Kumogakure, 23 Januari
Semua yang ikut rapat dua hari yang lalu kembali duduk di kursi bundar ruang pertemuan Raikage dengan wajah tegang. Shion mengira dirinya yang datang paling akhir, tetapi suaminya tidak terlihat di ruangan tersebut. Raikage dari tadi mondar-mandir dengan wajah gelisah, sementara A yang mewarisi sifat tidak sabaran ayahnya juga mengetuk-ngetuk kakinya di lantai denga wajah meringis kesal. Mabui, C dan Darui berdiri dengan wajah yang tak kalah tegangnya seperti wajah tegang Raikage. Jiraiya, Tsunade dan Kakashi memandang lurus ke depan, tentu saja ketiganya terus memikirkan keputusan apa yang akan Yondaime Uzukage ambil. Yang paling terlihat tenang dari semua orang yang ada di sana adalah Itachi. Uchiha muda itu terlihat duduk tegak dan nyaman, sembari memandang seekor burung elang yang mengelilingi sebuah gunung di utara kantor Raikage.
"Maaf atas keterlambatannya..." pintu ruangan dibuka cepat oleh Haku dan Naruto berbicara dengan langkah tegap. Dia segera duduk di samping istrinya, dengan tatapan sekilas memandang wajah boneka tersebut. Naruto menghembuskan napas pelan ketika Raikage langsung berdiri sambil melipat kedua lengan berototnya di depan dada.
"Jadi bagaimana keputusanmu nak? Aku harap kau menolak tawaran keparat Danzo dan langsung memaparkan rencana mengalahkan Konoha yang efektif..."
"Tidak ada rencana."
Mata Naruto menajam. Aura dingin terpancar kuat di sekitar Uzukage keempat.
"Aku akan menyerahkan diriku kepada Konoha!"
....................
Untuk beberapa detik waktu berjalan, hanya suara tik tik tik jam yang terdengar di ruangan pertemuan tersebut dan menghiasi suasana di sana. Semuanya memandang Naruto dalam diam, bukan hanya diam, tetapi ditambahi ekspresi penuh keterkejutan.
BRAK!
Raikage menghempaskan kedua tangan kekarnya ke meja dan memandang Naruto dengan wajah kesal "SUDAH KUBILANG YONDAIME UZUKAGE, JANGAN BERTINDAK NAIF DAN SOK KEREN SEOLAH-OLAH KAU ADALAH SEORANG PAHLAWAN YANG MENGORBANKAN DIRIMU DEMI DESA LAINNYA! CUKUP SUDAH DOSA-DOSA KAMI YANG TELAH MENGHANCURKAN DESAMU KAU TANGGUNG SENDIRI, KALI INI-"
"Aku memang bukan pahlawan ataupun karakter sok keren, Sandaime Raikage-sensei!" Naruto terdiam sejenak sambil iris matanya memandang semua orang yang ada di ruangan "Tidak. Aku memang bukan seorang pahlawan sempurna. Aku akan menyerahkan diriku ke Konoha atas dasar kesalahanku membuat banyak korban di pihak Uzu, Iwa, Kiri, Kumo, Suna, dan Negeri Iblis. Jika kita membuat tim kecil untuk menyusup Konoha dan ketahuan, mungkin Danzo tak akan segan menyatakan Perang Dunia Keempat Shinobi saat itu juga. Keberadaan rakyatku, rakyat Kumo, rakyat yang desanya ikut berperang akan terancam. Kobaran api tak akan terelakkan..." Naruto menundukkan kepalanya "Aku memperkirakan Danzo mempersiapkan rencana ini sebagai rencana paling akhir ketika situasi terburuk terjadi, ya seperti situasi sekarang ini. Danzo telah mematangkan kekuatan Konoha sehingga rencana terburuknya akan menjadi rencana terbaiknya. Danzo tahu bahwa kemungkinan buruk itu akan terjadi, dia sudah mempersiapkannya jauh-jauh hari...pertanyaannya, maukah Uzukage keempat mengorbankan dirinya sebelum api peperangan berkobar?"
"Tentu saja dia mau." Suara datar Shion membuat semua yang ada di sana menatap terkejut ke arah Sang Ratu. Shion memandang Naruto dengan tatapan lekat, bahkan terasa menusuk iris biru tersebut. Wajah boneka itu terlihat seperti manekin hidup yang sangat anggun namun sekaligus begitu lembut dan menyejukkan.
"Tetapi walaupun Yondaime Uzukage tidak punya rencana dan menyerahkan dirinya kepada Konoha, aku yakin kepalanya tak akan mudah terpenggal."
Itachi tersenyum tipis. Dia setuju dengan perkataan Ratu Negeri Iblis. Uzumaki Naruto tak akan mudah dikalahkan oleh siasat licik orang tua berperban tersebut.
"Ya," Naruto menghela napas perlahan "Itu gunanya aku menyukai sedikit tentang Ninjutsu..."
"Berarti kau punya rencana kan, Uzukage-sama?" tanya A dengan pandangan menyelidik. Naruto menggelengkan kepalanya pelan, dia berusaha menampilkan senyuman terbaiknya kepada semua orang yang ada di sana.
"Tidak ada, tetapi sebaiknya anda menerima ultimatum itu, Raikage-sama. Katakan kepada Danzo bahwa Yondaime Uzukage menyerahkan dirinya...kabarkan juga hal ini kepada 3 pemimpin desa besar lainnya." Mata biru Naruto yang tadi terlihat tenang menjadi cukup dingin "Aku akan mengurus sisanya, ketika aku diserahkan kepada pihak Konoha, maka serahkan semuanya kepadaku. Seperti yang dikatakan Ratu Tsundere kita ini..." Naruto mengusap pelan pucuk kepala Shion yang memasang wajah terkejut "...Kepalaku tak akan mudah terpenggal!"
Rapat hari itu ditutup dengan hati yang begitu berat bagi semua orang, bahkan Sang Ratu sendiri. Saat dia memandang punggung suaminya yang masih berdebat dengan Raikage soal rencana penyerahan dirinya, Shion hanya berharap Naruto punya rencana, walaupun itu secuil debu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Naruto : The Long Journey To Reveal The Darkness
FanfictionNaiknya Uzumaki Naruto sebagai Yondaime Uzukage membuat Uzushiogakure membuka hubungan dan kerja samanya dengan desa desa lainnya, termasuk sebuah Negara Iblis yang dipimpin seorang Ratu bersifat dingin dan memiliki kemampuan menyegel setan serta me...