Chapter 35 | Masa Lalu Zi

88 9 0
                                    

8 Desember. 

Kedai Ramen, Pasar Utama Kiri.

 Malam Hari

Naruto berinisiatif keluar malam itu untuk mencoba ramen buatan Kirigakure. Uzukage muda tersebut sampai di sebuah kedai ramen sederhana yang juga menyediakan sake. Dia masuk ke dalam kedai dan duduk di sana dengan wajah tenang. Kedai ramen tersebut jelas mirip dengan kedai ramen milik Ichiraku di Konoha saat dia datang mengunjungi kakaknya Kushina dan makan ramen di sana. Penjualnya datang menyapa dengan ramah dan menanyakan ingin memesan apa, Naruto berpikir sejenak. Dia kemudian memesan semangkuk ramen porsi jumbo dengan kuah pedas. Uzukage muda itu juga memesan satu gelas sake dingin.

Saat menunggu sang penjual membuat pesanannya, tiba-tiba seseorang masuk ke dalam kedai ramen. Naruto melirik ke kirinya dan matanya sedikit membesar. Zi, bocah bersurai klimis dengan wajah cuek duduk di sampingnya sambil berteriak memesan ramen berukuran normal.

"Bocah uban?! Kau di sini?"

"Sudah kubilang ini warna rambutku Paman bodoh!"

Naruto menghela napasnya perlahan. Dia berdehem dan menatap lurus ke depan. 4 menit terdiam dalam keheningan, Naruto melirik ke arah Zi dan kembali membuka pembicaraan.

"Kau mengikutiku kan?"

Zi tidak menjawab. Dia tetap menatap cuek ke arah depan. Naruto kembali menghela napasnya dan juga menapat lurus ke depan.

"Iyaaku mengikutimukarena, karena ada beberapa hal yang ingin kukatakan."

Naruto menoleh ke arah Zi dan memandangnya penuh minat "Hm, apa itu?"

"Kau tidak keberatan mendengarnya kan, Paman Haruto?"

"Tentu saja tidak. Nah, apa yang ingin kau ceritakan? Atau hm" Naruto mengetuk telunjuknya di atas meja kedai ramen tersebut "Kau katakan?"

"Masa laluku" kata Zi dengan siratan mata yang nampak sedih. Kini, safir Naruto menatap fokus ke arah bocah bersurai putih klimis tersebut.

.

.

.

"Masa lalumu? Menarik sekali kau ingin membicarakannya." Naruto melipat kedua tangannya di depan dada dan menghadapkan tubuhnya ke arah Zi. Zi yang memandang sedih ke meja menghela napasnya perlahan.

"Aku ingin membicarakannya karena merasa kau orang yang pantas mendengarkan cerita ini, Paman Haruto"

Naruto mengangguk pelan.

"Silahkan bocah"

"Pesanan anda datang Tuan!" penjual ramen tersebut meletakkan semangkuk ramen jumbo pesanan Naruto bersama dengan segelas sake dingin di atas meja. Naruto membalikkan badannya kembali dan membuka dua sumpit yang menyatu di samping mangkuk. Zi menatap kesal pria muda bersurai kuning tersebut.

"Hei, katanya mau mendengarkan ceritaku?!"

"Aku makan dulu. Memakan makanan yang dingin adalah salah satu hal yang kubenci" gumam Naruto datar "Itadakimasu!" Uzukage muda itu pun melahap ramen jumbo-nya dengan cepat. Zi menunggu dengan bertopang dagu dan masih menatap kesal ke arah Naruto. Pesanan bocah bersurai klimis itu datang. Zi menatap datar ramennya. Kepulan asap yang mengenai wajahnya nampak tidak dia hiraukan.

"Ah, nikmatnya" kata Naruto senang saat meminum sake dinginnya sekali teguk. Dia meletakkan gelas sakenya ke meja dan meminta kepada sang penjual ramen untuk menambah satu gelas. Sang penjual yang sedang mendidihkan kuah ramen mengacungkan jempolnya. Uzumaki muda itu kemudian kembali menghadapkan tubuhnya ke arah Zi dan tersenyum tulus. Zi masih menatap tidak minat ke arah ramen pesanannya. Beberapa saat terjadi keheningan. Hanya terdengar suara didihan kuah ramen di kedai tersebut.

Naruto : The Long Journey To Reveal The DarknessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang