My Second Love Part 88

919 70 11
                                    

Sembari menulis tulisan abstrak di payudara istrinya. Tentu saja sesekali radhika merasa geli. Ia bisa apa? Ini keinginan suaminya.

"Menurutku itu tempat yang tidak cocok,," sahut radhika Sembari mengelus rambut shakti dengan tangan kirinya.

"Cocok sayaaang,,, " lembut shakti

"Yasudah,, terserah,, jika kau setuju dengan tempat itu,, ya aku sih ayok ayo saja,, "

"Oke,, kita tinggal disana,, memangnya ibu sudah membicarakan tentang kepindahan rumah dengan mu? " tanya shakti

"Ya,, ibu membicarakan nya tadi bersamaku,,"

"Kapan? Ibu sudah pulang? Kenapa aku tidak melihatnya? " tanya shakti

"Ibu sudah pulang sejak pagi,, jika kau tidak melihatnya,, mungkin ibu mertua sedang istirahat,, "

"Hmmm,,, mungkin,, " lirih shakti. Pikirannya mulai membayangkan sesuatu kini.

"Kau pasti letih bukan? " tanya radhika lembut. Shakti sedikit mendongak dan kembali menyandar lagi disana.

Payudara maksudnya.

"Tidak,,, aku tidak terlalu letih hari ini,, memangnya kenapa? Kau ingin kita jalan-jalan? "

"Jalan-jalan disaat suami sehabis pulang bekerja? Aku tidak sebodoh itu shakti, aku tahu,, seawal awal nya kau pulang,, itu tidak bisa menghilangkan rasa letih mu,, kau pasti memiliki itu sekarang,"

"Pengertian sekali sih istriku ini hmmm,,," gemas shakti semakin mengeratkan pelukannya.

"Boleh aku bertanya,,,,? "

"Tentu boleh,, " jawab shakti.

"Kenapa kau pulang sesore ini,,? Bagaimana dengan si siapa,, astaga aku melupakannya lagi,,, siapa namanya? "

"Mitshu sayaaang,,, "

"Iya,, Bagaimana meeteng mu dengan nya?" tanya radhika sembari terus mengelus rambut suaminya.

"Batal! Tidak jadi! Sudahlah,, jangan bahas itu sekarang,, aku tidak mau membahasnya,, Bagaimana jika kita diam saja,, " ucapnya tak jelas

"Maksudmu? Bagaimana? Kita seperti patung saja? Itu maksudmu? " Tanya radhika bertubi.

"Tidak radhika,, maksudku,, kita diam saja,, menikmati udara yang terhirup oleh hidung,, Bagaimana,,? Ide bagus bukan? " tanya shakti

"Ide terbagus,, " ujar radhika dengan mimik wajah malas dan terpaksa

"Hmmm,,, radhika,, " panggilnya lembut

"Apa? " tanya wanita itu masih dengan intonasi yang sangat lembut.  memang wanita ini lembut

"Ah tidak jadi,, " ucap shakti. aish!  kenapa pria ini menjadi tidak jelas

" ya sudah jika kau tidak ingin bertanya biar aku saja yang bertanya,, eemm,, kapan kita pindah? " tanya radhika

" 30 menit setelah ini,, semua pakaian ku sudah dimasukkan ke dalam koper bukan? termasuk pakaian mu juga,,  untuk barang-barang yang lainnya itu tidak perlu dibawa karena disana sudah ada fasilitas yang lebih canggih dari pada di rumah ini,,, " jelas shakti

"Benarkah? " tanya radhika tak percaya

"Benar,,, kita hanya datang dan merayakan tempat tinggal baru kita lalu tidur dan membuat anak,,,  bagaimana? Hmm hmm? " tanya shakti menggoda

"Baik,, siapa takut,,! " tantang radhika. Wanita ini mulai berani ternyata.

Mendengar itu shakti segera menegakkan tubuhnya dengan sigap.

"Kau tidak berbohong? Kita melakukannya nanti malam? Benarkah? " tanya shakti girang

Radhika hanya menggut-manggut dengan senyuman yang terus mengembang dibibir nya.

"Bagaimana jika 10 ronde? " tawar shakti

"Tidak masalah,, akan aku usahakan jika suamiku bahagia,, " ujar radhika tersenyum

"Yasudah kita ambil pakaian terlebih dahulu,,, aku ingin kita mengadakan pesta di sana,, kau tahu rumah kita sangatlah besar! bahkan ukurannya 2 kali lebih besar dari pada rumah ini,, " ujar shakti

"Shakti apa itu tidak terlalu besar?  rumah ini saja sangat besar,, aku tidak mau kita tinggal dirumah yang terlalu besar,, " cemberut radhika

"Tapi aku sudah membelinya sayang,, " ucap shakti lembut. Mencoba untuk membujuk istrinya dengan cara semanis mungkin.





Vote40 +?

My Second LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang