C. 79

84 9 0
                                    

BLAARHH!

Suara ledakan menggema di hutan tersebut. Asap membumbung tinggi ke langit, membuat cahaya matahari sedikit susah untuk menerangi hutan yang memang gelap akibat rimbunnya pohon-pohon. Sesosok gadis berkulit coklat dengan surai hijau-mint dan mata berwarna oranye melompat dahan-dahan pohon dengan ketakutan. Sesekali iris matanya melirik ke belakang. Beberapa butir keringat mengalir di pipinya akibat degup jantungnya yang berdetak kencang.

Swing.swingdua buah kunai berputar melesat ke arahnya dari belakang. Fuu, nama gadis itu, membelokkan lompatannya dan bersembunyi di balik sebuah pohon untuk mengambil napas. Mulutnya membuka sedikit karena terengah-engah. Matanya melirik ke kanan dan telinganya dia fokuskan untuk mendengar suatu gerakan yang mencurigakan.

Tak! Tak! Tak!

Mata Fuu terbuka. 3 kunai3 kunai menancap di belakang pohon tempat dia sembunyi. Memang tidak ada gunanya melempar kunai di pohon setebal 1 meter lebih walaupun ada orang bersembunyi di belakangnya, terkecuali

"Kunai peledak!" Fuu melompat cepat ke depan dan sedetik kemudian terdengar bunyi ledakan yang menghancurkan pohon tempat Fuu bersembunyi tadi. Kakinya segera berpijak ke salah satu dahan dan dahan itu langsung patah. Mata Fuu terbelalak terkejut. Pengejarnya sudah meretakkan dahan pohon yang akan dia pijak karena tahu arah lompatannya akibat pancingan kunai peledak tadi. Mata Fuu menatap ke bawah. Sudah ada jaring yang akan menangkapnya jika dia jatuh ke sana.

"Tidak akan semudah itu!" Fuu melempar sebuah kunai bertali di salah satu dahan pohon terdekat dan bergelantungan di sana. Dia menoleh ke kiri saat melihat sekelebat bayangan melesat ke arahnya. Fuu mengayunkan tubuhnya memutari dahan pohon dan berpijak di salah satu dahan. Dia menoleh ke belakang, pengejarnya sudah ada di belakangnya sambil menghunus sebuah kunai.

"Hiden: Rinpungakure no Jutsu!"

Fuu menembakkan zat berkilau dari mulutnya yang sangat menyilaukan. Pengejarnya segera melompat mundur ke belakang dengan umpatan kecil yang kesal. Fuu memanfaatkan kesempatan tersebut dan terjun ke bawah. Dia segera berlari di tanah bersalju dan melompati beberapa akar pohon besar untuk menuju desanya, Takigakure

'Kuso! Aku harus cepat memberitahu Shibuki-sama soal ini..' Fuu menggigit bibirnya. Dua teman dalam satu tim-nya tewas di tangan pengejar tersebut. Sebenarnya dia bersama tim-nya baru pulang mengerjakan misi kerja sama dengan Konoha, sebagai bentuk rasa terima kasih Takigakure karena Konoha membantu pengembangan bidang pertanian Desa Taki, tetapi saat sudah sampai di perbatasan hutan Taki dan Negara Beruang, mereka bertiga diserang oleh sesosok ninja misterius yang sangat kuat dan cepat.

"Hup!" Fuu melompati sebuah akar pohon yang lumayan besar dengan lincah, tanpa tahu ada sebuah kunai aneh di balik akar tersebut.

"Fuu, di belakangmu!" teriak Chomei, Bijuu yang ada di dalam tubuh Fuu dengan nada ketakutan. Kepala Fuu menoleh ke belakang dan pemandangan yang terakhir dilihatnya sebelum gelap adalah sebuah tangan dengan cepat melesat mendekati wajahnya. Lebih tepat kalimatnya adalah menghantam wajahnya.

Dan semuanya menjadi gelap

.

.

.

Amegakure, 27 Desember

Para ninja Ame bawahan Hanzo kini sedang bersembunyi mengelilingi sebuah gua yang diyakini sebagai tempat persembunyian kelompok Uzumaki. Mereka berhasil mendapatkan informasi saat salah seorang bocah Uzumakii tertangkap dan mengeruk informasi dari bocah tersebut dengan ancaman dan serangan fisik. Mereka menunggumenyerang langsung ke gua bukan pilihan tepat karena menurut informasi yang beredar ada dua ninja Konoha yang membantu kelompok Uzumaki di sana, dan Hanzo sang Salamander tidak mau ambil resiko.

Naruto : The Long Journey To Reveal The DarknessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang