My Second Love Part 109

705 79 2
                                        

"Oohooo,, kau mau apa?" Tanya shakti sembari menurunkan jari telunjuk radhika

"Aku akan mematahkan junior mu!" Ucap radhika dengan mimik yang masih kesal.

"Haha,, tidak sayang tidak! Aku tidak akan seperti itu,, apalagi mencari alamat wanita lain,, lebih baik aku mencari dirimu ketika tidak ditemukan saat akan membuat janin" Desis shakti

Wajahnya mulai serius kini. Halis radhika merengut seketika. Ia mulai memundurkan wajahnya ketika wajah suaminya mendekat.

Dekhhh!

Punggung radhika sudah terbaring disofa. Shakti semakin mendekat. Wajahnya berjarak 1senti saat ini.

"Apa kau mengerti?" Tanya shakti berbisik didaun telinga radhika.

Tentu saja radhika merangsang akan hal itu. Shakti masih menatap istrinya yang memasang wajah bingung itu.

"To to topik pembicaraan tadi bukan ini,,," gugup radhika

"Kita buat saja topik pembicaraan baru,," lirih shakti dengan nada beratnya.

"Shaktiiiiii,,," cicit radhika

Cuph!

Shakti hanya mengecup bibir radhika lalu duduk kembali dengan tawa nya yang tidak enak didengar bagi radhika.

"Hahaha hahaha wajahmu wajahmu haha kau begitu ketakutan haha" ucap shakti terus meledek.

Sedangkan mimik wajah radhika sudah memerah karena malu.

"Hahaha aduhh perutku sakittt,,, hahahha radhikaaa radhikaa kau ini haha"

Entah apa yang lucu tetapi shakti masih menggelak tawakan mimik wajah radhika saat dirinya mendekati tadi.

"Shakti hentikan,,," lirih radhika sembari menarik narik pelan celana shakti.

"Apa sayang apa hahaha,," Goda shakti dengan tawanya yang belum berhenti

"Shaktii hentikann,,,!" Rengek radhika tetapi shakti tak hiraukan itu. Ia masih asik tertawa.

"Hikss,, hiksss,,"

Seketika Shakti berhenti tertawa. Ia melihat kesamping, memastikan bahwa radhika atau bukan yang mengeluarkan isakan tersebut.

"Ra radhika,, hei maafkan aku,," ujar shakti membalikan tubuh radhika agar menghadapnya.

Sementara radhika hanya mengeluarkan isakan saja. Shakti bingung, ia harus seperti ini atau itu.

"Aku hanya bercanda sungguh,,," bujuk shakti kembali.

"Kenapa kau terus tertawa walaupun aku sudah merengek meminta mu untuk tidak tertawa!" Omel radhika dengan suara rendah nya.

"I i iya,, maafkan aku,, aku kan sudah mengatakannya tadi,," ucap shakti lembut sembari mengelus rambut radhika.

Shakti merasa bingung kini. Entah gugup atau merasa bersalah, semuanya bercampur aduk.

"Bodo ah hiks,," Ujar radhika merajuk

"Okee,, okee,,, lain kali aku akan lebih mendengarkan mu,," ucap shakti

Ia masih bingung kenapa istrinya mudah sekali untuk menangis akhir - akhir ini.

Radhika masih menangis. Tapi tangisannya tidak berkoar - koar seberisik orang menangis.

Ia hanya terisak sedikit lalu mengeluarkan air mata saja. Ia memeluk suaminya kembali.

Shakti yang merasa bingung pun memasrahkannya dengan tersenyum. Barulah ia lihat bahwa istrinya masih memiliki sisi kemanjaan.

"Lain kali jangan menertawakan aku seperti itu oke,,?" Ucap radhika dalam dekapan shakti.

"Okee Nyonya Arora,, aku tidak akan menertawakan mu seperti tadi,," Ujar shakti sesekali mengecupi pucuk kepala radhika.

"Memangnya kenapa hingga kau menangis seperti ini?" Lanjuttnya

"Hmm,, aku malu" lirih radhika tetapi masih bisa di dengar oleh shakti

"Aku ini suami mu,, sudah seharusnya kau terbiasa jika tubuh mu dan tubuh ku berinteriaksi,, mau telanjang ataupun bagaimana,, kau tetaplah istriku dan aku tetaplah suami mu,, " Ucap shakti lembut

"Tapi aku malu shakti,," lirih radhika

"Heyy,, kita ini suami istri,, bukan seorang kekasih lagi,, walaupun kita tidak berpacaran,, tapi kita menikah terlebih dahulu baru berpacaran bukan? Seharusnya kau lebih leluasa,, karena kita melakukan banyak hal dengan ikatan,, akan berhubungan badan atau perasaan itu tetap saja tidak melewati batas,, karena seperti yang aku bicarakan bahwa kita memiliki ikatan,, suami dan istri. Kau mengerti?" Jelas shakti lembut

"Aku mengerti,, maaf kan aku,," lirih radhika yang dibalas kecupan oleh suaminya dibagian rambutnya.

My Second LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang