Kantor......
Pukul 11.15 kini seorang pria tengah mengerjai sebuah proposal penting nya untuk meeteng sore hari ini. Mulai hari ini dirinya harus lebih giat bekerja untuk lebih membesarkan nama kantornya.
"Revisi,,, ini,,, dan,, sudah,,! " gumamnya melihat hasil proposal yang dikerjakannya
Drttt!! Drrtt!! Drrtt!!
Satu notif pesan terdengar dari ponsel shakti. Ia masih mengabaikannya saat ini. Ia pikir pekerjaan nya lebih penting dari segalanya.
Drrtt!! Drrttt!!! Drrttt!!
Bunyi itu terdengar lagi membuat shakti risih akan getaran ponselnya yang beradu dengan meja kacanya.
"Sial! " umpatnya kesal
Shakti mengambil ponselnya dan menggeser layar ponselnya tanpa privasi atau kunci sandi.
"Zaskia,,! " lirihnya cemas
Ia sama sekali tidak berniat untuk membuka pesan dari wanita itu. Tapi satu buah notif pesan terdengar lagi membuat dirinya semakin frustasi. Ia memutuskan untuk membuka pesannya.
MyZess
Sayang,, katakan padaku jika kemarin kau tidak serius mengatakan itu,,
MyZess
Katakan sayang,,,,!! Apa kau mengingat saat kita berdua di pantai? Rumah? Semua tempat? Ingat kisah kita sayang,,, ingat,, kumohon!,, jangan biarkan aku menangis seperti ini,, ingatlah masa-masa yang kita jalani,, ingat lah!
MyZess
kumohon!!!
Shakti mengernyit, ia bingung harus berkata apa saat ini. Apa harus ia membalas nya? Memberi kesempatan terhadapnya? Atau hanya mengabaikan nya?.
"Sebaiknya aku tidak berhubungan lagi dengan dirinya,, jujur saja aku sangat tertekan!! Aku merelakan orang yang aku cintai demi ibuku!! Arrggghhh!! "
Emosi shakti frustasi. Ia menyapu seluruh barang diatas meja dengan kedua tangannya. Proposal penting itupun sudah bertebaran dimana-mana.
"Kenapa harus sesulit ini!!! Disatu sisi ada zaskia,, disisi lain ada ibu dan istriku!! Arghh!! " ucap nya semakin frustasi
"Apa aku harus melupakan zaskia? Atau membangkang ibuku dan meninggalkan istriku demi hidup bahagia bersama kekasih ku?!! Arrggghhh!!!! "
Tok!! Tok!! Tok!!
Terdengar suara ketukan. Shakti tidak bisa mengendalikan emosi nya saat ini. Sekarang dirinya sedang menentukan apa hal yang terbaik untuk masa depannya.
"MASUK!! " teriak nya cukup kencang seolah-olah menyeimbangi besarnya emosinya saat ini.
Terlihat wanita ber saree cream dengan kotak makan yang dibawanya masuk kedalam dengan elegan. Ia mendekati suaminya yang sepertinya sangat berantakan saat ini.
Dilihat suaminya yang sedang memijit pelipisnya dengan kasar. Matanya memicing melihat kearah kiri. Disana banyak sekali barang berserakan dimana-mana.
"Apa yang terjadi?! " batin radhika mengernyit cemas. Ia menghampiri suaminya lebih dekat. Diletakannya kotak makan besar itu di atas meja.
"Shakti,,, " lirih radhika. Dirinya berada tepat dihadapan shakti, hanya saja meja sebagai penghalang nya. Shakti melirik kearah wajah radhika.
"Untuk apa kau kesini?! " tanyanya ketus melirik ke wajah radhika. Radhika mengernyit
'Apa aku membuat kesalahan? ' batin radhika karena setau dirinya, ia tidak memiliki masalah dengan suaminya. Hubungan mereka bahkan baik-baik saja hingga tadi pagi.
"Ak aku,, ingin me menghantarkan makan siang untukmu,, " ucap radhika gugup
"Hhhhhhh!!!! "
Brakhhhh!!!
Emosi shakti menggebrak meja. Radhika semakin terkaget. Tubunya bergetar lemas saat ini. Ia takut jika suaminya lepas kendali nanti.
Shakti berdiri dan menghampiri radhika. Ia mencengkram kuat bahu radhika. Membuat Wanita itu meringis kesakitan.
"KENAPA POSISI KU SESULIT INI RADHIKA?! KENAPA?! " teriak shakti mencengkram kuat bahu radhika
"AKU BINGUNG HARUS BAGAIMANA SEKARANG! AKU BINGUNG! " teriak nya menghempas kasar tubuh radhika
Shakti berjalan sedikit gontai. Ia duduk disofa saat ini. sedangkan radhika, wanita itu masih sibuk berkalut dengan pikirannya yang terheran.
"Apa yang terjadi? Katakan kepadaku,," lirih radhika mengelus bahu kanan shakti. Dirinya sudah terduduk disamping suaminya itu.
"kau tidak akan mengerti! " tegas shakti. Ia menelungkup kan wajah nya dengan kedua telapak tangan nya.
"Aku tidak akan mengerti jika kau tidak memberi tahu itu,, " ucap radhika lembut
"MEMANGNYA APA YANG KAU MENGERTI?! TIDAK ADA BUKAN?! " teriaknya lagi membuat radhika menutup kasar kedua matanya.
"Tenanglah,, aku disini ada untuk mu,, " ucap radhika lembut seraya lebih menenangkan suaminya
"Aku tidak bisa berada di posisi ini radhika,,! Tidak bisa,, " ucap shakti lesu
'Aku mengerti ini,, mungkin ia bisa se berlebihan seperti ini karena orang yang dicintai nya,, aku mengerti ini, walau bagiku ini terlalu berlebihan,,' batin radhika mengerti kondisi shakti.
"Aku ingin bertanya sesuatu padamu, apa itu boleh? " tanya shakti, dirinya sedikit menenang kini. Ia membalikan tubuhnya menghadap kearah radhika.
"Tentu,, " jawab radhika tersenyum tulus
"Apa kau rela jika aku memilih zaskia? "
tanya shakti membuat senyuman yang sedari tadi mengembang keatas kini senyuman itu meluntur mengembang kebawah. Radhika menatap shakti dengan tatapan seperti orang yang sedang menahan air matanya.
"Jika kau bahagia dengan hal itu,, maka akan ku bebaskan kau dengan kekasih mu,, aku rela" purau radhika. Lehernya tercekat hebat saat ini
"sungguh? " tanya shakti tak percaya. Radhika mengangguk setengah menggeleng. Ia melipat bibir nya untuk menahan air matanya.
"Tapi,, aku tidak percaya jika ibu merelakan itu,, " lirih shakti
"Akan kubantu agar ibu menyetujui itu,, " ucap radhika sedikit tegas.
"Kau baik sekali radhika, terimakasih,, " ucap shakti tersenyum bahagia
"Yasudah,, aku pergi, dirumah ibu menyuruh ku untuk menemani nya,, " dusta radhika. Padahal Ia tidak memiliki janji dengan Ny Arora tadi.
"Hati-hati,, " ucap shakti yang dibalas anggukan oleh radhika.
"hikss,, hiks!! Hiks! " radhika tidak bisa menahan tangisannya lagi.
Untung saja dirinya menangis saat pintu kantor shakti tertutup. Ia bersandar di pintu shakti. Menangis hebat disana. Seolah-olah tangisan itu membiasakan dirinya dengan hal seperti ini.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Second Love
RomanceShakti arora,,, pria tampan yang mencintai gadis bernama zaskia,,, walaupun ia akan segera menikahi seorang gadis cantik bernama radhika madan tapi ia sama sekali tidak meninggalkan kekasihnya zaskia,,, melainkan hanya menduakan radhika,,, Tidak ti...