Chapter 2 | Kejatuhan

779 30 0
                                    

"NARUTO SIALAN! AKU TIDAK AKAN MENIKAHIMUUUU!"

Lima menit kemudian aku langsung mengetuk pintu gedung penerima tamu secara formal. Kepala pemiliknya yang langsung menyambutku dengan sigap karena seorang Uzukage yang berkunjung ke tempatnya. Dia tahu, dia tahu kalau aku akan mengunjungi siapa. Dengan langkah tenang aku harus tetap memasang ekspersi datar dan mengeluarkan aura kharismatikku. Walaupun hatiku terasa ingin menangis. Jika dikategorikan, Shion benar benar Tsundere..

"Yondaime Uzukage-sama ingin bertemu dengan Shion-sama secara empat mata.."

Aku menatap datar ke arah interaksi antara kepala pemilik gedung ini dengan kepala pelayan Shion. Sang kepala pelayan menggelengkan kepalanya perlahan lahan dan berbisik dengan kepala pemilik gedung sambil sesekali melirik ke arahku. Tidak beres..maksudku tidak bagus. Shion benar benar kesal kepadaku.

"Maaf Yondaime-sama..Shion-sama sepertinya tidak enak badan sehingga tidak dapat menerima tamu saat ini.."

"Bahkan calon suaminya?"

Kepala pemilik gedung itu terdiam. Dia melirik ke arah kepala pelayan calon istriku.

"Se-sepertinya begitu. Dia mengatakan kepada saya kalau dia benar benar kelelahan sehingga tidak dapat menerima tamu seorangpun..maaf Yondaime-sama.."

Dan aku dengan cepat menghilang menggunakan sunshin cahayaku.

Dan mungkin seenaknya muncul dengan cahaya emas di dalam kamar Shion. Aku sudah menanamkan segel Fuin di kamar Shion menggunakan pijakan kakiku sehingga aku bisa bebas ke sini dengan cepat. Perhatianku terpusat kepada dirinya yang tertelungkup di ranjangnya sambil membenamkan kepalanya di bantal. Aku berjalan mendekatinya, dan terdengar suara kecilnya yang seperti "Naruto baka! Naruto baka! Naruto baka! Naruto baka!"

Hei Ratu..kau sedang mengejek seorang Yondaime Uzukage.

"Ehem.." aku sengaja berdehem pelan untuk menyadarkannya dari rutukan percumanya tersebut. Dia senyap dan suasana menjadi hening. Aku akan siap siap jika dia berteriak yang aneh aneh.

"Ada apa kau ke sini?"

Aku tidak bisa menahan untuk mengangkat alis kebingungan. Shion langsung bangkit dari acara tertelungkupnya dan duduk dengan tenang di sampingku. Dan pesona Ratunya kembali. Wajahnya tenang, datar dan dingin bagai boneka. Suaranya pun sangat khidmat dan anggun. Meskipun begitu, aku masih sangat teliti. Masih terlihat jelas semburat merah di pipi halusnya dan hal tersebut membuatku tersenyum tipis,

"Kenapa kau tidak mengunjungiku?"

Dia menolehkan kepalanya ke samping kiri dengan mimik sombong "Hem..bukan urusanmu.."

"Hei..aku calon suamimu. Yang lebih penting adalah dalam ilmu kepemimpinan, jika ada seseorang petinggi mengunjungi tempat petinggi lainnya, maka yang mengunjungi lebih wajib memberi sapaan atau mendekatkan hubungan dengan petinggi yang dikunjungi.."

"Aku tidak pernah mendengar ilmu begitu.."

"Tsk..iya, kau adalah Ratu aneh yang mengira calon suamimu adalah pencuri-ITTAIIII!"

Shion tiba tiba mencekik leherku dan menghujamkan tubuhku ke kasur. Wajahnya sangat amat merah dan matanya menunjukkan cahaya rasa malu yang besar. Dia dengan seenaknya mengguncang guncang kepala seorang Uzukage di ranjang dan menghantamnya dengan keras. Aku yang berusaha melawannya kini dengan cepat memegang kedua sisi pinggangnya dan menjatuhkannya ke samping kanan. Kami berdua berguling beberapa kali seperti orang gila dan akhirnya terjerembab ke lantai. Namun aku menang telak. Ratu Iblis itu berada di bawah dan aku menimpa dengan superior di atasnya. Wajah Shion yang semula datar kini benar benar shock dan mimiknya berubah sangat amat manis. Entah tanpa sadar, aku menyeringai..

Naruto : The Long Journey To Reveal The DarknessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang