My Second Love part 17

834 66 3
                                    


"Ambil ini,, kau pasti membutuh kan nya,, " ujar shakti memberikan empat lembar tissue putih yang diambilnya tadi

Dengan ragu gadis bermata indah yang kini menjadi basah dan sedikit bengkak itupun mengambil tissue yang menyodor kearah dagu nya.

"Terimakasih,, " lirih radhika lembut namun masih bisa terdengar oleh shakti.

Shakti sadar bahwa radhika kali ini menangis bukan karena dirinya. Terlihat saja dari manik mata radhika yang tersirat kan penuh rasa rindu.

Rindu akan ibu. 

Shakti tersenyum melihat radhika yang menyusut wajah basah nya. Shakti meletakkan kedua tangannya diatas kasur tepatnya di sisi paha kiri dan kanannya.

Ia menatap kearah cermin. Menatap gadis tersebut dengan secara tidak langsung. Shakti menghela nafas lembut.

"Kau tau,,, dulu saat aku tidak bertemu dengan orang tua ku aku merasa sangat kesepian,, bahkan aku sempat menangis saat ibuku mengatakan shakti,, ibu pergi sebentar nak,, jangan menyusahkan bibi mala mu,, ingat pesan ibu nak,, jangan sekali kali berpikiran bahwa ayah dan ibumu ini tidak menyayangi mu,, ibu dan ayah sangat menyayangi mu,, jaga dirimu baik-baik nak,, yah seperti itu lah ketika ibu akan pergi ke bangalore,, aku sering sekali ditinggal oleh urusan bisnis orang tuaku,, kau tau,, saat kecil dulu aku selalu saja membuat ibuku merasa bersalah ketika meninggalkan ku,, " ucap shakti. Radhika mengernyit heran dan shakti membalasnya dengan senyuman lalu melanjutkan lagi cerita nya.

"Aku selalu saja membuat ibuku merasa bersalah ketika meninggalkan ku,, kau tau dengan cara apa? Radhika menggeleng menatap shakti aku selalu hormat & bersikap baik serta menuruti apa perkataannya dan Tidak pernah sekali pun aku membangkang perintah mereka,, aku merasa cara itu adalah cara terbaik,, karena apa? Karena aku ingin ibuku selalu saja ingin bersama ku,, karena aku anak manis haha,, radhika tersenyum tapi ternyata ibu & ayah sama sekali tidak pernah menuruti permintaan ku ketika aku merengek,, ibu jangan pergi,, " ucap shakti dengan mata berbinar serta bibir yang menggemaskan.

Radhika tertawa melihat expresi shakti yang sangat konyol baginya ketika merengek kepada ibunya. Shakti tersenyum akan hal itu.

"Sudah,, sudah, tidak ada dongeng lagi,, lanjutannya apa aku sudah lupa,, sekarang aku ingin bertanya,, kenapa kau menangis? " tanya shakti

"Aku,, em,, aku me--"

"Merindukan ibu,, ayah,,,? " sanggah shakti menyela kegagapan radhika

"Aku tau itu radhika,,, aku tau kau merindukan ibu & ayah mu,, tapi setidak nya berbahagialah karena kau bisa menghanyutkan abu mereka,, abu? Aku lupa,, apa kau sudah melakukan upacara kematian ibu dan ayah mu? " tanya shakti

pasalnya ia baru menyadari bahwa ia tidak menemani radhika melakukan upacara kematian ibu dan ayah radhika,,Tn & Ny madan.

Radhika mengangguk dan tersenyum menatap shakti.

"Sudah,, aku sudah melakukan upacara kematian ibu dan ayah saat kemarin kau bekerja,, " ucap radhika

"Sudah? Kenapa? Kenapa kau tidak meminta tolong kepada ku agar aku menemanimu,,? " tanya shakti

"Aku tidak ingin merepotkan mu,, " lirih radhika nyaris tak terdengar




****vote-coment-follow****








My Second LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang