My Second Love Part 49

946 68 14
                                        

Beberapa menit kemudian radhika keluar dari kamar mandi dengan handuk sedada hingga sebatas paha putih mulus imut lucu nya itu.

shakti tak kedip-kedip nya menatap radhika dengan balutan handuk merah nya. Merasa ditatap oleh sakti radhika membesarkan kedua bola matanya .

"Ka kau!! Kau sedang melihat apa? " ucap radhika gelagapan dengan tangan yang terus meraba raba tubuhnya sendiri. Shakti tersadar

"E ee ak aku,, ti tidak!! Ak aku ingin mandi,, ya aku ingin mandi " ucapnya tak karuan

"Kalau begitu cepatlah pergi dari sini!!" ucap radhika yang dibalas pelototan oleh shakti

"Ma maksudku,, ka kau pergi ke kamar mandi,, maksudku itu,, " gelagap radhika

"Aku akan mandi sekarang,, " ucap shakti lalu meninggalkan radhika dan memasuki kamar mandi

Radhika memakai pakaian selama shakti berada di kamar mandi. Ia telah siap dengan saree biru muda bergaris biru tua yang berbahan licin nya.

Ketika sedang memakai anting radhika melotot ketika melihat shakti dari pantulan cermin. Telanjang dada.

Matanya semakin membulat saat suaminya itu mendekati dirinya. Radhika sudah gemetar saat ini. Ia tetap diam ditempat, terduduk dimeja rias.

Matanya selalu saja mengarah ketubuh suaminya yang terpantul dicermin tanpa harus menatap kebelakang. Ia pikir shakti akan apa ternyata shakti hanya mengambil pakaian kerja nya saat ini dilemari.

"Pakaian mu ada di kasur"

Cicit nya bergetar berusaha bersuara seterdengar mungkin ditelinga suaminya. Shakti mengernyit heran

'Dia menyiapkan pakaian ku? ' batinnya heran

Shakti menatap wajah radhika yang terpantul cermin, seolah-olah dirinya sedang berhadapan dengan istrinya dalam keadaan radhika yang menghadap membelakanginya.

Shakti mengambil jas nya dan memakai pakaian itu ditempat dimana ia berdiri tepat di samping kasur besar nya.

Matanya semakin tak terkedip saat melihat handuk itu diprosotkan dari tubuh atletis suami nya itu. Radhika memutuskan untuk memejamkan matanya sampai suaminya itu sudah selesai memakai pakaian.

"Apa Kau sudah siap? "  tanya shakti  menepuk pundak radhika membuat istrinya itu tersentak kaget lalu menoleh ke arah suaminya

"ak aku sudah siap,, " ucap radhika cengengesan tak karuan membuat shakti tersenyum geli menatapnya

" ayo turun,,, " ajak shakti yang dibalas anggukan dan senyuman kikuk oleh radhika

Meja makan...

Radhika baru teringat bahwa ia belum memasak karena biasanya ya yang memasak masakan sarapan ataupun masak-masakan siang dan malam itu dirinya.

Ya walaupun ibu mertuanya tidak menyuruh dirinya untuk memasak tapi radhika tetap kekeh untuk memasak masakan sebagai istilah tugasnya sebagai seorang istri.

"hais anak dan menantuku! kalian sangat serasi sekali,, astaga semoga dewa memberkati kalian,, jauhkan mata buruk ,,, jauhkan mata buruk,, " ucap nyonya arora memberkati shakti  dan radhika

Shakti dan radhika tersenyum lalu duduk untuk memulai sarapan.  radhika berdiri untuk mengambil lauk pauk yang dibutuhkan suaminya untuk sarapan pagi hari ini. Ny Arora  tersenyum melihat kedekatan sakti dan radhika yang di rasanya semakin lekat saat ini. 

ia pikir dengan menemukan rumah baru ia lebih bahagia dan lebih percaya bahwa mereka akan baik-baik saja nantinya.

Sarapan yang dihadiri oleh pembicaraan antara menantu dan mertua pun selesai. Hanya shakti saja  yang tidak turut ikut campur dalam pengambilan pembicaraan di sini. 

ia memilih bungkam dan diam.  Entah kenapa ia menjadi terdiam seperti ini. Apa mungkin sifatnya kembali lagi?! 

kenapa sifatnya sangat labil sekali sehingga menyulitkan radhika untuk berfikir apa itu kesukaannya dan apa itu kebencian nya.

pikirannya saja berubah berubah terus apalagi selera nya itu tidak mungkin bisa ditebak dengan cepat oleh radhika. Huhhh dasar shakti!

"apa kau akan bekerja saat ini?! Kenapa sulit sekali meminta waktumu?! " tanya ny. Arora sedikit emosi ketika sakti berpamitan akan pergi ke kantor.

"waktu adalah uang,, " ucap shakti melirik kearah radhika

"memangnya tabungan mu tidak cukup?! ibu rasa uangmu terlalu banyak shakti! tidak henti-hentinya kau berhenti bekerja!! untuk apa uangmu terkumpul menjadi gunung jika nantinya kau tidak bahagia di dalam sana?!! "

"Ibu,, shakti mohon,, shakti harus bekerja,, memang uangku sudah melebihi kebutuhan tapi kantorku membutuhkan ku saat ini bu,, " ucapnya seraya membujuk nyonya arora

My Second LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang