My Second Love Part 123

818 80 13
                                    

Radhika mengambil secarik kertas lalu membacanya dengan senyuman, ya walaupun di belum tau apa isinya tetapi senyuman terlebih dahulu sudah tercetak di bibir ranum nya.

Selamat pagi istriku,, aku tau kau membaca ini ketika dirimu sudah terbangun dari tidur,, lupakan!. Hari ini aku sudah mulai bekerja di kantor, tadi pagi aku sudah berangkat,, maaf karena dirimu tidak bisa bertemu dengan ku pagi ini,, sudah kubuatkan sarapan untuk mu,, istirahat yang cukup oke? Aku mencintai mu...

~Suamimu

Senyuman manis mengembang disudut bibirnya. Ya walaupun kadang suaminya menyebalkan tetap saja ia adalah seorang suami bagi dirinya.

"Suamiku,,!!!" Jerit radhika dengan girangnya mengecupi surat kertas tersebutt.

Kemudian ia melahap semangat bubur buatan suaminya, lalu menghabiskannya dengan perut kenyang namun dipaksakan.

Mungkin saking menghargainya masakan milik suaminya itu.

Skip malam pukul 23.10

Radhika menunggu cemas suaminya, di jam malam seperti ini ia belum sama sekali bertemu suaminya.

"Ck! Dimana shakti,," Cemasnya mendecak

Sejak dua jam yang lalu dirinya sudah berada di ruang tamu, lantai bawah. Ia memaksakan untuk menjalankan kakinya, ya walaupun masih sedikit ngilu.

Toh cuma disekitar rumah saja, dia tidak semanja itu.

"Shakti,," Gumam radhika ketika mendengar suara mobil shakti

Segera ia membuka pintu, mobil cream yang terparkir itu jelas sudah terlihat oleh radhika. Berarti suaminya itu memang sudah benar-benar pulang.

Tidd tiddd!!

Shakti mengunci mobilnya dengan tiga kali menekan tombol remot kecil yang menyatu dengan kunci mobilnya.

Jass yang sudah dilepas serta tiga kancing kemeja yang terbuka dibagian atas, sangat membingungkan dirinya.

Seberantakan itukah suaminya jika bekerja?

"Gut nait istriku,,," Girang shakti menghampiri radhika lalu mengecup dahinya kemudian memeluknya.

Radhika tidak membalas pelukan suaminya, ia masih bingung dengan suasana.

Entah apa yang ia bingungkan, padahal balas saja ucapan shakti dengan 'Good night to suamiku' tapi itu terasa susah

"Radhika? Apa kau baik - baik saja?" Heran shakti ketika sudah melepaskan pelukannya.

"Hey radhika!" Seru shakti memegang bahu radhika

"Ah iya,,?" Kaget radhika saat itu juga

"Ada apa dengan dirimu?" Tanya shakti sekali lagi

"Entah kenapa setelah aku melihat penampilan mu yang seperti ini,, ah sudahlah,, lupakan" Ucap radhika dengan keheranannya yang masih melekat di pikirannya.

"Yasudah kita bicarakan didalam, ini sudah malam" ucap shakti merangkul bahu radhika dari samping.

Mereka duduk di ruang tamu. Shakti dan radhika bersebelahan kini. Shakti memiringkan duduknya mengahadap kearah istrinya untuk melanjutkan pembicaraan diluar tadi.

"Ada apa dengan mu tadi?" Tanya shakti mengulangi

"Tidak,, aku hanya merasa bingung, sudah begitu saja, tidak ada yang perlu kau cemaskan, tenanglah,,," lembut radhika dengan senyumannya

"Apa kaki mu sudah lebih baik?" Cemas shakti yang dibalas anggukan oleh radhika

"Apa lengan mu sudah lebih baik?" Cemasnya lagi yang dibalas anggukan dan senyuman oleh istrinya

"Apa kau sering merasakan pusing di kepalamu lagi?" Cemassnya membuat radhika tersenyum tulus

"Aku sudah merasa lebih baik sekarang,," Ujar radhika tersenyum

"Pakai ini.." Ucap shakti menunjukan sebuah kotak, radhika mengernyit heran

"Apa itu?" Tanyanya tak mengerti

"Berbaringlah,, sandarkan kepalamu diujung sofa,," printah shakti, dengan mudah radhika menurut patuh

Shakti meletakan paha radhika yang memangjang keatas pahanya. Sementara radhika menatap bingung apa yang akan suaminya lakukan.

Shakti membuka kotak obat, lalu mengataskan biru dongker radhika keatas, ia berhenti menaikan saree istrinya saat sudah sampai dibagian paha.

"Ini akan terasa sedikit panas, tapi tahan saja,," ucapnya sambil mengoleskan obat keluka lebam radhika

Radhika mengangguk patuh, ia terus saja memandang suaminya tanpa ekspresi apapun.

Shakti mengambil lembut lengan radhika, lalu mengolesi obat itu dibagian yang sedikit lebam.

"Shakti apa yang kau lakukan,,!" Kaget radhika ketika shakti memijit lengan radhika

"Memijit mu" spontan shakti polos

"Tidak,, kau ini sudah bekerja lelah pagi malam, seharusnya aku yang memijitmu,," ucap radhika memegang tangan shakti untuk menghentikan pijitannya.

Shakti mengernyit bingung, ia menggenggam tangan radhika yang sedang menahan tangannya tadi.

"Jika seorang suami saja yang harus diurus maka seorang istri akan lelah, sedangkan peraturannya seorang suami tidak boleh mengurus seorang istri, begitu? Jika suami tidak mengurus istrinya maka jika istrinya sedang sakit, siapa yang mengurus suaminya itu?"

Lembut shakti menjelaskan dengan terus menggenggam tangan radhika, radhika terus saja memperhatikan ucapan suaminya.

"Secara adat, peraturan seperti itu adalah bagaimana cara seorang istri menaati suaminya, sedangkan secara logika, peraturan seperti itu adalah hal terbodoh yang dilakukan, karena itu sama saja membuat seorang suami secara tidak langsung menjadi egois, bahkan nanti istri mereka tidak bahagia, sedangkan salah satu tujuan ku adalah membuat mu bahagia, jadi,, jangan larang aku ketika aku sedang mengurusmu,, kau ini istriku, tanggung jawabku,, mengerti?" Lembut shakti menjelaskan

Radhika manggut - manggut mendengarkan penjelasan suaminya itu.

"Ayo kita tidur,, ini sudah larut" ucap shakti mengecup punggung tangan radhika lalu membopong tubuh radhika kekamar.

Padahal radhika sudah baik - baik saja. Ah masa bodo lah, dasar shakti, maunya melakukan hal yang ia mau.

My Second LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang