Chapter 40

82 11 0
                                    

10 Desember. Kirigakure

Ao bergerak cepat di jalanan pusat desa yang masih dipenuhi penduduk Kiri yang merasakan euforia dari pembukaan Ujian Chunnin Kirigakure. Pengawal Yondaime Mizukage itu mengambil kesempatan keluasan geraknya saat sang pemimpin Kirigakure menikmati tontonan Ujian Chunnin tahap pertama di ruangannya. Ao masuk ke sebuah jalan tikus di antara dua toko dan masuk ke dalam markas besar Rebellion yang berada di bawah tanah Kirigakure. Saat memasuki ruangan utama, nampak jelas semua anggota Rebellion bergerak untuk operasi besar-besaran mereka. Ruangan itu sepi. Ao masuk ke ruang rapat utama dan melihat Michiru serta beberapa anggota lainnya sedang sibuk mengkoordinir semua pasukan Rebellion di lapangan. Semua mata memandang Ao dan memberi hormat kepada pria bersurai biru muda dan bertutup mata satu tersebut.

"Masih aman, Michiru?"

Michiru mengangguk "Aman, Ao-san. Tidak ada yang mengikuti anda?"

Ao menggelengkan kepalanya "Aku adalah ninja tipe sensor, apalagi saat mata kanan ini kubuka" Ao tersenyum dan menepuk pundak salah seorang anggota Rebellion yang juga membantu Michiru mengkoordinasi pergerakan Rebellion. Dia membuka laci sebuah meja di sudut ruangan dan mengambil beberapa berkas.

"Ini berkas beberapa anggota kita, Michiru?" Tanya Ao sambil merapikan tumpukan kertas tersebut di meja. Michiru menoleh ke arah Ao dan menganggukkan kepalanya.

"Hati-hati saat membawanya kepada Mei-sama, Ao-san"

Ao tertawa pelan mendengar perhatian Michiru. Dia menggulung tumpukan kertas tersebut dan memasukkannya di celah bajunya. Ao akan memberikan berkas anggota Rebellion tersebut kepada Mei supaya dapat memetakan pergerakan Rebellion sendiri. Ao berbicara beberapa patah kata dengan Michiru dan meninggalkan markas Rebellion dengan kewaspadaan tinggi. Tujuannya sekarang adalah menuju sahabatnya, Mei Terumi yang kini juga sedang keluar untuk menemui pemimpin Pasukan garis depan nomor tiga, Maki Haruto.

10 Desember. Kirigakure

Inari mendesah lega saat melihat sebuah gerbang yang terlihat kejauhan di pandangan matanya. Zi langsung menjatuhkan dirinya di sebuah pohon dan mengangkat kepalanya ke atas. Dia memandang dahan pohon yang ditimbuni salju tebal. Bocah berambut putih klimis itu kemudian menatap satu persatu wajah temannya yang kelelahan akibat berlari kencang saat dikejar para Harimau Salju yang kelaparan.

"Gerbang sudah kelihatan" Tanaki menutup mata kanannya karena berusaha mencari napas akibat larinya tadi "Bagaimana kita keluar dari sana jika tidak membawa bola mata itu?"

Zi mengambil sebuah kantong dari balik bajunya dan meletakkannya di antara 4 temannya. Semua mata memandang penasaran kantong tersebut.

"Apa itu Zi?" Tanya Inari dengan nada tajam. Dia memandang serius temannya tersebut.

"Bola mata" jawab Zi enteng, yang membuat lainnya berteriak terkejut.

"K-kau, dari mana kau mendapatkannya Zi?!" Tanya Taneki dengan nada meninggi. Zi menghela napasnya perlahan. Dia menggaruk belakang kepalanya dengan malas.

"Saat melihat 5 mayat yang pertama kali kita lihat, aku mencongkel mata mereka yang tersisa dan menjadikannya sebagai syarat kita lolos dari hutan ini-"

"ZI! BERANI SEKALI KAU MEMPERLAKUKAN MAYAT-MAYAT SEPERTI ITU!" Inari memegang kerah Zi dengan kedua tangannya dan mengguncang tubuh temannya tersebut penuh amarah. Zi hanya balas memandang datar ke arah Inari.

"KAU TIDAK BERPIKIR SOAL RASA KEMANUSIAAN ATAU MORAL?! BAGAIMANA BISA KAU MELAKUKAN HAL-"

"INARI!"

Semuanya memandang terkejut ke arah Zi. Inari juga tersentak kaget. Pegangannya terhadap kerah Zi sedikit mengendur. Zi menepis tangan bocah bersurai hitam tersebut dan sedikit menundukkan kepalanya hingga wajahnya ditutupi bayangan hitam.

Naruto : The Long Journey To Reveal The DarknessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang