Naruto, objek yang menjadi sumber pembicaraan hampir di seluruh Dunia Shinobi sedang membaringkan tubuhnya di atap Rumah Sakit Kumo setelah mengunjungi adiknya, Nagato dan Konan. Dia mendengar kabar bahwa Hachi juga sudah mulai baikan. Untuk sementara, yang mengkoordinir secara teknis untuk para Uzumaki adalah Michiru. Naruto cukup senang keadaan untuk para Uzumaki menjadi lebih stabil setelah pertarungan besar di perbatasan Iwa-Suna melawan Sandaime Kazekage.
"Naruto-sama."
Naruto segera bangkit dari acara baringnya dan duduk tegak memandang tiga sosok yang berjalan ke arahnya. Dia tersenyum puas.
"Haku...Utakata dan Yugito juga. Baiklah Utakata," Naruto berdiri perlahan lalu meletakkan tangan kanannya di pinggang "Latihan penguasaan Bijuu-mu sudah selesai?"
Utakata menganggukkan kepala. Tatapannya yang selalu tajam karena bentuk matanya yang memang tajam menjadi lebih bersemangat. Gaya ala emo tetap ia pertahankan, tetapi kini Utakata memakai baju lengan panjang berwarna abu-abu dengan bagian pergelangan tangan berjaring-jaring tembus pandang. Bagian dada dan punggungnya dipakaikan rompi berwarna biru muda dengan enam kantong di bagian kanan dan kiri dadanya. Dia memakai celana standar Shinobi berwarna hitam dan sepatu standar ninja. Ada ikatan perban putih di paha kanannya tempat mengikat kantong shuriken dan kunai. Di pinggang kirinya terpasang tempat untuk menyimpan cairan gelembung. Di belakangnya juga terpasang kantong berisi alat-alat ninjanya serta scroll ninja yang berguna dalam pertarungan.
"Karena pelatihan yang begitu baik dari Yugito-san membuatku bisa menjalin tali dengan Saiken, Naruto-san..." Utakata membuka kantong kedua di bagian dada kanannya. Dia mengeluarkan pipa gelembung kesukaannya dan memutarnya pelan dengan tangan kiri "...Seperti yang kau katakan, setelah mendapatkan beberapa 'kunci' khusus dari Jiraiya-sama, pelatihan penguasaan Bijuu-ku menjadi lebih mudah bersama Yugito-san. Arigatou..." Utakata tersenyum tulus "...Teman sekaligus pemimpinku yang berharga."
Naruto terkekeh lalu mengibaskan tangan kirinya di depan wajah "Berterima kasihnya nanti dulu, kau dan Yugito sudah mendengar keputusanku kan?"
Yugito menganggukkan kepala. Hari ini dia memakai pakaian standar Anbu Kumo-nya. Haku juga memakai pakaian standar dirinya dengan pedang di punggung, jangan lupa topeng khas dirinya yang terikat di pinggang bagian kanan.
"Kau menyerahkan diri kepada Konoha-ah bukan, kau menyerahkan diri kepada Danzo kan?" tanya Utakata serius.
"Kau bertanya dengan cara tidak sopan kepada Naruto-sama, Utakata..." komen Haku dengan sifat maniak hormatnya kepada Naruto.
"Untung saja kita berada dalam situasi serius, kalau tidak aku akan mencakarmu dengan cakaran Matatabi-ku..." tambah Yugito sama maniaknya dengan Haku. Utakata langsung sweatdropped dengan garis-garis ungu suram di keningnya. Naruto tersenyum kikuk. Ketiga pengawalnya mulai lagi melakukan hal absurd setelah kembali berkumpul. Dia tidak mau kejadian saat dirinya mendorong gerobak dan semacamnya terulang lagi.
"Naruto-sama, kenapa anda mengorbankan diri hanya karena ultimatum Danzo yang belum diketahui kebenarannya?" tanya Yugito. Haku dan Utakata mengangguk setuju.
"Kekuatan Danzo tidak bisa kita katakan kuat hanya karena dia berani menantang 4 desa besar," Haku mendukung ucapan Yugito "...Andaikan 4 desa bergabung lalu melawan aliansi-nya tersebut, aku yakin kita akan menang."
"Coba kita balik pertanyaannya Haku, Yugito..." Naruto memandang ketiganya dengan tenang. Ada aura misterius dari pancaran mata biru tersebut "Kenapa Danzo berani menantang 4 desa besar ketika dia tahu bahwa 4 desa besar memiliki persentase pemikiran bahwa Danzo tidak memiliki kekuatan untuk mengalahkan 4 desa besar? Kenapa Danzo berani melakukan hal yang jelas-jelas 4 desa besar memikirkan sebaliknya. Kenapa?"
Yugito mengerutkan keningnya. Haku memegang dagunya menggunakan tangan kanannya sementara Utakata celingak-celinguk memandang kedua pengawal Naruto tersebut dengan wajah kebingungan.
'Jujur saja aku sedikit tidak mengerti dengan ucapan Naruto-san, tetapi kenapa mereka berdua bisa sok-sok an berpikir memahami perkataan Naruto-' mata Utakata melebar 'MEREKA BERDUA SOK MENGERTI DEMI MENGHARGAI UCAPAN NARUTO-SAAAN!"
Tampak Haku dan Yugito memasang wajah berpikir yang dipaksakan. Tentu saja Utakta ternganga dengan wajah sweatdropped yang tak tertahankan. Naruto tertawa renyah. Ketiga pengawal Yondaime Uzukage memandang Uzukage tersebut dengan pandangan bingung.
"Jangan memaksakan diri...baiklah, aku beri gambaran sedikit," tampaknya Naruto mengerti kebingungan tiga pengawalnya "Danzo menantang pihak kita dan mengajak 4 desa besar yang sudah memihak Uzu untuk menyerang Konoha sebelum diserang. Fakta atau opini, kekuatan militer Konoha sangat kuat dan pertahanan mereka sangat kokoh?" Naruto sepertinya memberikan pertanyaan lagi. Utakata memandang ragu-ragu ke arah Uzukage keempat tersebut.
"O...pi...ni? Opini kah?" kata Utakata malah bertanya balik.
"Opini." Jawab Haku dan Yugito tegas.
"Kenapa Opini? Karena secara logika, walaupun dikenal sebagai desa terkuat dari 5 desa besar, Konoha tidak akan mampu melawan aliansi 4 desa besar ditambah kekuatan Uzu dan Negeri Iblis. Nah, kita memutuskan opini karena fakta logika seperti itu."
Haku dan Yugito mengangguk. Utakata juga mulai sedikit mengerti karena penjelasan Yondaime Uzukage.

KAMU SEDANG MEMBACA
Naruto : The Long Journey To Reveal The Darkness
Fiksi PenggemarNaiknya Uzumaki Naruto sebagai Yondaime Uzukage membuat Uzushiogakure membuka hubungan dan kerja samanya dengan desa desa lainnya, termasuk sebuah Negara Iblis yang dipimpin seorang Ratu bersifat dingin dan memiliki kemampuan menyegel setan serta me...