Chapter 106

79 10 3
                                    

BLARHHH! Mata Sasori melebar. Bola kertas yang dikiranya hanya sesuatu tidak penting meledak di depannya dan membuat tubuhnya terseret beberapa centi ke belakang. Saat Sasori memfokuskan pandangannya ke depan, dari balik asap keputihan tersebut muncul Uzumaki Naruto dengan kepalan tangan kanannya yang tentu saja meng-game over-kan pertarungan itu. Sasori teringat wajah dingin Kazekage ketiga

"Kenapa? Kenapa Tou-san dan Kaa-san rela mengorbankan nyawa mereka demi Suna? Kenapa? KENAPA SANDAIME KAZEKAGE?!"

Wajah Kazekage hanya menatap datar dirinya. Sasori berpikir, apa orang ini tidak punya hati?! Apa loyalitas desa dan keberhasilan misi lebih penting dari nyawa warganya?! Apa ideologi Kazekage begitu dingin dan menakutkantetapi, kenapa? Kenapa harus orang tua yang ia sayangi mencanangkan loyalitas itu di hati mereka?!

Sasori jatuh terduduk di kantor pemimpin Suna tersebut. Badai pasir di siang hari membuat suasana di sana semakin suram dan gundah gulana

Puk. Mata Sasori yang menumpahkan air mata membulat terkejut. Dia mengangkat wajahnya dan memandang Kazekage ketiga yang memegang pucuk kepalanya dengan wajah datar. Perlahan tapi pasti, wajah dingin itu berubah tersenyum, sebuah senyuman simpati yang terlihat tulus.

"Aku tahu perasaanmu. Mungkin kata 'gomen' adalah satu-satunya yang bisa kukatakan kepadamu saat ini Sasori," wajah Kazekage berubah dingin seperti sedia kala "Tetapi tindakan yang akan kulakukan-tidak!" Kazekage diam sejenak "Tindakan yang akan kita lakukan adalah membalas kematian ayah-ibumu dan juga semua ninja Suna yang gugur melawan ninja-ninja Uzukita akan membalas kematian mereka dengan tangan kita sendiri. Ayah-ibumu adalah Shinobi Suna, dan menjadi kewajiban Shinobi Suna lainnya membalas pengorbanan mereka dengan kekuatan yang dimiliki,"

Sasori memandang Kazekage ketiga dengan mata berbinar, air matanya sekilas terlihat memantulkan cahaya matahari. Suara badai pasir begitu merdu di telinga Sasori saat itu.

"Balas dendam memang buruk, tetapi jika itu menyangkut Shinobi kita, lakukanlah dengan segenap emosi yang kau punya, Sasori. Jika saat bertarung kau gagal membalaskan dendam-mu dan ingin dibunuh oleh musuh, lebih baik kau mati oleh tanganmu sendiri karena itu lebih terhormat bagi kita, ninja-ninja Suna yang memang terhormat."

Iris mata Sasori bergerak cepat ke bawah. Kembali fokus ke dunia nyatanya sekarang, di mana pertarungan antara dirinya melawan Yondaime Uzukage sudah hampir mencapai kesimpulan. Akasuna no Sasori dapat melihat kepalan tangan Yondaime Uzukage sudah hampir mencapai pipi kanannya. Dia mendelik tajam ke kiri dan lima boneka berjubah merah yang berada paling dekat dengan dirinya melesat cepat ke arahnya. Naruto sempat melirik ke belakang saat melihat lima boneka Sasori mengarah ke arahnya.

Brak! Sebuah boneka berhasil menahan pukulan kuat Yondaime Uzukage dan hancur berantakan, namun pukulan Naruto tetap konstan mengarah ke wajah Sasori, walaupun kecepatannya sedikit berkurang akibat daya hambat boneka tadi.

"Aku" Sasori tersenyum sedih. Pupil biru Naruto sedikit mengecil melihat wajah sang Ketua Anbu Suna.

CRASSHHH! Belum sempat tangan kanan Naruto yang terkepal mencapai pipi pemuda berambut merah tersebut, empat boneka tersisanya sudah menusuk bagian jantung Sasori dengan keempat pedang mereka

BUAGH! Dan tangan kanan Naruto pun mencapai pipi Master Kugutsu tersebut sehingga wajah boneka bagian kanannya pecah. Beberapa bagian tersebut patah. Tubuh Sasori melayang ke kiri dan menghantam dinding kotak tanah raksasa Uzukage keempat, bersama dengan keempat bonekanya. Naruto berdiri tegak di tanah dengan dada naik-turun terengah-engah. Dia memandang Sasori yang duduk tersandar di dinding kotak tanah dan perlahan-lahan menutup mata sayunya dengan sebuah senyuman sedih. Senyuman yang membuat sang Uzukage iba.

"Aku tidak bisa mengalahkanmu, Uzukage-sama" mata itu semakin menutup "Tetapi senang bertarung dengan pemimpin hebat sepertimu, hehse-semoga kau dikalahkan Sandaime Kazekage-sama."

Naruto : The Long Journey To Reveal The DarknessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang