Chapter 129

86 14 1
                                    

Note : Cek juga chanel AKSA RA07, Aku sudah coba membuat ff ini menjadi video.

"Heh...heheheh..."

Kazekage masih bisa tertawa. Dia berdiri perlahan sambil mengibaskan beberapa butir salju yang menempel di belakang kepalanya. Iris kelamnya memantulkan bayangan Naruto dan Shion yang sedang berciuman di senja sore. Benar-benar indah...

'Benar-benar indah ketika aku membunuh mereka dalam situasi seperti itu, heheheh...' Kazekage yang sudah terengah-engah berusaha menampilkan senyuman penuh terornya. Hebat. Sepertinya istri Yondaime Uzukage berhasil menyadarkan suaminya, dan kini iris kelamnya melihat Naruto melepaskan ciumannya kepada sang istri lalu menatap tajam dirinya. Mata Kazekage sedikit menyipit kesal.

"Kau sudah tahu posisimu sekarang, Sandaime Kazekage-danna..." Naruto mengangkat sebuah pedang yang tiba-tiba ada di tangan kirinya. Semua yang melihat pertarungan tersebut membelalakkan mata.

"Lo-lonceng Shion-sama berubah menjadi pedang?!" Yugito yang menahan serangan kunai Ebizou membelalakkan mata tak percaya. Utakata memandang serius pedang tersebut.

Gagangnya berdiameter sekitar 5 centi, memiliki ukiran-ukiran silang. Di ujung gagang ada lonceng Sang Ratu yang selalu berbunyi saat pedang digerakkan. Yang unik adalah bagian tajam pedang tersebut.

"Bagian mata pedang yang biasanya besi digantikan oleh aura kegelapan," Haku melipat kedua tangannya di depan dada "Bisa kita simpulkan bahwa aura kegelapan yang keluar dari tubuh Yondaime Uzukage-sama bergabung dengan lonceng Shion-sama dan mengaktifkan lonceng tersebut menjadi sebuah pedang ber-mata kegelapan..." mata Haku menyipit tajam.

'Lonceng itu bukan hanya sebuah alat penyegel, tetapi juga bisa menjadi senjata!' Kazekage menyeringai tipis 'Menarik...aku ingin merasakan bagaimana melawan Yondaime Uzukage saat dia menguasai kesadarannya, sayang sekali pertarungan tadi dia dikuasai oleh sesuatu di dalam tubuhnya.'

Naruto langsung menggendong Shion di punggungnya dan tersenyum melirik ke arah Sang Ratu. Sementara Shion masih bengong karena ciuman tiba-tiba dari Naruto.

"Shion..."

"Eh?!" Shion terlihat tergagap dengan ekspresi kemerahan yang lucu.

"Arigatou ne..." gumam Naruto tulus dan menyengir manis. Bukan hanya pipi, seluruh relung wajah sang Ratu berubah warna seperti rambut para Uzumaki. Naruto tertawa renyah kemudian memandang ke depan. Iris birunya menatap tajam Sandaime Kazekage yang berdiri tegak mempersiapkan kuda-kudanya.

'Aku akan membalaskan kematian rakyatku, temanku, dan semua orang yang mendukungku...' tangan kiri Naruto menggenggam erat gagang pedang tersebut 'Dengan kekuatanku sendiri!'

"Meiton: Ken no Yami!" Naruto melesat maju sambil mempersiapkan sabetan pedang Meiton-nya.



Perbatasan Iwa-Suna, 1 Januari

       Semua Uzumaki yang melihat pertarungan akhir di senja matahari berbalut cahaya jingga itu hanya mengatupkan kedua tangan mereka dan berdoa kepada Kami-sama, berdoa kepada kemenangan Uzu yang dinantikan. Semuanya terus membatin di dalam hati bahwa Uzukage mereka pasti menang, bersama dukungan Sang Ratu di punggungnya semua Uzumaki yakin apa yang mereka korbankan adalah demi Uzushiogakure sendiri.

Demi kebangkitan desa tercinta mereka.

"HYAAAAH!" Kazekage tidak lagi menyebutkan nama jutsunya. Dia menghantamkan telapak tangan kanannya ke tanah dan ribuan pasir besinya muncul dari tanah secara horizontal menuju ke arah Uzukage. Naruto melirik ke arah Shion dan memberi tanda bahwa sang istri harus mengeratkan pelukan di lehernya, yang langsung dimengerti oleh Shion. Naruto melesat ke kiri saat serangan pasir besi itu menyerang tubuhnya. Uzumaki Naruto tetap berlari kencang walaupun berpindah posisi lari, dengan pedang Meiton di tangan kirinya yang membelah tanah.

Naruto : The Long Journey To Reveal The DarknessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang