~~

89 14 0
                                    

Selamat datang di Kumogakure. Sebuah desa yang disembunyikan gunung dan awan-awan yang menaunginya. Jalanan di desa ini terlihat jelas seperti ukiran garis indah di lembah-lembah gunung yang luar biasa menakjubkan. Beberapa gedung penting pemerintahan desa tertancap kuat di tebing-tebing pegunungan. Populasi terbesar warga desa ini adalah orang-orang dengan kulit yang gelap. Semuanya saling berjalan dengan langkah tenang serta damai di musim dingin yang indah. Tidak seburuk di Kirigakure.

"Sudah kubilang, kedai mi udon itu cukup jauh dari kantor Raikage-sama. Perjalanan ini akan membuat pinggangku sakit." Kata seorang gadis berusia 12 tahun dengan rambut pirang yang berpotongan sebahu rapi sambil memasang wajah malas.

"Kau gadis berumur 12 tahun kan? Kau gadis berumur 12 tahun kan Samui?! Tidak mungkin pinggangmu sakit karena membawa beban berat di dada besar sialan itu!" seorang gadis berusia sama dengan kulit gelap dan rambut merah berjalan menginjak-injak tanah salju kesal. Entah kenapa matanya sesekali melirik dada teman gadisnya yang bersurai pirang.

"Kau terlalu kasar, Karuisemua orang tahu jika Samui berkembang baik sewajarnya seorang wanita. Hanya kau-lah wanita ambigu yang memiliki keterbelakangan perkembangan di bagian dada karena-"

PLAK! Gadis berambut merah itu menampar wajah bocah laki-laki berambut putih yang berbicara santai dengan lollipop di mulutnya. Lollipop-nya jatuh ke tanah dan bocah itu berjingkrak-jingkrak kesal sambil memegang kedua pipinya shock.

"Lo-loli-chan"

"APA ITU LOLI-CHAN?!"

"Loli-chan sayangkuKARUI! APA YANG KAU LAKUKAN BODOH?!" bocah laki-laki itu menunjuk gadis bersurai merah yang diketahui bernama Karui dengan wajah kesal. Karui mengangkat bahunya dengan wajah tidak bersalah.

"Bukan salahkuaku tidak terlalu keras menamparmu dan itulah akibatnya karena kata-kata deskriminisasi tololmu, Omoi. Lebih baik kau mengulum lolipopmu dengan baik dan benar. Jangan salahkan orang karena ketololanmu sendiri"

"Apa katamu" Omoi, bocah laki-laki itu, melipat kedua tangannya di depan dada, dia menggeram pelan "Seharusnya kau perlu diajari tata krama wanita, gadis kasar"

"Siapa yang kau panggil gadis kasar?! Kau mau kuhajar lagi?!"

"Coba sajaaa! Coba sajaaa! Akan kuladeni walaupun kau banci!"

"Aku wanita sialan! Wanita! Kau memang mau babak belur dasar maniak lollipop!"

Sementara Samui hanya menghela napas susah sambil meletakkan tangan kanannya di pinggang. Matanya beralih ke jalanan Kumo dan irisnya secara tidak sengaja menangkap tiga orang dengan topi besar lewat di samping mereka dengan langkah beraura aneh. Samui tidak berkedip memandang tiga sosok terebut. Terlebih lagi sosok yang berjalan paling depan. Dia merasakan aura hebat yang keluar dari orang itu.

"MuiSamuiSamui!"

Mata Samui sedikit membulat. Dia kembali dari lamunannya. Di sisi kanan dan kirinya berdiri Omoi dan Karui dengan wajah yang masih kesal. Samui melirik bergantian ke arah dua temannya dan menaikkan alis perlahan.

"Lalu, kita jadi kan ke kedai mi udonnya?" Tanya Samui perlahan. Omoi dan Karui mengangguk kompak.

"TENTU SAJA!"

Ketiganya kembali berjalan. Namun Samui, Omoi maupun Karui nampak berpikir. Tiga orang yang tadi berjalan melewati mereka nampaknya bukan orang sembarangan. Samui kembali menoleh ke belakang dan sosok ketiganya sudah hilang dari jalanan Kumogakure.

Sementara itu, Naruto dan dua pengawalnya berdiri tegak di depan meja resepsionis penginapan yang berada 300 meter di sisi kanan kantor Raikage. Seorang wanita cantik berkulit putih dan memiliki rambut berwarna abu-abu yang panjang tergerai sebahu menyambut mereka dengan sopan.

Naruto : The Long Journey To Reveal The DarknessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang