Pukul 02.00 dini hari
Sudah ada seorang wanita yang tengah duduk disofa yang terletak didalam kamarnya.
Ia terus saja menggigit bibir bawahnya menahan sakit diperutnya. Baby nya itu memang susah sekali diajak kompromi.
Tidak mengenal waktu, kapan pun baby nya ingin mengamuk ya seperti itulah dampaknya kepada Radhika.
Ia ingin sekali membangunkan shakti. Namun ia tidak tega untuk hal itu. Tadi saja shakti tidur pukul 12 malam. Bahkan lebih.
"Yatuhannn!" Rintihnya terus saja mencengkram pembatas sofa. Ia tidak mau jika harus mencengkram perutnya untuk menghilangkan rasa sakit, takutnya itu akan berdampak buruk bagi si bayi.
"Arrggghhh!!!" Teriak Radhika tanpa sengaja
Kali ini sakitnya benar benar tidak bisa ia tahan. Keringat sudah bercucuran didahinya.
Mendengar jeritan yang cukup keras tadi. Pria yang tadinya tengah terlelap tidur pun langsung bangun dibuatnya.
"Radhika!" Panggil Shakti panik lalu turun dari ranjang dan menghampiri Radhika disofa yang tidak terlalu jauh dari ranjangnya.
"Shakti sakittttt!" Rintih Radhika menangis
"Tunggu aku akan mengambil air"
Shakti segera mengambil air putih dibawah. Air putih dikamarnya sudah kosong. Hal ini memang biasa terjadi setiap malamnya. Jadi Shakti tidak terlalu bingung ia harus apa.
"Minum perlahan,," Ucapnya lembut sembari membantu radhika untuk lebih tegak
"Sudah lebih baik?" Tanyanya
"Perutku sakit shakti,, dimana kainnya?" Tanya radhika
Shakti mengambil kain diatas nakas. Ia berniat untuk membasahinya dengan air di wastapel kamar mandi.
Niatnya terurung ketika radhika kembali berteriak kecil. Ia duduk kembali disofa lalu dengan cepat mengambil gelas minum tadi.
Tentu saja masih ada air didalamnya. Shakti mencelupkan kain itu kedalam gelas panjang.
Dengan telaten shakti membuka baju radhika sampai keatas pusar. Lalu menempelkan kain itu diperut buncit Radhika.
Sedikit demi sedikit sakit yang dirasakan Radhika menghilang. Ia mulai bisa bernafas dengan teratur. Sementara shakti terus menunggu reaksi darinya.
"Terimakasih" Lirih radhika dengan mata sedikit terpejam. Punggungnya sudah menyender disofa kini
"Kau selalu mengatakan itu, untuk apa? Aku ini suami mu. Sudah seharusnya aku melakukan ini" Ucap Shakti sedikit kecewa
"Bukannya seperti itu shakti,, perlakuan mu selama kehamilan ku sangat istimewa" Senyum Radhika memegang lengan shakti
"Sekasar kasarnya seorang suami, ketika istrinya mengandung buah hati mereka, pasti akan luluh oleh keadaan tersebut. Apalagi aku yang memang tidak kasar, pasti sangat istimewa" Ucapnya tersenyum bahagia
"Kau yakin kau tidak kasar?" Goda radhika menatap shakti geli
"Hehe tidaklah sayaaangg,, aku hanya marah ketika emosi sajaaa" Ucap shakti cengengesan lalu menyandar disofa dengan tangan yang memeluk perut radhika. Cuma tidak terlalu erat
"Semua orang juga akan marah ketika emosi,, kau ini" Ucap radhika
"Iyaiya maafkan aku" lembutnya mengalah
"Lagi pula aku sudah paham dirimu, kau lebih sering marah ketika lelah benar bukan?"
"100 untuk mu,," Ucap Shakti yang sudah memejamkan matanya dengan kepala miring menyandar di dada Radhika
"Kau jorok!" Desis radhika
"Maksudmu?" Tanyanya masih terpejam
"Kau mencelupkan kain kedalam gelas itu" Ucap Radhika datar
"Darurat sayaaaang" Ucapnya malas
"Tetap saja itu jorok" ucap radhika keukeuh
"Baiklah terserah dirimu, sudah ya kita tidur diranjang saja oke? Kau harus istirahat" Ucap shakti lembut sembari menuntun radhika.
*****
![](https://img.wattpad.com/cover/141418430-288-k433296.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Second Love
RomanceShakti arora,,, pria tampan yang mencintai gadis bernama zaskia,,, walaupun ia akan segera menikahi seorang gadis cantik bernama radhika madan tapi ia sama sekali tidak meninggalkan kekasihnya zaskia,,, melainkan hanya menduakan radhika,,, Tidak ti...