Naruto : The Long Journey To Reveal The Darkness

Chapter 105

"Sa-"

Mata Shibuki melebar. Dia segera berlari ke arah Sara yang melayang jatuh ke bawah dengan hiasan liquid merah segar dari lengan kanannya. Wajah adik Uzukage keempat itu terlihat pucat.

"SARA-CHAN!" Shibuki tepat menangkap tubuh Sara diantara dua lengannya. Wajah Sara terlihat shock dan kesakitan. Shibuki mengangkat kepalanya saat dua kumpulan pasir besi Sandaime Kazekage meliuk-liuk di depannya seperti ular kobra.

"Heh," mata Kazekage sedikit menyipit tajam "Jiton: Shatetsu Futago-Ken"

Dua kumpulan pasir besi Kazekage ketiga berubah menjadi dua pedang kembar yang matanya mengarah ke arah Shibuki dan Sara. Shibuki mundur selangkah sambil menelan ludahnya. Bahayabahayatebasan pedang itu akan menjangkau tubuhnya dan tubuh Sara.

"Mati-lah, bersama impianmu" gumam Kazekage sambil mengarahkan telapak tangan kanannya ke arah Shibuki. Dua mata pedang itu bergerak horizontal menuju dada pemimpin Taki tersebut. Shibuki mengeratkan Sara dalam dekapan dan menutup kelopak matanya

"Yoton: Yokai no Jutsu!"

Iris kelam Kazekage memandang cepat ke arah kanan dan kiri kedua pedang saat semburan besar lava pijar menahan pergerakan pedangnya. Seorang wanita muncul dari belakang atas Shibuki dan menyemburkan jutsu Suiton: Mizurappa dalam jumlah besar.

"Suiton: Mizurappa!" gabungan air dan lava membuat lava tadi mengeras. Kedua pedang kembar dari pasir besi Kazekage terjebak dalam lava dingin tersebut. Dua ninja Kiri segera menolong Shibuki dan Sara keluar dari areal berbahaya. Saat Kazekage ingin menangkap mereka dengan pasir besinya yang membentuk tali-tali panjang, sebuah kumpulan lava tersembur dari arah depan dan menahan besi hitam milik Kazekage. Pemimpin Suna itu mendecih kesal.

"Jutsu melelehku mengganggumu, Kazekage-danna?" tanya Godaime Mizukage bernada menggoda. Dia berdiri di atas lava dinginnya yang membentuk seperti gundukan gleyser dengan anggun. Memakai gaun biru tua khas-nya dan topi Mizukage yang bertuliskan kanji 'air' berwarna biru, Mei Terumi mengangkat sedikit kepalanya saat Kazekage ketiga membalas pertanyaannya dengan tenang.

"Sama sekali tidak." Kata Kazekage. Mei membuka topi Mizukage dan rambut kemerahannya tersibak pelan akibat pelepasan topi tersebut. Matanya memandang sopan ke arah Kazekage, namun sangat tajam.

"Jadi," Kazekage mundur selangkah "Kita akan mengkhianati perjanjian lima desa besar yang pernah dibuat dulu setelah menumbangkan Uzushiogakure, Mizukage-danna?"

Mata Mei Terumi semakin menajam "Maaftapi dari pihak Kiri yang menyetujui adalah Yondaime Mizukage, yang sekarang berdiri di hadapanmu adalah Godaime Mizukage dan dia tidak pernah merasa menyetujui perjanjian tersebut."

"Maka Kiri harus mencari Rokudaime Mizukage yang akan menyetujui perjanjian kami," Kazekage ketiga menggerakkan handseal dengan cepat. Mizukage mengimbanginya. Keduanya sama-sama memperkirakan timing yang tepat.

"Dan menguburkan Godaime Mizukage mereka di tanah ini! Jiton: Shatetsu Shigure!" dua pedang kembar besi Kazekage pecah dan menjadi kumpulan pasir besi yang meleleh ke tanah sementara dari belakang Kazekage muncul puluhan peluru pasir besi yang melesat menuju Mei Terumi. Mizukage wanita pertama Kiri itu sudah siap dengan jutsu pertahanannya.

"Yoton: Same no Kuchi!" Mizukage menyemburkan lava-nya yang membentuk kepala Hiu dengan mulut menganga lebar. Peluru-peluru besi Kazekage ketiga masuk ke rongga mulut dan terjebak di sana. Mizukage menggerakkan dua segel tangan.

"Ninpou: Yoton Uchimasu!" Mizukage mengarahkan segel kuda satu tangannya ke arah Kazekage dan peluru-peluru besi yang tadi masuk ke mulut Hiu melesat ke arah Kazekage dengan pijaran api lava. Mata Kazekage menatap senang. Dia melompat ke kiri, ke kanan, ke samping kiri lalu berlari cepat memutar ke kanan untuk menghindari peluru-peluru besinya yang berpijar. Kazekage melakukan lompatan putar ke kanan untuk menghindari tembakan peluru besi terakhir. Dia berdiri tegak dan memandang senang Mizukage yang terus menggerakkan handseal tanpa henti.