Chapter 27

116 10 0
                                    

...Kosong. Penjaga tersebut menatap nanar. Dia menaikkan alisnya perlahan.

'Tidak ada apa-apa'

.

.

.

Mata Ruri berubah horror seketika. Naruto kini sedang terlentang tidak elit sambil kepalanya menghadap ke arah Ruri yang sedang berjongkok sambil terus mengeluarkan 'kewajibannya'. Naruto bahkan dapat merasakan percikan-percikan 'kewajiban' tersebut mengenai wajahnya dan Naruto juga dapat melihat 'Buah Pir mini' mengeluarkan 'kewajiban' tersebut dengan deras. Salahkan air 'kewajiban' yang membuat Naruto terpeleset saat sang Prodigy Uzumaki tepat muncul di atas Fuin batang kayunya yang menjadi sedikit basah akibat percikan 'kewajiban' Ruri. Naruto memberikan senyuman menenangkan ala Uzukagenya kepada Ruri yang memandang Horror ke arahnya.

Senyuman Naruto kini terlihat seperti senyuman om-om mesum.

"KYAAAAAAAAAAA!"

Teriakan kencang Ruri menggema di hutan, membuat beberapa penjaga bagian dalam gerbang langsung berada dalam posisi waspada.

'Ada apa ini...' batin Inari dan ketiga kawannya dengan kening berkerut kebingungan. Sementara di luar gerobak, Hiro tidak mampu lagi tersenyum tulus nan ramah karena pengaruh detakan jantungnya yang semakin berdentum cepat.

"T-tenang saja Ruri-chan, i-ini malam dan aku tidak melihat apa-apa kok!" kata Naruto dengan pose setengah jongkok dan kedua tangan bergerak-gerak tidak bersalah. Pose non-elit dan non-pemimpin.

"Bohong!" kata Ruri sambil menggembungkan pipinya kesal. Mata besarnya menatap marah ke arah Naruto.

"La-lagipula itu hanya 'buah pir mini' yang tidak membuat Paman nafsu. Tenang saja Ruri-chan!" salah. Naruto salah mencari alasan. Mata Ruri makin membesar kesal dan gadis kecil itu mengeluarkan taijutsu-nya. Dia menendang 'Naruto junior' dengan sangat amat kuat. Naruto langsung tepar seketika di tanah bersalju hutan tersebut.

"Haah, sudahlah Paman," Ruri menatap tanah salju dengan pandangan malu "M-maafkan aku karena hampir membuat Paman tertangkapa-aku be-benar ingin kencing hanya karena gugup dengan tugas mudah yang Paman berikan."

Naruto bangkit dengan wajah tenang dan hangat. Walaupun selangkangannya memang masih panas. Dia mengelus kepala Ruri dan memberikan senyuman pesonanya yang menenangkan hati kecil Ruri. Safirnya menatap kasih gadis kecil tersebut.

"Terima kasih Ruri telah menjalankan misi ini dengan baik," Naruto menyengir "Seorang ninja muda memang pernah membuat kesalahan, tetapi kesalahannya itulah yang akan menjadi guru kemenangan untuknya kelak!" mata Ruri berbinar memandang Naruto.

"Kau akan menjadi ninja yang hebat nantinya Ruri-chan. Seperti Nii-sanmu" Naruto berjalan mundur tiga langkah dan membalikkan badannya memunggungi gadis tersebut.

"Jadilah wanita yang kuat nantinya! Jika Ruri-chan bertemu Paman lagi," Naruto menoleh ke arah Ruri dan tersenyum. Safir sang Uzukage bergetar pelan "Akan Paman kenalkan dengan istri Paman!"

Mata Ruri membulat perlahan. Naruto berlari sambil melambaikan tangannya. Perlahan-lahan, tubuh itu hilang dalam kegelapan malam yang dingin.

Ruri tanpa sadar mengangguk pelan. Batinnya pun tanpa sadar meneriakkan kepada Naruto untuk tetap semangat.

.

.

.

"Lama sekali kau kencingnya bocahkenapa kau berteriak tadi?!" Tanya penjaga gerbang bagian dalam yang tadi memeriksa bagian bawah gerobak Hiro dengan nada penasaran. Ruri tersenyum sambil menggaruk belakang kepalanya.

Naruto : The Long Journey To Reveal The DarknessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang