Chapter 94

96 12 0
                                    

Deidara mendecih pelan di udara saat melihat gerombolan warga Iwa yang keluar dari Gedung Pernikahan dengan wajah ketakutan. Beberapa terjatuh saat berlari karena saking tegangnya. Bagaimana para Uzumaki itu bisa masuk?! Deidara tak habis pikir. Saat matanya terus memperhatikan ledakan-ledakan yang terjadi di pusat Iwa, dia melihat dua anak Kitsuchi, yakni Akatsuchi dan Kurotsuchi berlari diantara warga yang panik. Akatsuchi yang ternyata melihat Deidara terbang di atasnya langsung berteriak kencang.

"Paman Deidara! Tolong ke sini!"

"Un?" Deidara menukik ke bawah lalu terbang mendatar di dekat tanah. Dia beberapa kali berteriak kepada warga Iwa yang berlari di depannya dan menghalangi jarak terbangnya.

"Ada apa? Apa pernikahannya kacau un?"

"Ya," Akatsuchi mendecih kesal "Rencana Tou-san kacau. Tolong jaga Kuro, aku akan mengatasi para Uzumaki itu."

"Aka-Gendutkau mau ke mana?" Tanya Kuro dengan wajah bingung. Deidara memeluk gadis kecil bersurai hitam itu dengan tatapan serius.

"Aku akan melakukan sesuatu Kurotsuchi. Kau bisa kan menjaga adikku?"

"Heh..bahkan sambil bertarung pun aku bisa un. Kau tidak apa-apa melakukan sendiri?"

Akatsuchi tersenyum lalu melahap potongan mini-pie terakhirnya "Tenang saja, emm Pie ini enak, aku adalah salah satu ninja yang menghancurkan Uzu. Saatnya membuang kepura-puraan menjadi sosok anak kecil yang suka makan," mata Akatsuchi menajam seram "Saatnya kutunjukkan kemampuan cucu Tsuchikage yang sebenarnya"

Deidara terbang ke atas lagi sambil memeluk Kurotsuchi yang berteriak memanggil abang gendutnya. Mata Dei melirik ke arah pukul 9 di bawahnya. Matanya melebar. Puluhan Jounin Iwa terpental ke berbagai arah saat terkena sebuah serangan berlistrik jarak jauh.

"KusoPara orang Kumo un!" Deidara menggigit bibirnya. Dia meletakkan Kuro di dekat leher burungnya dan menasehati cucu perempuan Tsuchikage itu untuk jangan banyak bergerak. Kuro mengangguk mengerti sambil memandang kebingungan ke bawah, dia bingung karena desa damainya kini dibom-bardir dengan diiringi teriakan-teriakan ketakutan. Sementara itu Deidara menghidupkan Walkie-Talkienya dan coba menghubungi rekan-rekan sesama divisi elit.

"Deidara masukDeidara masuk un, ganti."

-DHUAAARHHH!- terdengar ledakan di saluran komunikasi tersebut. Tidak bagus. Siapa yang menjawab panggilannya tadi pasti sedang bertarung di sana. Terdengar suara gesekan suara radio, suara sinus, lalu mati. Perlahan-lahan terdengar bunyi berderak pelan dan suara Roshi masuk dengan napas berat.

"Keparat Deiaku menghadapi beberapa ninja elit Kumo dan orang-orang rambut merah. Yang memimpinnya adalah seorang wanita berambut merah juga. Aku cukup kewalahan"

Deidara menggeram pelan. Serangan berbagai arah yatampaknya pemimpin penyerangan Iwa ini sudah memperkirakan letak-letak penjagaan Iwa dan menyerang tiap penjaga tepi desa secara terpisah. Hasilnyapenjagaan di pusat desa longgar ketika para penjaga tepi desa juga sedang diserang.

'Jika Yondaime Uzukage yang melakukan ini, aku percaya unpemimpin keparat itu memang berbahaya.' Deidara berbicara cepat dengan nada yang sedikit marah.

"Kalahkan mereka dengan elemen Lava-mu Roshi, langsung bantai saja dengan mode Jinchuuriki!"

Roshi terdengar mendesah di sana dan ledakan kecil terjadi, terdengar suara gangguan lagi baru kemudian Roshi menjawab kata-kata Dei.

"Aku tidak sebodoh kau Dei. Yang kulawan ini, si rambut-rambut merah adalah para Uzumakitentu saja mereka akan mudah menyegel kekuatan Bijuu-ku. Aku butuh sokongan, satu orang saja untuk menjadi defense-ku selagi aku menyerang mereka dengan mode Jinchuuriki. Kau bebas kan?"

Naruto : The Long Journey To Reveal The DarknessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang