###

140 15 0
                                    

Uzumaki Naruto menegak kuah ramen keduanya dengan penuh nikmat. Dia meletakkan sumpit-nya rapi di atas mangkok dan mengelap mulutnya menggunakan tisu yang sudah disediakan. Naruto melirik sebentar ke arah Yugito. Yugito yang ketahuan memperhatikan Naruto dengan gesit kembali menatap ramen-nya dan memakannya dengan cepat hingga tersedak. Naruto mengerutkan alisnya, lalu memberikan Yugito segelas air putih. Yugito mengambil air tersebut dan menegaknya hingga bersuara lega. Dia meletakkan gelas tersebut di meja kemudian kembali melahap ramennya. Merasa ditatapi, Yugito melirik ke arah Naruto. Uzumaki muda itu sedang menatapnya dengan senyuman yang menawan sambil bertopang dagu di meja. Yugito menyemburkan ramen yang ada di mulutnya ke wajah Naruto.

(Beberapa menit kemudian)

"Haahmaaf,"

Yugito dan Naruto kini sedang berjalan-jalan di jalanan Kumo yang cukup ramai. Keduanya berjalan berdampingan di mana Naruto berjalan sambil memasukkan kedua tangannya di kantong jaketnya sementara Yugito meletakkan kedua tangannya di belakang punggung.

"Aku jarang berbicara dengan laki-laki kecuali bersama Raikage-sama, A-sama dan Bee-sama. Yang lainnya tidak ada. Entah kenapa kalau berbicara dengan mahluk bernama pria membuatku gugup."

"Tetapi kau berani menantangku waktu malam itu" Naruto mengingat Yugito yang mencurigainya dan sang Uzukage tersenyum tipis mengingat hal tersebut. Yugito berdehem pelan.

"Aku tahu saat momen di mana pembicaraan dengan pria itu adalah pembukaan pertarungan. Tetapi berbicara biasa seperti iniberbicara biasa denganmu membuatku gugup."

"Hmmm..." Yondaime Uzukage tersenyum memandang permen kapas yang dijual seorang penjual tua di dekat Taman Kumo. Penjual tua itu menjajakan permen kapasnya kepada anak-anak dengan senyuman tulus.

"Kau mau itu, Yugito?"

"Eh?!"

"Berarti kau mauayo!" Naruto menarik tangan Yugito dan membuat Yugito kebingungan dengan sikap sang Uzukage. Bukankah rencana mereka sehabis makan ramen adalah akan bertarung?!

"Permen kapas dua Oji-san" kata Naruto lembut. Penjual ramen itu terkekeh dan mengambil dua permen kapas di tempat dagangannya lalu memberikannya kepada Naruto. Naruto melepaskan pegangan tangannya dari tangan Yugito dan mengambil kedua permen kapas tersebut dengan kedua tangannya.

"Berapa Oji-san?" Tanya Naruto sambil tersenyum khas.

"Sudahaku berikan spesial untuk dua pasangan yang sangat cocok seperti kalian. Memakan permen kapas bersama-sama di tengah turunnya salju memang sangat romantis" kakek tua itu menyentil rambut kuning Naruto "Kau benar-benar pria yang tahu mengambil kesempatan, Gaki"

"E-eh, apa sih Oji-san?" Naruto tertawa "Ya sudah, terima kasih Oji-san"

Sang penjual tua tertawa. Dia menatap salju yang turun dengan lembut di Kumogakure.

"Hahahaaku jadi teringat momen bersama istriku di musim dingin Kumokami juga makan permen kapas saat salju turun di jalanan ini. Benar-benar momen yang indah ya, anata" kata kakek tua itu dengan suara pelan. Dia nampaknya membayangkan momen-momen itu di kepalanya. Naruto tersenyum dan memberikan Yugito permen kapas di tangan kanannya. Yugito menerima permen kapas itu sambil menundukkan kepala.

Selama perjalanan tidak ada pembicaraan yang terjadi diantara keduanya. Naruto nampaknya sedang berkonsentrasi menghabiskan permen kapasnya hingga sedikit melupakan keberadaan Yugito. Yugito sendiri masih berjalan dengan kepala tertunduk dan tangan kanan yang memegang permen kapas teracung mendatar ke depan. Setelah selesai menghabiskan permen-nya, Naruto membuang pegangan permen di tempat sampah (Naruto tidak lupa pada etika lingkungan, ditiru ya anak-anak) dan menoleh ke arah Yugito yang masih dalam pose sama.

Naruto : The Long Journey To Reveal The DarknessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang