My Second Love Part 76

1.2K 85 11
                                        

"Keduanya sama saja! " ketus radhika, shakti menelan saliva nya saat ini. Istrinya itu sangat seram sekali memberi sebuah pertanyaan yang seperti ancaman.

Keduanya sama-sama berbaring dengan selimut yang menutupi kaki hingga dada mereka. Shakti menempatkan kaki kanannya diatas kedua paha radhika dan tangan kanannya melingkar si perut radhika.

Hening sesaat

"Emhh,, radhika" ucap pria itu memecah keheningan

"Apa? " tanya radhika lembut, wanita itu sama sekali tidak merubah posisi nya saat ini. Ia tetap dalam tindihan sebelah tubuh suaminya.

"Tatap aku,,, " Ucap shakti cepat. Radhika menyerongkan sedikit kepalanya lalu menatap shakti

"Apa? " tanya radhika ketika sudah menatap shakti Tetapi Pria itu malah menatap nya dalam

"Aku ingin mengatakan sesuatu,, " Ucap shakti sembari terus menatap radhika.

"Katakanlah,, " lembut radhika menggenggam tangan kanan shakti yang melingkar diatas perut nya

"Aku,, aku ingin mengatakan bahwa aku,, " shakti tergugup, radhika menunggu berat ucapan shakti yang membuat nya penasaran

"Mulai mencintaimu,, " lanjutnya tersenyum. Radhika tersenyum hangat ia mengelus tangan kanan shakti

"Terimakasih,, terimakasih karena kau sudah mau untuk belajar mencintai istrimu ini,," lirih radhika, shakti tersenyum

"Tanpa disuruh,, aku sudah mencintai mu,, " Ucap shakti, radhika mengernyit

"Kapan? " tanya radhika heran

"Sudah sejak pertama kali bernafas,, hanya saja cintaku itu dalam buta,, " ucapnya tersenyum geli, radhika mencubit tangan shakti karena kesal. Shakti semakin terkekeh atas tingkah istrinya itu

Mana ada cinta dalam buta?

Hhh dasar pria aneh!.

"Cinta dalam buta itu tidak ada shakti! " Ucap radhika

"Tidak ads sebelum aku dilahirkan,, benar bukan? " tanyanya menggoda

"Untuk mu,, semua pertanyaan ku anggap benar,, " Ucap radhika menepuk nepuk pelan tangan kanan shakti yang masih melingkar diatas perut nya

Shakti mengatur posisi tidurnya. Saat ini ia dibawah leher putih radhika. Masuk kedalam selanya berusaha untuk berdampingan dengan leher itu agar leluasa untuk mengecup nya.

"Shakti,, apakah aku akan memiliki bayi? " tanya radhika

mengelus rambut suaminya yang terbalik karena shakti menghadap kesamping leher radhika. Bahkan wajahnya sangat terasa menempel di leher nya

"Akan segera hadir,, itu kalimat yang tepat! " Ucap shakti masih menciumi leher radhika

"Tapi kita baru melakukannya satu kali,, apa secepat itu? " tanya radhika polos

Shakti mulai berhenti menciumi leher radhika. Kepalanya menengadah lebih tinggi.

Giliran radhika yang bersandar didada bidang suaminya, ia bisa mendengar detak jantung dan deru nafas mint suaminya itu.

"sperma ku berkualitas sangat bagus,,, hanya satu kali pengeluaran benih itu pasti akan segera tumbuh dengan subur,, " lembut shakti,

radhika mendongak menatap shakti, shakti tersenyum hangat menyatukan hidungnya dengan hidung istrinya dan radhika pun membalas nya dengan senyuman.

Wanita ini kembali bersandar didada bidang suaminya itu yang mendapat elusan tangan kekar di rambut panjang nya.

"Jika tidak tumbuh,, bagaimana? " tanya radhika dengan tangannya yang terus menulis tulisan abstrak didada suaminya.

"Kita harus melakukannya lagi,, berulang-ulang dengan mesra,, bahkan kita harus melakukan itu sehari lima kali,, aku bisa izin kekantor saat jam pembuatan anak,, " ucap shakti enteng

"Kau bisa membunuh ku bodoh! " gemas radhika memukul pelan dada suaminya

"Haha,, tidak,, pelan-pelan sayang,, " tawa shakti lalu mengecup pucuk rambut istrinya yang berada dilehernya.

"Shakti,,, " panggil radhika yang dibalas deheman oleh suaminya.

"Ibu pernah mengatakan jika kita harus menempati rumah baru,, iya,, hanya ada kau dan aku dirumah itu,," lembut radhika

"Semua itu terserah padamu,, bila kau senang jika kita tinggal berdua,, maka akan kita turuti keinginan ibu itu,, " ucapnya mengelus-ngelus rambut radhika

"Tapi,, aku tidak bisa meninggalkan ibu sendiri disini,, " lirih radhika, shakti mengecup lama pucuk rambut istrinya itu

"Kau ini,, aku saja sebagai anaknya sama sekali tidak keberatan jika kita harus meninggalkan ibu,, tapi kau,, hanya seorang menantu dan mertua,, tetapi hubungan mu melebihi hubunganku dengan ibu sepertinya,, "

"Mungkin karena aku sudah tidak memiliki ayah dan ibu,, jadi aku menganggap ibu mertua sebagai ibuku sendiri,, "

"Kau memang harus menganggap ibuku sebagai ibumu juga,, bila perlu kau bisa menganggap aku sebagai ayah mu haha,,, " Goda shakti terkekeh

"Ish,, kau ini! " kesal radhika mencubit dada shakti

"cubitan mu sakit juga ya,, aku tidak menyangka haha,, ku kira hanya semut saingan rasa cubitanmu dengan gigitannya,," ucapnya semakin meledek

"Shakti!! Berhentilah mengolok ku! Aku tidak suka! " kesal radhika membuka suaminya itu terkekeh geli

"Tapi aku suka,,, " ledeknya semakin membuat radhika mendecak sebal dan berhenti mengeluarkan suara

"Tidak tidak,, aku hanya bercanda" lanjutnya menenangkan

"Yasudah,, kita jadi pindah tidak? " tanya radhika. Shakti terdiam, ia malah mengelus ngelus rambutnya

"Shaktii,,, " kesal radhika karena suaminya itu sama sekali tidak menggubris perkataannya



40+?

follow IG baru aku= Rizka_Agt1339

Sabar yah,, ini lagi ngetik buat part selanjutnya

My Second LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang