Menuju Babak Akhir

88 12 1
                                    

10 Desember. Daerah darat Perbatasan Kiri.

Rembulan malam bediri tegak di langit. Bintang-bintang menemani sang bulan untuk melihat 37 orang yang sedang duduk melingkar di api unggun dengan wajah serius. Mereka memandang api dan beberapa diantaranya mengobrol dengan nada penuh semangat.

"Uzukage-sama, kami tidak menyangka bahwa anda masih hidupka-kami benar-benar bersyukur." Seorang Uzumaki menepuk kedua telapak tangannya dengan wajah bahagia. Yang lainnya mengangguk. Mereka tidak percaya, sang pemimpin masih berada di depan mereka dengan wajah khas penuh ketenangan itu.

"Aku juga," kata Naruto dengan nada rendah "Tetapitetapi kalian tidak perlu membanggakanku," Naruto berhenti sejenak "Aku telah gagal melindungi kalian dan desa sebagai seorang pemimpin."

"Tidak begitu, Uzukage-sama" Michiru tersenyum ke arah Naruto "Kau sudah berjuang untuk semua yang kau cintai. Buktinya, kau masih hidup."

Naruto mengangkat kepalanya. Dia menatap dalam Michiru yang memberikannya tatapan semangat. Dia melihat seluruh Uzumaki yang menganggukkan kepala dengan wajah tegas. Semuanya nampak mendukung dirinya kembali.

"Ya" Naruto tersenyum "Untung saja aku diberikan rakyat-rakyat yang dialiri darah hebat seperti kalian."

"Tentu saja, " Hachi menepuk dadanya "Karena aku adalah Uzumaki! Apalagi aku adalah anggota intel Uzu-" kata-kata Hachi berhentik ketika Michiru menjitak kepala pemuda bersurai biru tersebut dengan keras. Semuanya tertawa ketika Michiru memarahi Hachi soal kesombongannya yang tidak pantas di hadapan Yondaime Uzukage. Naruto tertawa pelan dan menatap ke bulan. Dia teringat istrinya, sang Ratu dari Negeri Iblis.

"Maaf menganggu kesenangan kalian," Haku datang sambil membawakan puluhan ekor ikan bersama Utakata "Tapi malam ini kita akan memakan ikan bakar"

"YOSHAAAAAAAAAAA!" teriak para Uzumaki dengan wajah beringas kelaparan.

Mungkin malam itu mereka akan menjadikan malam yang menyenangkan. Naruto dan para personilnya mengambil jalan memutar darat untuk menuju Kumo karena jalur air yang dilalui sangat berbahaya. Banyak kapal dari Kumo, Iwa dan Suna yang bertransaksi di pelabuhan akan membuat status mereka lebih besar ketahuan oleh ninja-ninja 5 desa besar. Naruto memutuskan pergi memutar lewat jalur darat yang akan melewati Rogakure (Desa tersembunyi embun). Perjalanan memutar itu akan memakan waktu satu hari satu malam.

"Selain alasan keamanan status kita, kenapa anda mau melewati jalur yang lama menuju Kumo, Uzukage-sama? Bukankah itu akan membuat istri anda berada dalam bahaya"

Naruto yang sedang memanggang dua ekor ikan melirik sebentar ke arah Michiru dan kembali melanjutkan kegiatan membakar ikannya. Dia mengangkat satu ikan dan meniupnya pelan.

"Aku yakin," Naruto mendekatkan ikan bakar itu ke mulutnya "Shion akan aman berada di sana, karena pemimpin desa orang-orang petir itu adalah"

Michiru mendengarkannya baik-baik

"Guruku!" kata Naruto datar dan menggigit ikan bakarnya.

"PANAAAAAAAAAAAAAS!" teriak sang Uzukage tidak elit ketika daging ikan yang masih membara melahap lidahnya. Para Uzumaki tidak berani tertawa di depan pemimpin mereka, padahal wajah Naruto benar-benar nista karena kepanasan. Hanya Hachi yang tertawa terbahak-bahak dan langsung ditinju oleh Michiru. Rembulan tetap bersinar terang malam itu.

.

.

.

Beberapa orang telah tidur. Yang tersisa hanya Naruto, Utakata, Haku dan Michiru. Hachi sendiri bersama 2 orang Uzumaki lainnya mendapatkan giliran menjaga daerah peristirahatan mereka. Kelompok itu tidak membuat tenda. Mereka hanya tertidur di tanah bersalju dengan alas tikar sederhana dan beberapa kain yang dijadikan selimut.

Naruto : The Long Journey To Reveal The DarknessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang