Pre-Heal

123 22 1
                                    

Jungkookie menegak kopi kaleng di tangannya sambil sesekali melihat kekasih yang berdiri bersandar di depan balkon. Mata Kekasihnya menatap jauh ke tengah danau tengah kota yang terlihat dari balkon tempat mereka duduk. Ia tak melihat apa-apa, tapi matanya masih merah dengan sisa air mata yang terus tak terbendung.

Taehyungie baru menyelesaikan kurang dari seperempat dokumen yang diberikan Manager-nim dan sejak tadi, Ia tak mengatakan apa-apa sama sekali, tiba-tiba, hanya menutup dokumen itu lalu pergi keluar, di tepi balkon.

Jungkookie yang melihat itu juga tak bisa melakukan apa-apa, Ia sudah mencoba mengajak kekasihnya bicara, tapi saat ini tak pernah ada jawaban, yang bisa Ia lakukan hanyalah menjaga agar Taetaenya tak melakukan hal berbahaya di tepi balkon ini.

Jungkookie yang melihat itu juga tak bisa melakukan apa-apa, Ia sudah mencoba mengajak kekasihnya bicara, tapi saat ini tak pernah ada jawaban, yang bisa Ia lakukan hanyalah menjaga agar Taetaenya tak melakukan hal berbahaya di tepi balkon ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kau mau pergi jalan-jalan?" ucap Jungkookie kembali mencoba membuat Taehyungie bicara, tapi Taehyungie tak bergeming sedikitpun, seperti telah kehabisan kata-kata, Ia tak merespon perkataan Jungkookie.

Jungkookie menghela nafas, Ia tak punya pilihan lain selain memberikan sebatang rokok pada Taehyungie. Ia merogoh kotak penyimpan rokok kecil yang Ia simpan di kantong celananya, lengkap beserta pemantik api perunggu.

Jungkookie menyodorkan sebatang rokok itu, "kau mau?" katanya. 

Taehyungie menoleh perlahan, sejenak memandang batang rokok dari tangan Jungkookie yang sedikit bergetar. Wajahnya masih belum berekpresi, masih datar dan dingin seperti sebelumnya.

Dengan pandangan kosong, Taehyungie mengambil rokok itu, menyalakannya dengan pemantik yang diberikan Jungkookie. Ia menghisap rokok itu dalam-dalam sambil menutup mata lalu menghembuskan asap pertama. Matanya kembali menatap jauh berkilo-kilo meter ke danau, seolah Ia juga telah tenggelam dalam lautan luka yang tak bisa Ia katakan.

"Taetae-ah" panggil Jungkookie lembut

Taehyungie masih tak menjawab, Ia hanya menghela nafas

"Kau belum makan apa-apa sejak tadi pagi" ucap Jungkookie mencoba mengalihkan pembicaraan, "Kau harus makan sesuatu"

"..."

"Setidaknya kau harus makan sesuatu" lanjut Jungkookie lagi

Taehyungie masih belum menjawab, Ia masih menyesap rokoknya. Hingga beberapa saat setelah rokoknya habis, Jungkookie beranjak dari tempat duduknya, Ia berdiri di mendekati Taehyungie, perlahan menyentuh bahunya yang lemah dan rapuh. Sama sekali tak ada respon dari Taehyungie, Ia tak melawan juga, sehingga Jungkookie mempunyai sedikit kekuatan lebih untuk menarik tubuh kekasihnya lebih dekat.

"Aku akan membuatkanmu sesuatu untuk dimakan" kata Jungkookie dengan sabar

"Aku tidak lapar" Taehyungie menjawab akhirnya. Itu mungkin hanya tiga kata, tapi bagi Jungkookie, suara Taehyungie terdengar seperti jawaban yang sangat Ia tunggu-tunggu sejak tadi

Jungkookie menghela nafas lega, Ia mengeratkan cengkamannya seolah ingin menyampaikan akhirnya kau bicara, Ia tak ingin begitu mendesak Taehyungie, "Kalau begitu, aku akan tetap membuatkan sesuatu, siapa tahu kau nanti berubah pikiran"

My YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang