Chapter 5 | Antara Politik dan Cinta

238 13 0
                                    

Uzushiogakure, 17 Oktober

Naruto POV

Kulihat diriku di cermin. Menyedihkan. Di hari pernikahan suciku di mana nanti aku dan Shion akan resmi sebagai pasangan suami-istri, aku dilanda permainan politik antara Uzu dan lima desa besar. Seharusnya wajah yang berada di cermin itu adalah wajah bahagia. Wajah senang. Wajah gembira. Tapi ekspresi di cermin itu adalah wajah cemas, khawatir, dan entah kenapa, takut. Aku tidak pernah memiliki rasa itu. Bagiku, takut adalah salah satu cela di hati yang perlu dibuang. Jika takut masih berada di hatiku sampai saat ini, aku mungkin tak akan berdiri di atas Gunung Matari sambil melihat Uzu dengan gelar Uzukage ini.

Aku dengan cepat mengancingkan bagian terakhir dari baju pernikahanku ketika sebuah ketukan pelan dan sopan terdengar di pintu. Aku sudah tahu irama ketukan itu dan siapa yang akan berada di balik pintu. Saat membuka pintu, wajah sopan dan datar Konan mengangguk kepadaku dan dia langsung menumpukan lutut kanannya di lantai dengan hormat dan memandang ke bawah. Tetap, selalu formal.

"Positif, Yondaime-sama, para lima kage akan datang ke pesta pernikahanmu pagi ini."

Aku berusaha menjaga ketenanganku. Namun keningku langsung terasa mengerut.

"Jadi mereka menerima undangannya dua hari yang lalu? Tapi apa ada tanda-tanda yang aneh selain itu, Konan?"

"Tidak ada." Konan mengangkat kepalanya dan memandangku dengan tajam. Seolah-olah tatapannya masuk ke iris mataku.

"Hanya saja, dari bawahanku di Konoha, pemakaman Sandaime tidak dilakukan di tempat umum. Para warga mungkin tidak tahu bahwa Sandaime telah meninggal dunia, kemungkinannya Danzo melakukan tipu muslihat dan dia-"

"Si sialan itu mengatakan kalau Sandaime menyerahkan kursi Hokage kepadanya, dengan berbagai alasan. Dia memanipulasinya."

Konan mengangguk. Aku sedikit mengernyit marah.

"Bagaimana dengan para Anbu Konoha?" aku berusaha mencari celah.

Konan menggelengkan kepala "Mereka sepertinya termakan cerita bahwa Sandaime dibunuh oleh seorang pemberontak. Tapi mungkin beberapa Anbu masih menyelidiki."

Aku menganggukkan kepalaku. Konan pun meminta izin pergi dan aku memberikan tanda izin. Ketika agen terbaik Uzu itu hilang dengan kertas-kertas yang melayang. Aku bersandar di tepi pintu dan menegakkan kepalaku. Tiba-tiba bayangan tentang kata-kata Shion soal mimpinya membuatku kembali cemas. Kudengar denting jam di kamar, pukul 07 pagi tepat. Pernikahanku akan dimulai 1 jam lagi. Aku harus cepat menyelesaikan persiapanku sebelum sang ratu selesai dengan bedaknya.

.

.

.

.

.

"Semuanya sudah diatur?"

Aku menghela napas lega. Para pelayanku menganggukkan kepala dengan mantap. Nagato yang berada di sampingku tersenyum dan menepuk pundakku dengan irama bersemangat.

"Bersemangatlah, calon suami sang Ratu Iblis. Kau sebentar lagi akan merasakan apa itu malam pertama."

Aku merenggut kesal. "Berhenti mengoceh tentang itu, Nagato." Aku pun berusaha menjejalkan kakiku menuju depan istanaku. Saat aku berada di depan pintu istana, para rakyat Uzu bergembira. Seperti karnaval hari Uzu, yakni hari di mana Uzukage pertama membangun desa Uzu dari nol, para rakyat meniupkan terompet, anak-anak menari riang, para wanita menyanyi dengan suara emasnya, para penghibur istana Uzukage turun ke jalan dan melakukan atraksi demi memeriahkan acara pernikahan ini.

Aku tak dapat menahan senyumku. Kulihat semua rakyat bergembira. Sangat membuat hatiku berdetak kencang dengan irama kebahagiaan yang tiada tara. Yahiko memimpin arak-arakan para ninja terbaik Uzushiogakure dan ninja-ninja itu melakukan atraksi shinobi yang begitu memukau. Aku tak sanggup menahan perasaanku. Luapan kegembiraan meletup-letup di dadaku. Jujur saja, inikah yang pernah ayah sebut dengan kepuasan seorang pemimpin, di mana dia puas ketika melihat orang-orang yang dipimpinnya berada dalam kesejahteraan dan bisa tertawa dengan lepas? Di mana bisa tertawa dengan begitu renyah? Kulihat Nagato dan dia nampak menikmati tarian para wanita rambut merah Uzu yang nampak indah gemulai dan sedikit menggoda. Sifat agak mesum-nya memang sedikit mengkhawatirkanku.

Naruto : The Long Journey To Reveal The DarknessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang