,," saran Ny Arora dengan wajah penuh misterius, nampaknya wanita paruh baya ini sudah pandai bermain teka-teki.

"Ma maksud ibu? " tanya shakti heran, pria ini sungguh tidak mengetahui isi dari makna perkataan ibunya

"Buatkan ibu cucu,,, "

ujar Ny arora mengambil gelas minumnya dan pergi meninggalkan shakti, sebelum itu ia menyempatkan untuk tersenyum geli terlebih dahulu. Sedangkan shakti, pria ini malah bergridik geli memikirkan Itu.

"Cucu? Di jam selarut ini? Bersama radhika yang sedang marah? Aishh,,!" gumamnya menggaruk rambut kepala yang tak gatal.

Shakti memutuskan untuk pergi ke kamar nya untuk membujuk istrinya yang merajuk itu.

"Dia sudah tertidur,,, "  gumamnya pelan menatap radhika yang sudah terlelap dengan nyenyak

Mungkin radhika marah karena masakannya tidak dihargai. Sebenarnya ia tidak begitu marah. Namun rasa kantuknya itu terlalu besar hingga melampiaskan kekesalan itu kepada suaminya.

Terlebih lagi suaminya itu membuat kesalahan. Jadi itu cukup untuk menjadi alasan kenapa radhika marah. Bukan marah! Lebih tepatnya lagi risih!. Risih karena kantuk dan perkataan suaminya.

Jika dalam keadaan sadar pasti radhika juga tidak akan marah atas ucapan suaminya, malahan dirinya akan sangat senang karena shakti bersikap seperti ini.

Perkataan + kantuk = risih

"Baru saja akan membuat anak dengan nya,, tetapi dia malah tertidur,, " gumamnya setelah menghela nafas berat

"Jadi selama ini aku menyia-nyiakan sebuah berlian hanya demi sebuah sampah,, "

Gumamnya tidur disamping radhika. Menatap dalam setiap inci wajah wanita itu dengan tatapan yang belum ia berikan sebelumnya. Sesekali ia mengingat ngingat perkataan sameera tadi.

Flashback on

Tokk tokk tokk!!!

"Ya masuk,,! " seru shakti kepada sang pengetuk pintu ruang kerjanya

"Tn,, ini proposal kedua dan ketiga,, untuk yang keempat dan lima serta enam,, belum selesai,, masih direvisi tn,, " ucap wanita itu ramah

"kenapa kau datang lama sekali sameera?! Aku menunggu mu sejak tadi! Bukankah aku menyuruhmu menghantarkan proposal ini 15 menit yang lalu?! Kemana saja dirimu?! " ucap shakti sedikit emosi

"Maaf tn,,, saya,, saya,, " sameera tergugup. Haruskah ia jujur jika tadi dirinya mendengarkan curahan hati seorang wanita diluar tadi?!.

"Ada apa?! jika bisa berkata jujur maka berkata lah,, kita selesaikan bersama,, apa ini ada sangkut pautnya dengan kantor ini?! "

"Ti tidak tn,,, saya,, emmm,, " sameera semakin tergugup

"Ayolah sameera,, katakan kenapa kau terlambat! Tidak bisanya kau terlambat seperti ini,, dengar! Jika ada sesuatu dikantor ini karena sekretaris tidak disiplin seperti mu bagaimana? "

"Saya,,, mm seperti nya ini tidak penting untuk hal kantor tn,, ini tidak ada sangkut pautnya dengan kantor ini,, " ucap sameera ragu

"Sameera katakanlah! Jika kau terus bertindak seperti ini,, maka jika ada masalah dikantor ini aku tidak akan mengetahuinya,,, " ucap shakti sedikit emosi

"Tapi tn,, ini benar-benar tidak ada sangkut pautnya dengan kantor ini," ucap sameera lagi

"Sameera kumohon jangan memberiku teka-teki! Aku tidak suka! " ucapnya dengan seluruh penekanan diseluruh kalimat nya

Vote 40+?

My Second LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang