Konohagakure, 14 Januari
"Tidak ada balasan dari keempat desa besar?"
Shizukesa yang duduk bersandar di jendela kantor Hokage menganggukkan kepala. Danzo yang bertanya hal tersebut memutar pelan kursinya. Dia memandang Desa Konoha yang begitu tenang dan damai, sesuatu yang sangat ia senangi mengetahui Konoha menjadi desa terkuat yang tidak terkacaukan, mau di dalam desa ataupun di luar desa.
"Menurutmu apa yang akan dilakukan oleh Yondaime Uzukage, Shizu?"
Shizu terkekeh pelan, dia memandang matahari terbenam yang membuat langit menjadi jingga kemerahan.
"Heh...tentu saja membunuhmu, Danzo-sama..."
Jawaban yang simpel, tetapi sangat jelas. Danzo yang sangat paham jawaban tersebut menyeringai tipis. Dia berpikir di dalam kepalanya.
'Coba saja kalau bisa, Uzumaki Naruto...'
Konohagakure, 1 Januari (Flashback)
Pagi cerah menyambangi Desa Konoha pada tanggal 1 Januari. Matahari terbit dengan cahaya kuningnya dibaluti embun pagi. Beberapa warga yang bekerja sebagai pedagang segera bangun dan menyiapkan tokonya. Terdengar suara besi berderak ketika di setiap jalanan utama desa para warga membuka garasi toko mereka maupun meletakkan alat-alat jualan mereka di lemari. Beberapa wanita menyapu toko suami mereka, beberapa bocah duduk bersama ayah mereka menunggu sarapan yang disiapkan oleh sang ibu di rumah. Di Akademi Ninja sendiri para guru yang terkena jadwal piket sudah membuka pintu tiap kelas untuk menyiapkan kegiatan pembelajaran.
"Lakukan!"
Satu kata perintah dari Hokage Danzo membuat atmosfir di desa itu berubah. 4 Anbu Ne melompat ke atas atap dan membuat formasi segi empat. Mereka menggerakkan segel tangan dan menapakkan kedua telapak tangan di lantai atap kantor Hokage. Muncul tulisan-tulisan khas formula jutsu Fuin yang menyatu di tengah formasi tersebut, lalu muncul-lah kepulan asap putih yang cukup tebal.
"Bagus..." Danzo yang berdiri memandang kerja Anbu Ne-nya di belakang formasi 4 Anbu Ne tersenyum puas. Ketika cermin Mira no Kami muncul di tengah-tengah kepulan asap itu, Danzo tahu rencana Koto Amatsukami skala besarnya akan berhasil.
"Oke," Midoru Shizukesa berpijak mulus di belakang ninja Anbu Ne yang berada di sudut kanan atas dalam formasi segi empat tersebut. Anbu Ne terbaik Danzo dengan paras ayu itu mengambil sesuatu dari kantong celananya. Tangan kanannya menggenggam sebuah toples kecil berisi air dan sebuah bola mata yang melayang di tengah toples. Toples itu diambil dari kantong celananya tadi. Shizukesa membuka tutup toples kecil yang berwarna merah dan mengambil bola mata tersebut. Danzo tidak tahan untuk tidak tersenyum dengan bibirnya.
"Mata Uchiha Shisui, yang dikenal sebagai Sharingan terhebat dalam hal Genjutsu..." Shizukesa memandang bola mata yang diawetkan dalam toples kecil miliknya. Dia meletakkan toples itu di bawah setelah mengambil bola mata Shisui, kemudian berjalan menuju cermin segi empat dengan ukiran-ukiran kuno. Ya, cermin dengan ukiran-ukiran kuno di pinggiran bingkainya adalah cermin Mira no Kami.
'Dengan memanfaatkan Mira no Kami, salah satu senjata Rikudo Sennin, maka aku dapat menggunakan Koto Amatsukami Uchiha Shisusi dalam skala besar tanpa memerlukan chakra yang besar. Khukhu, demi Konoha akan kulakukan apapun walaupun itu berpijak di lumpur kegelapan...' Danzo memandang Shizu yang menekan jari telunjuknya di bagian atas Mira no Kami dan bagian kaca cermin sudut kiri terbuka, membentuk lubang segi empat yang halus.
"Mira no Kami adalah satu-satunya senjata Rikudou Sennin yang hanya menghabiskan chakra penggunanya saat ingin mereflekkan jutsu mereka dalam skala besar," Shizukesa memasukkan bola mata Shisui ke dalam cermin tersebut lewat lubang segi empat tadi "Anda membuat saya menggunakan chakra untuk proses rencana ini, Danzo-sama...sungguh tidak adil."
"Protesmu boleh kau lakukan sepuasnya ketika rencana ini berhasil, Shizu..." Danzo memandang tajam Shizukesa yang tersenyum sangat manis. Tetapi di balik senyuman menawan itu tentu saja sang Midoru tak bisa diremehkan "...Dan juga ketika kita berhasil membunuh Yondaime Uzukage." Tambah Danzo dengan nada tajam.
"Yah melihat caramu berbicara, anda benar-benar bernafsu membunuh pemimpin Uzu itu...heh, untung cermin ini hanya menghabiskan chakra dalam satu kali pakai, yakni ketika jutsu direflekkan pada cermin." Setelah meletakkan bola mata Shisui di dalam cermin, Shizukesa menekan bagian atas Mira no Kami dan lubang segi empat di sudut kiri tertutup. Shizukesa menggerakkan 10 segel lalu menapakkan telapak tangan kanannya di tengah cermin.
"Pertahankan posisi kalian," perintah Danzo kepada 4 anak buahnya "Shizukesa akan menembakkan cahaya mata Mangenkyou Shisui sebesar Konoha ke langit!"
"Hai'!" jawab 4 Anbu Ne di formasi segi empat dengan nada patuh. Shizukesa tersenyum tipis, jika dia sedang bermain catur...ini namanya Fianchetto ketika permainan baru dimulai.
"Ketika bayangan mata ini ditembakkan ke langit," Shizukesa melirik tajam Danzo "Perintahkan orang-orang kita memeriksa Klan Uchiha dan Klan Hyuuga, biasanya pengguna atau klan Doujutsu lebih sulit terkena Genjutsu dibandingkan klan biasa..."

KAMU SEDANG MEMBACA
Naruto : The Long Journey To Reveal The Darkness
Fiksi PenggemarNaiknya Uzumaki Naruto sebagai Yondaime Uzukage membuat Uzushiogakure membuka hubungan dan kerja samanya dengan desa desa lainnya, termasuk sebuah Negara Iblis yang dipimpin seorang Ratu bersifat dingin dan memiliki kemampuan menyegel setan serta me...