Hembusan angin perlahan membuat bunyi derak pada besi-besi yang menyangga tirai jendela kamar rawat Sara. Beberapa detik ketiganya terdiam mendengarkan suara gesekan pelan besi tersebut. Dua helai kelopak bunga melayang ke luar jendela karena terlepas dari dasar bunga-nya. Mata Sara memandang dua kelopak bunga tersebut dengan tatapan suka.
"Naruto..."
Sara langsung menoleh ke arah istri Nii-sannya. Sang Ratu yang sedang duduk di samping ranjang memandang sedih ke bawah. Wajah cantik itu memperlihatkan ekspresi yang jelas mengatakan bahwa ia sedang bersedih.
"Kenapa semuanya rela berkorban demi diriku? Apa tidak salah menyia-nyiakan nyawa rakyatmu hanya demi seorang istri?"
Naruto tidak menjawab.
"Kau pernah berjanji kan bahwa kau pasti melindungi Uzu dan diriku? Tetapi...tetapi saat kau berhasil menyelamatkanku, kau...kau malah mengorbankan rakyatmu. Aku sendiri, aku sendiri merasa tidak nyaman Naruto...aku merasa bahwa diriku adalah beban beratmu, juga beban rakyatmu. Jika aku mati pasti tidak akan terjadi hal seperti ini, rakyat-rakyatmu, ninja-ninjamu, Yahiko juga...mereka pasti sekarang masih hidup." Shion memandang sedih ke arah Sara "Tangan Sara-chan juga..."
Naruto tetap tidak menjawab. Safirya terlihat tenang, begitu tenang sehingga jika orang sekilas memandangnya dapat menyimpulkan Naruto tidak memperdulikan perkataan istrinya. Tetapi telinga sang Uzukage sangat meresap setiap omongan yang keluar dari Ratu Negeri Iblis. Naruto menghela napas pelan, lalu memandang tiga tangkai bunga Tagetes yang bergerak pelan ditiup angin. Begitu lembut dan sangat teratur.
"Shion," Naruto tahu apa yang harus ia katakan kepada istrinya "Jika kau berkata seperti itu, maka semua pengorbanan rakyat dan teman-temanku akan menjadi sia-sia..."
"Jadi kau mengorbankan rakyatmu hanya demi istrimu?!" tanya Shion dengan suara yang mulai meninggi, pancaran matanya dilingkupi kesedihan, juga kekesalan saat mendengar perkataan Naruto barusan.
"Kau memanfaatkan rakyatmu untuk menyelamatkan istrimu?! Di mana janji Uzukage-mu Naruto?"
"Mereka berjuang membantuku karena kemauan mereka, mereka ingin menyelamatkanmu karena kemauan mereka...kita berdua adalah simbol kekuatan Uzushiogakure. Aku dan kau adalah simbol kekuatan desa para Uzumaki," safir biru Naruto terlihat bergetar pelan memandang tiga tangkai bunga tersebut "Penyebab hancurnya Uzu adalah karena kita berdua, Shion. Ketika mereka tahu bahwa aku masih hidup, ketika mereka tahu bahwa kau bisa diselamatkan, para Uzumaki percaya...dengan menyelamatkanmu bersamaku, dengan bersatunya kita...maka Uzumaki bisa menunjukkan kepada dunia..."
Mata Shion melebar mendengar nada Naruto yang mulai berat,
"Bahwa kami para Uzumaki bukan orang-orang yang mudah dihancurkan!"
Sara terdiam mendengarkan kata-kata kakaknya. Entah kenapa aura kakaknya sangat berbeda, tetapi ia tahu bahwa aura penuh tekanan itu dibaluti kebijaksanaan bernuansa misteri. Shion menundukkan kepalanya.
"Maaf," gumam sang Ratu pelan.
Naruto mengulurkan tangannya ke kepala Shion dan mengelusnya pelan. Wajahnya tetap tenang walaupun kedua alisnya sedikit tertekuk.
"Tidak apa-apa, tidak apa-apa..." Naruto menyengir ketika Shion mengangkat kepalanya untuk memandang wajah sang Uzukage.
"Aku juga seorang pemimpin yang tak sempurna..."
Suara decitan pintu yang terbuka membuat ketiganya menoleh ke arah sana. Seorang ninja Kumo memandang hormat kepada Naruto lalu melaporkan suatu hal yang sangat penting. Wajah Naruto kembali datar mendengar hal tersebut.
"Keempat Shinobi Konoha sudah sadar, Uzukage-sama...ada yang mereka ingin bicarakan kepada anda."
"Terima kasih atas laporannya." gumam Naruto pelan. Dia pun meninggalkan kamar Sara sambil memberikan saran kepada adiknya supaya tidak membuat Shion susah. Saat sang Uzukage menutup pintunya, Shion memandang adik Yondaime Uzukage itu dengan wajah penuh pikiran.
"Ada apa Shion-nee?...kau seperti memikirkan sesuatu yang berat."
"Sara-chan, apakah Nii-sanmu mengatakan yang sebenarnya soal pengorbanan rakyat Uzu dan keputusan dirinya mengajak para Uzumaki menyelamatkanku?"
Sara mengerti, pasti hal tersebut yang Ratu Negeri Iblis pikirkan. Sara tersenyum tipis lalu memandang ke langit-langit kamar rawatnya.
"Sebagian yang dikatakan Naruto nii-chan memang benar. Saat aku berada di Taki, para Uzumaki yang ada di sana begitu gembira ketika mendengar kabar bahwa Nii-chan masih hidup. Mereka menjadi lebih bersemangat mengetahui pemimpin mereka masih hidup. Perjuangan para Uzumaki saat itu adalah membantu Yondaime Uzukage untuk menyelamatkan istrinya daripada berdiam seperti orang bodoh di rumah, kami...kami tidak bisa melakukan apapun selain hal tersebut untuk menunjukkan kekuatan kami..."
Dua kelopak bunga Tagetes kembali melayang ke luar jendela, menyambangi kata-kata adik Yondaime Uzukage yang terus mengalir lembut.
"Desa kami telah hancur, beberapa orang yang kami sayangi meninggal di desa, tidak ada banyak yang perlu kami pertahankan dan kami tahan. Naruto nii-chan pasti mengerti hal tersebut. Dia tidak melarang orang-orang Uzu untuk tidak membantunya, dia malah membuat strategi yang bisa mengurangi jatuhnya korban di pihak Uzu...tetapi suatu rencana tak akan bisa melawan rencana besar Kami-sama, Shion-nee..." Sara memandang kakak iparnya tersebut dengan senyuman setenang Uzumaki Naruto,
"Tetapi, aku juga merasa dia menyimpan sesuatu..." mata Sara sedikit sayu, menandakan dia sedang berpikir soal kakaknya.
"Mengeluarkan aura bijaksana yang misterius dengan pakaian serba hitam seperti itu...entah kenapa aku merasa sebagiannya lagi disimpan sebagai rahasia oleh Naruto nii-chan, apakah dia punya rencana atau tidak..."
Sara menghembuskan napas pelan, menandakan dia ingin melepas pikiran tersebut.
"Hanya Yondaime Uzukage dan Kami-sama yang tahu, bukan begitu...Shion-nee?"
Untuk kali ini, Shion setuju dengan adik perempuan suaminya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Naruto : The Long Journey To Reveal The Darkness
FanfictionNaiknya Uzumaki Naruto sebagai Yondaime Uzukage membuat Uzushiogakure membuka hubungan dan kerja samanya dengan desa desa lainnya, termasuk sebuah Negara Iblis yang dipimpin seorang Ratu bersifat dingin dan memiliki kemampuan menyegel setan serta me...