Waktu menunjukkan pukul 8. Semua warga sudah duduk manis di kursi yang disediakan gedung pernikahan untuk menunggu kedatangan mempelai wanita. Pendeta tertua di Iwa yang paling berpengaruh sudah berdiri di samping Kitsuchi sambil membaca sebuah buku tebal. Gedung itu memiliki dua ruangan besar di mana ruangan pertama yang digunakan untuk acara pernikahan memiliki luas 100 x 75 meter, sangat luas. Ruangan yang kedua berada di belakang ruangan pertama dan hanya memiliki luas ruangan 30 x 25 meter. Ruangan kedua biasanya digunakan untuk backstage acara serta penyimpanan berbagai pernak-pernik pesta dan dapur umum. Adat para orang Iwa setelah pernikahan adalah menyediakan makanan untuk tamu-tamu yang mau datang di acara sakral tersebut.
Interior ruangan dicat abu-abu dengan 40 jendela raksasa berwarna-warni mosaik membentuk lambang Iwa besar di tengah jendela. Di bagian depan ruangan terdapat mimbar tunggal di mana di depan mimbar tersebut ada papan yang sedikit meninggi dan panjang. Pengantin akan berdiri di sana sedangkan pendeta yang membacakan janji pernikahan akan berdiri di mimbar diantara pengantin. Ada mic kecil di mimbar, juga lambang Iwa di tengah mimbar yang dicat warna kayu metalik. Di pojok depan kiri ruangan ada patung Shodaime Tsuchikage, sedangkan di pojok depan kanan ada patung Muu, Tsuchikage kedua. Di atas mimbar, ada jendela kecil berbentuk setengah lingkaran dengan warna-warni mosaik.
Cahaya matahari masuk ke sana dan langsung menyoroti pengantin saat berdiri di papan meninggi sehingga terlihat kedua mempelai disinari cahaya berwarna-warni yang indah. Penjelasan soal fisik ruangan memang tidak terlalu penting, tetapi penjelasan situasi di ruangan tersebut jauh lebih kental karena semua yang ada di sana sedang berada dalam hati gembira. Semuanya tersenyum senang dan menganggap hari ini adalah hari terbaik di sejarah Iwa karena anak Tsuchikage ketiga berhasil menikahi wanita ningrat paling disegani di Dunia Shinobi, Ratu Negeri Iblis Shion-sama
Krieet, suara pintu besi berdaun dua yang dicat emas terbuka perlahan. Seperti cahaya surga, sesosok bidadari dengan baju pengantin wanita berwarna putih perak dan penutup kepala bening yang berwarna senada dengan bajunya melangkah masuk ke dalam ruangan. Dia berjalan tenang diiringi Akatsuchi di sebelah kirinya, dan Kurotsuchi di sebelah kanannya. Di belakangnya berdiri dua wanita di mana wanita yang sebelah kanan dengan surai hitam menutup payung berwarna ungu (payung tersebut digunakan untuk memayung Shion saat berjalan dari kantor Tsuchikage menuju ke gedung) dan seorang wanita bersurai pirang panjang yang menaburi bunga sakura dan bunga Edelweis sebagai tanda penyambutan mempelai wanita. Kedua wanita tersebut memakai kimono merah dengan corak bunga berwarna biru, sangat cantik. Akatsuchi dan Kurotsuchi tak kalah glamour pagi itu, keduanya tampak pantas berdiri di samping Shion yang begitu mempesona semua orang yang ada di sana. Tsuchikage yang duduk paling depan di kursi tamu bahkan tak mampu mengatupkan rahangnya karena terperangah akan kecantikan Sang Ratu. Kitsuchi sendiri hanya berdiri kaku dengan jantung berdebar. Ratu Negeri Iblis benar-benar menyihir hatinya.
Beberapa pelayan keluar dari ruangan kedua dan dengan cepat memasang tali-tali berwarna di belakang mimbar. Seorang pelayan pria berwajah cantik dengan surai hitam panjang bergerak lincah saat memasang tali di bagian paling atas sangkutan. Saat semuanya selesai, tali-tali berwarna-warni itu membentuk sebuah tulisan kanji yakni "Selamat Kitsuchi dan Shion". Kalimat itu dipermanis dengan balon berbentuk hati di belakangnya. Benar-benar konsep dekor yang manis dan juga mengagumkan.
Sang Ratu naik ke atas papan meninggi itu lalu berdiri di samping Kitsuchi yang nampak tegang. Pakaian pengantin yang dipakai Shion sangat panjang sehingga bagian belakangnya terseret ke bawah sampai 5 meter di belakangnya. Kitsuchi sesekali melirik Ratu yang sedang menundukkan kepalanya. Walaupun Kitsuchi tahu bahwa Shion nampak sedih, tetapi wajah sedih itu semakin membuat para pria tidak tahan dengan kecantikan luar biasa yang dipancarkan wajah bonekanya. Kitsuchi menghembuskan napas pelan ketika pendeta naik ke atas mimbar dan mengangkat kitab tua yang diikat dengan sebuah batu berwarna hitam mengkilat. Sang pendeta membacakan janji pernikahan dengan suara lantang dan khidmat, menyihir bagi orang-orang yang mendengarkannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Naruto : The Long Journey To Reveal The Darkness
FanfictionNaiknya Uzumaki Naruto sebagai Yondaime Uzukage membuat Uzushiogakure membuka hubungan dan kerja samanya dengan desa desa lainnya, termasuk sebuah Negara Iblis yang dipimpin seorang Ratu bersifat dingin dan memiliki kemampuan menyegel setan serta me...