My Second Love part 18

871 62 3
                                        

"Aku tidak ingin merepotkan mu,, " lirih radhika nyaris tak terdengar

"Kau ini mengatakan apa? Itu sama sekali tidak merepotkan ku,, bahkan aku merasa bersalah jika tidak menemani mu,, aku harap kau tidak pernah membenciku untuk hal ini,," ucap shakti

"Tidak,, sama sekali aku tidak pernah membenci mu,, bahkan kau yang membenciku,, " ucap radhika

"Jika aku membenci mu itu wajar,,, " shakti nampak sedikit kesal saat pembicaraan hangat ini mengarah ke hal yang lebih sensitif

"Mengapa? " tanya radhika ragu-ragu.

Seketika bayangan zaskia kembali melintas dibenak nya. Shakti kembali bersikap dingin dan acuh terhadap radhika. Ia kembali menganggap radhika sebagai penghalang kebahagiaan nya dengan kekasih yang dicintainya, zaskia.

"Turun dan makan lah! " printah shakti dingin dan ketus tanpa menatap radhika ketika sudah berdiri dari duduk nya yang tadi bersebelahan dengan radhika

"Sh shakti? " ragu radhika. Pasalnya ia sangat heran melihat perubahan sikap shakti terhadapnya. Ia sangat merasa aneh akan hal ini.

Shakti nya itu cepat sekali beradaptasi. Paham?!

Shakti turun tanpa menengok kearah radhika. Ia menuruni anak tangga dengan gigi atas yang bercengkrama bersama gigi bawah nya. Menandakan bahwa pria itu sedang menahan emosi.

Entah apa emosi itu se sensitif ini!

Radhika turun dari atas tapi sebelum itu ia mengikat rambut panjang nya dengan ikat rambut lalu mencuci wajahnya lalu turun. Ia makan karena berniat menghargai shakti yang sudah datang kekamar nya tadi.

Radhika mendudukan pantat nya diatas kursi meja makan. Shakti duduk di kursi yang memanjang kearah meja makan dan radhika duduk dikursi yang menyamping kearah meja makan.

Tapi keduanya masih di meja yang sama. Hanya saja kursi yang berjarak 5 kursi. Radhika melihat shakti yang sudah melahap makanannya. Tadi nya ia berpikir akan mengambilkan lauk pauk untuk shakti.

Tapi shakti saja sudah mengambil nya terlebih dahulu. Jadi radhika mengambil makanan nya untuk dirinya sendiri saja.

Keduanya makan dengan hening. Tidak ada pembicaraan sama sekali. Dingin suasana disana saat ini. Hanya ada bunyi sendok& garfu yang beradu di atas piring sesekali pisau kecil yang ikut serta meramaikan suasana diatas piring pemakan dingin.

Senyum tipis mengembang di bibir radhika saat melihat shakti yang melahap makanan yang dibuat oleh nya dengan sangat lahap. Walaupun shakti memakannya dengan cemberut.

Mungkin shakti bingung membedakan antara mendapat makanan lezat buatan rumah, kesal / lapar.

"Kasihan sekali nona radhika,, ya dewa,, dia sudah baik sekali terhadap Tn. Shakti,, tapi seperti nya hati Tn. Shakti masih belum tersentuh oleh nona radhika,, mungkin karena nona radhika terlalu lembut sampai-sampai sentuhan itu tidak terasa di hati Tn. Shakti,,, " gumam asisten rumah tangga yang tak lain adalah, bi mala.

Mala memang tau tentang hubungan shakti & radhika. Karena kemarin malam Ny. Arora menghubungi nomor rumah untuk memberi tahu status radhika dirumah besar ini.

Bukan tamu tetapi calon menantu dari Ny. Arora. Awalnya mala kaget namun Ny. Arora mengatakan untuk menjaga dan mewaspadai shakti & radhika dirumah.

Tentang bagaimana caranya berinteriaksi secara baik dirumah antara keduanya.

"Sudah sudah,, berhenti bergosip dengan angin,, lanjutkan pekerjaan mu,, kau ini,, sedang menyuci piring saja masih Sempat-sempat nya menengok kearah meja makan lalu bergosip ria dengan angin yang berlalu,," ledek supir di rumah shakti yang tak sengaja mendengar ucapan bi mala didapur.

Mala mendecak kesal atas ejekkan supir yang dianggap nya menyebalkan itu.

"Aisshh kau ini! Pergi sana! Cuci mobil tn. Besar! Jangan hanya meledek orang saja,, " kesal mala

"Haha,, baiklah,, baiklah,, aku pergi " ucap supir tersebut.

****vote-coment-follow****


Abang labill iihh,,, gampang banget berubah pikirannya!.

My Second LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang