Chapter 102

64 10 0
                                    

"Sasori, kami pergi dulu yaada misi yang diberikan Sandaime-sama."

"Baik-baik dengan nenekmu, Tou-san dan Kaa-san akan membawakanmu oleh-oleh jika kau tidak membuat Chiyo-Baa menjadi susah."

"Jadi anak yang baik Sasori!"

Dan akhirnya mereka tak kembali

Mereka mati.

Mereka telah mati.

Lalu kujadikan boneka

.

.

.

Iwagakure, 1 Januari

Sasori memandang takjub Yondaime Uzukage yang mengalahkan 10 ninja Suna dalam waktu kurang dari 2 menit. Kemampuan bertarung yang mengerikan, juga stamina yang hebat. Bayangkan, setelah bertarung dengan Sandaime Tsuchikage dan KitsuchiUzumaki Naruto seperti memiliki energi cadangan yang membuat dirinya tidak terlihat lelah. Kecepatan Naruto juga sangat mengesankan. Sasori tidak tahan untuk tidak menahan senyumnya dan membayangkan Naruto menjadi koleksi boneka ke-246 nya.

"Bawa boneka ini menuju perbatsan Iwa-Suna, Pakura akan menunggu di suatu daerah sebelum lokasi Kazekage-sama. Kau tekan tombol hitam di rusuk kiri boneka ini maka akan ada kembang api merah muda yang keluar dari batok kepala boneka, ingatitu adalah tanda bahwa Shion-sama sudah berhasil dibawa, agar Pakura tidak curiga." Sasori memberikan boneka pendeta kepada salah satu ninja Suna kemudian menyuruhnya pergi. Ninja Sua tersebut mengangguk mengerti dan mengeratkan tali putih yang mengikat boneka pendeta di punggungnya. Di dalam boneka tersebut tentu saja ada tubuh Sang Ratu.

"Berhati-hatilah, Sasori-san. Lawanmu adalah Yondaime Uzukage" ninja itu menatap tajam Sasori "Satu-satunya orang yang berhasil hidup setelah melawan Sandaime Kazekage-sama"

"Aku menjadi tegang," kata Sasori penuh konotasi sarkasme "Kau juga, berhati-hatilah atau Kazekage akan menguburmu di pasir besinya jika gagal melaksanakan tugas ini."

"Hai'!"

Ninja Suna itu melompat dari atap gedung di mana dia dan Sasori berdiri lalu berlari kencang memasuki areal hutan. Tujuannya adalah lokasi di mana Kazekage ketiga berada, dengan catatan Pakura juga mengetahuinya. Sasori tersenyum tipis memandang punggung ninja-nya semakin menjauh lalu kembali memandang Yondaime Uzukage yang menghujamkan dua kepala ninja Suna ke tanah dengan ganas.

Naruto berdiri tegak dengan napas sedikit terengah-engah. Tatapan safirnya begitu mengerikan.

"Di mana Shion?"

"Tahan emosi-mu Uzukage-sama! Pertahankan ketenanganmu, Ratu itu pasti baik-baik saja" kata Hayaide di dalam mindscape Naruto "Jika kau tak mengatur napasmu, kau bisa kelelahan saat bertarung."

"Aku tahu itu," Naruto memejamkan matanya "Maafkan aku, entah kenapa menyangkut keselamatan sang Ratu kekhawatiranku menjadi luapan emosi kemarahanaku masih tidak bisa mengontrol titik balik emosi yang tepat." Naruto membuka matanya, safirnya terlihat lebih tenang.

Akasuna no Sasori kini sendirian berada di dalam pandangan Yondaime Uzukage. Naruto melihat pemimpin Anbu Suna itu berdiri santai di atas atap salah satu gedung. Sasori kemudian melompat ke bawah lalu berjalan santai menuju Naruto dengan kedua tangan dimasukkan ke saku celananya.

"Jadi, Uzukage-samabersedia bertarung denganku? Sesuai rumor," Sasori sedikit membuka lebar mata sayunya "Kau kuat."

Naruto tidak menjawab. Dia harus mengejar Shion sebelum jatuh ke tangan Sandaime Kazekage. Jika Shion berhasil dibawa kepada orang itu, rencananya berantakan. Pasukan Suna mundur dari Iwa sambil membawa Sang Ratu, mereka akan berencana mengekskusi Shion di sana dan dia harus menyelamatkannya dengan menyusun rencana menembus Suna kembali. Naruto tidak menyangka Sasori berhasil menyusup memasuki Iwa tanpa ketahuan. Pertahanan Iwa yang digalang Tsuchikage mungkin agak lemah. Selain dia, Haku dan Utakata yang berhasil menerobos, Akasuna no Sasori juga bisa

Naruto : The Long Journey To Reveal The DarknessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang