Chapter 160

32 2 0
                                    

Konohagakure, 24 Januari


Danzo membaca surat kilat dari Kumo dengan wajah sedikit terkejut, namun hatinya sedikit senang memandang isi surat resmi dari Sandaime Raikage.


"Yondaime Uzukage bersedia menyerahkan dirinya kepada Pihak Konoha. Silahkan diatur tanggal dan tempat penangkapannya oleh Pihak Konoha. Yondaime Uzukage yang menyarankan sendiri ide tersebut."


Danzo memandang Shizukesa yang duduk bersandar di jendela kantornya, tepat berada di arah jam 2.


"Bagaimana Shizu? Bagaimana pendapatmu tentang surat kejutan ini?"


Shizu membuang batang lolipop rasa jeruk yang diemutnya selama 1 jam. Dia melirik sedikit ke arah Danzo dengan pandangan berbinar.


"Ada indikasi siasat dari Yondaime Uzukage?"


Danzo menyeringai tipis, seperti iblis tua yang menemukan mangsanya "Tentu saja kita tak boleh mudah percaya dengan sosok pemimpin Uzu itu. Mengalahkan 4 Kage lainnya dan membuat 4 desa besar memihak kepadanya adalah suatu prestasi yang luar biasa. Apalagi diketahui bahwa para Uzumaki masih hidup..." Danzo menutup matanya dan menyatukan kedua tangannya di atas meja "Mereka semua adalah ancaman yang berbahaya bagi Konoha."


"Bisa jadi," Shizu melompat turun dari jendela dan berjalan mendekati meja Danzo dengan ekspresi menggemaskan. Mata sayu lentiknya menatap gulungan surat yang terbuka di atas meja. Irisnya membaca setiap kata tulisan kanji tersebut lalu menerjemahkannya di otak. Sang Midoru tersenyum tipis sambil menggulung scroll surat itu perlahan.


"Konoha mengatur tanggal dan tempat penangkapannya ya?" Shizukesa terkekeh lucu saat gulungan ninja yang ia gulung tidak rapi, membuat tonjolan kecil dari gulungan muncul di bawah.


"Lalu?" tanya Danzo tajam. Mata kirinya yang tak berperban terbuka lalu memandang Shizukesa yang masih menampilkan senyuman manis. Kedua tangan Midoru itu sedang mengetuk-ngetukkan gulungan surat ke meja untuk merapikannya.


"Kalau begitu," mata lentik Shizu terlihat sangat bersemangat "Bagaimana tempat penangkapan Yondaime Uzukage adalah Konohagakure?"


Mata Danzo melebar terkejut. Shizu mengangkat gulungan surat yang sudah rapi dan memutarnya dengan cepat di atas tangan kanannya.


"Tanggalnya terserah anda Danzo-sama, tetapi jika lokasi penangkapan Yondaime Uzukage di Konoha, kita buat aturan bahwa Yondaime Uzukage-lah yang harus mendatangi Konoha itu sendiri..." Shizu meletakkan dengan kencang bagian bawah gulungan itu di atas meja sehingga tongkat Danzo yang bersandar di samping kiri meja bergeser sedikit.


"Maka kita akan lihat apakah siasat pemimpin Uzu itu berhasil ketika diterkam oleh predator di kandangnya..."


Danzo tersenyum tipis. Dia mencatat itu baik-baik.


'Rencana yang bagus, Midoru Shizukesa...'


Kirigakure, 25 Januari


Mei terkejut membaca surat dari Kumogakure. Raikage secara resmi mengatakan bahwa Yondaime Uzukage menyerahkan dirinya kepada pihak Konoha. Mizukage bertubuh sintal itu meletakkan scroll surat tersebut ke atas meja dengan wajah kebingungan.


'Apa yang kau pikirkan, Naruto-kun. Kau selalu melakukan hal-hal yang tak terduga, kuharap ini adalah salah satu rencanamu...' Mei mengalihkan pandangannya kembali ke surat dan membaca beberapa kalimat terakhir di scroll surat tersebut.


"Yondaime Uzukage meminta 5 desa besar jangan bertindak gegabah. Mohon jangan menyerang Konoha terlebih dahulu."


Mei mengerutkan keningnya. Dia bertopang dagu di meja kerjanya sehingga dada besarnya sedikit terjepit di pinggiran meja. Matanya melirik ke arah jendela kantor saat melihat beberapa burung camar laut mengepakkan sayapnya dengan teratur.




Iwagakure, 25 Januari


Tsuchikage memang maklum dengan tindakan gila muridnya tersebut, tetapi menyerahkan diri kepada pihak Konoha adalah salah satu keputusan aneh yang Naruto lakukan.


"Itu namanya bunuh diri..." Oonoki berusaha menegakkan punggungnya di kursi saat memikirkan hal tersebut "Menurutmu apa kita harus mengikuti instruksi di surat tersebut, Kitsuchi?"


Kitsuchi yang sedang merapikan beberapa buku di lemari yang berada di samping kanan meja ayahnya menghentikan kegiatannya sejenak "Menurutku kita harus berpikir positif, Tou-san. Ingat, yang dihadapi Danzo sekarang adalah Uzumaki Naruto..." Kitsuchi meletakkan sebuah buku setebal 20 centi ke rak yang paling atas. Cover buku berwarna biru tua "...Yakni Yondaime Uzukage. Seorang pemimpin yang mengalahkan ideologi 4 desa besar dengan kekuatan kepemimpinannya."


"Kau benar, tetapi jika kita membayangkan bahwa Naruto tidak memiliki rencana? Ingat ultimatum si Danzo itu?"


"Ya, aku ingat."


"Dia mengancam kita dengan membawa Perang Dunia Shinobi Keempat. Jika Uzukage tidak menyerahkan dirinya, maka Konoha beserta aliansi desa-desa kecil akan menyerang 4 desa besar. Lagipula menurutku kekuatan aliansi mereka tidak akan bisa mengalahkan Iwa-Suna-Kumo-Kiri dan Uzu," Oonoki menggosok punggungnya perlahan "Ditambah Negeri Iblis dan Taki. Sebenarnya kita-lah yang berada di atas angin jika menyerang Konoha terlebih dahulu..."


Kitsuchi memasukkan sebuah buku setebal 10 cm bercover merah dan mengambil sebuah buku bersampul kuning yang dilapisi sampul plastik putih. Dia berjalan ke arah ayahnya dan meletakkan buku itu di sana.

Naruto : The Long Journey To Reveal The DarknessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang