Chapter 88

91 10 0
                                    

29 Desember, Pukul 11. 35 malam Sunagakure (Kejadian dimundurkan 1 tanggal dari cerita lalu)

"Ayo berangkat!"

Sasori menginjak sebuah batu yang tersembul di tanah bersalju di gerbang desanya dengan senyuman tipis. Di belakangnya sudah ada Pakura, Ebizuou, Rasa dan Kazekage ketigabersama 50 Jounin dan 20 Anbu terpilih. Rembulan malam terlihat berwarna perak di atas kepala mereka.

Sasori melesat ke depan dan bergumam senang "Kita rebut Ratu Negeri Iblis!"

.

.

.

31 Desember, Konohagakure

Uchiha Itachi baru saja selesai mengadakan rapat empat mata dengan Ketua Anbu Konoha, Hatake Kakashi, di kantor rahasia Anbu yang tidak bisa dijelaskan di peta. Dia pulang ke rumah dan menyapa Kaa-san nya yang sedang memasak di dapur. Itachi masuk ke ruang keluarga, Uchiha Sasuke sedang tertidur di sana dalam balutan kain bayi yang lucu. Itachi mencium kening adiknya yang baru berusia 5 bulan lalu berjalan ke belakang rumah. Ayahnya sedang melempar shuriken di halaman belakang. Ada 10 target dan kesepuluhnya tertancap shuriken tepat di tengah-tengahnya. Soal kemampuan dasar seorang Uchiha, ayahnya memang nomor satu.

"Tou-san"

"Hm?" Fugaku mengangkat tangan kanannya yang memegang shuriken tinggi-tinggi, kemudian melemparkannya ke target pertama.

Tak! Dua shuriken menancap tepat di tengah target pertama.

"Ada yang ingin kubicarakan soal rencana kudeta kita."

Fugaku berhenti sejenak untuk melempar shuriken.

"Apa itu?" Tanya Fugaku datar, kemudian melemparkan shurikennya ke target kedua. Tepat menancap di tengah-tengahnya.

"Mengevaluasi yang akan kita lakukan 1 Januari nantinya. Menurutku tidak tepat jika kita harus memulainya dengan menyerang para warga Konohaitu akan menimbulkan kepanikan dan kekacauan, maka kudeta kita bukan hanya dibilang kudeta, tetapi pemberontakan kasar."

Fugaku melempar shuriken ke arah target ketiga. Shuriken itu berputar lalu menancap tepat di tengah target.

"Saranku, kita harus melakukan penyerangan diam-diam terhadap Yondaime Hokage saat iniDanzo."

Nada suara Itachi yang terdengar menekan membuat Fugaku menghentikan lagi kegiatan pelemparan shurikennya. Dia menoleh ke arah anaknya dan memandang Itachi tajam.

"Kenapa harus dimulai dari orang yang dijaga penuh oleh Anbu Ne-nya itu? Bukankah akan lebih mudah kita menyandera warga sipil lalu meminta Danzo turun dari jabatan Hokage?" Fugaku menunggu jawaban Itachi. Anak sulungnya tiba-tiba mengambil dua shuriken dari tangan ayahnya dan menargetkan target lemparan kesepuluh, di mana Itachi yang berada di jam 6 sedangkan target tersebut berada di jam 3, benar-benar delevasi lemparan yang jauh.

"Karena Danzo tak akan peduli kepada warganya" Itachi mengambil ancang-ancang. Fugaku mendengarkan serius anak sulungnya sambil memandang kagum teknik shuriken Itachi "Dan dia akan menggunakan warga untuk mempertahankan entetitas yang bernama Konohacara sekotor apapun akan Danzo lakukan demi Konoha, walaupun mengorbankan warganya sendiri."

Itachi melempar shuriken pertama yang membelok 30 derajat dari garis lemparan lurusnya, kemudian melemparkan shuriken kedua yang memantulkan shuriken pertama.

Tak! Shuriken itu tepat menancap di target kesepuluh. Fugaku begitu takjub dengan kemampuan anak pertamanya itu.

"Bagaimana Tou-san?" tanya Itachi.

"Akan kupertimbangkan. Hmbukankah pacarmu Izumi adalah anggota Ne? coba kau hubungi dia soal idemu ini. Dia sudah beberapa hari tidak ikut rapat rahasia klan kita, aku khawatir dia akan dipengaruhi Danzo"

Naruto : The Long Journey To Reveal The DarknessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang