Hari ini, 10 Desember, akan menjadi hari bersejarah bagi Kirigakure. Revolusi dahsyat yang dicanangkan Rebellion berhasil menggulingkan rezim Yagura dan para pendukungnya. Ninja-ninja yang memihak kepada Mizukage keempat berhasil diringkus. Rakyat Kiri bersama Pasukan Rebellion membereskan sisa-sisa masa kelam Kiri dengan cepat. Berita kematian Yagura dan 7 ninja pedang Kiri menjadi akhir drama perang saudara yang alot dan kritis ini. Ujian Chunnin Kiri pun dibatalkan dan semua peserta Genin dikembalikan kepada orang tua mereka masing-masing.
Hachi, bersama Chojuro-satu-satunya anggota 7 ninja pedang Kiri yang masih hidup-berhasil membebaskan ratusan orang yang dipenjara Yondaime Mizukage di penjara bawah tanah Kiri. Diantara para tawanan tersebut ada seorang gadis cantik berambut pirang panjang sambil berlari mencari gurunya.
"Utakata-senseeei!" katanya dengan nada khawatir ketika melihat Utakata dibopong oleh seorang anggota Rebellion dari kantor Mizukage. Mata Utakata melebar. Baru kali ini dia rasanya diterbangkan ke surga dan dihempaskan ke bantalan kebahagiaan. Hotaru memeluk gurunya dan menangis sesenggukan di dada sang Jincuuriki Rokubi.
"Kenapa? Pa-padahal aku melihat jelas kau tewas di tangan"
"Tidak," Hotaru mengelap wajahnya di dada kekar gurunya. Sementara anggota Rebellion yang tidak enak melihat 'kemesraan' guru-murid itu meminta izin untuk undur diri dan dibalas anggukan mengerti Utakata.
"Aku belum mati, senseiHuuuhiks hiksa-aku diculik oleh ninja-ninja pedang Kiri dan mereka membunuh seorang wanita yang telah didandan mirip sepertiku bersama dengan seorang ninja Iwa. A-aku kemudian dibawa ke penjara bawah tanah Uzu dan mendekam di sana selama satu tahun senseihiks-hiks"
Utakata mengelus pelan pucuk kepala muridnya. Benar. Saat itu yang diilhatnya adalah mayat Hotaru yang sedang tertelungkup. Dia tidak melihat wajah muridnya.
"Kau tahu kan Hotaru," Utakata menarik ingusnya secara berlebihan "Shinobi tidak boleh menangis tanpa alasan yang jelas" Hotaru memandang gurunya yang sedang berlinangan air mata
"Tetapi alasanmu menangis sangat jelas-hikshiks" Utakata berusaha melanjutkan kata-katanya di sela-sela tangisan pelannya "Begitu pula aku"
"Sensei" Hotaru menundukkan kepalanya dan memeluk erat gurunya hingga sang guru sulit bernapas dan berwajah biru.
Naruto dan Mei yang melihat kejadian tersebut tersenyum. Sang Uzukage melirik ke arah Mei dan melihat perut Pemimpin Rebellion tersebut dibalut perban. Naruto menghela napasnya, membuat Mei menatapnya dalam.
"Arigatou, pahlawan Kiri"
"Eh?" Naruto melirik ke arah Mei dengan alis dinaikkan sebelah. Mei mengulum senyumannya. Membuatnya tambah lebih cantik dari biasanya.
"Terima kasih atas semua yang telah kau lakukan untuk desa orang lain. Bukan desamu. Kau telah menaburkan senyuman-senyuman kepada warga Kirigakure, kau telah menyelamatkan mereka"
Naruto menatap Inari, Ruri dan Tanaki-Taneki, kedua kembar itu diperban di bagian kepala, sedang bercengkrama dan bercanda. Di sisi lain, ada Ao yang sedang bekerja keras membereskan beberapa runtuhan bangunan bersama warga Kiri dengan wajah bahagia. Naruto melirik ke arah Mei kembali.
"Dan meyelamatkanmu." Gumam Naruto datar. Tenang, penuh aura yang sangat misterius. Jantung Mei bahkan berdegup kencang. Saat melihat pertarungan Uzukage muda itu dengan Yagura, Mei seolah-olah melihat Naruto bermain-main dengan pertarungannya. Istilahnya, Uzumaki muda itu belum mengeluarkan sosok dirinya dalam bertarung.
"Aku juga berterima kasih kepadamu, Leader Rebellion" kata Naruto dengan nada datar. Dia berbalik dari hadapan Mei dan berjalan menuju ke gerbang Kirigakure "Dengan menyelamatkan Kiri, aku mendapattkan fakta baru. Orang-orangku masih hidup,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Naruto : The Long Journey To Reveal The Darkness
FanfictionNaiknya Uzumaki Naruto sebagai Yondaime Uzukage membuat Uzushiogakure membuka hubungan dan kerja samanya dengan desa desa lainnya, termasuk sebuah Negara Iblis yang dipimpin seorang Ratu bersifat dingin dan memiliki kemampuan menyegel setan serta me...